Cara kuno mengembangkan produk tidak akan berhasil jika Anda sama ambisiusnya seperti kami. Ketika tantangan yang ada sifatnya kompleks, Anda harus mengembangkan produk dengan cara yang lebih kolaboratif
Demikian ungkap Jony Ive ketika ditanya seberapa pentingnya kerja sama tim bagi dirinya. Bagi orang luar, mungkin Ive terlihat seperti one man show di Apple, namun bagi Ive sendiri tidaklah demikian. Kontribusi rekan-rekan satu timnya ikut membantu dirinya dalam merancang produk-produk fenomenal dari Apple yang biasanya diingat orang di seluruh dunia.
Sistem Proses Produk Baru Apple
Semakin melambung penjualan iMac, orang-orang di Cupertino mendapati Steve Jobs makin cerewet. Jobs terus mengajukan revisi dan warna-warna baru untuk iMac, nyaris seakan ini merupakan produk gagal. Ive yang sudah terbiasa dengan kebiasaan antik Jobs ini tidak mau terlalu pusing menanggapinya. Dia langsung menunjuk Doug Satzger, pemimpin resmi kelompok desainer untuk menangani revisi dan pergantian warna yang diinginkan oleh Jobs.
“Saya ingat, suatu hari Steve masuk ruangan dan mulai mengomel, mengatakan bahwa terlalu banyak barang di sini,” kenang Satzger. “Dia menatap saya dan bilang, ‘kamu payah’.” Satzger ingat bahwa waktu itu dia tertawa, tapi langsung berhenti karena wajah Jobs kelihatan sebal. Ternyata yang menjadikannya jengkel adalah: Terlalu banyak pilihan warna pada iMac (padahal sebelumnya dia yang meminta tambahan pilihan warna itu). “Steve waktu itu berjalan ke arah iMac dengan pilihan warna kuning, mengangkatnya, dan langsung melemparnya ke dinding sudut ruangan, ‘Warnanya mirip kencing! Aku benci kuning’.” Satzger tergelak. “Kami memberinya terlalu banyak pilihan dan informasi. Sepertinya itu tidak menyenangkan Steve. Dia bilang ‘Aku bisa lihat warna-warna ini di produk lain, orang bakal mengira ini produk generik’.”
Satzger melaporkan kepada Ive pilihan warna spesifik yang diinginkan Jobs. “Berapa lama waktu yang diberikan untuk kita harus mengerjakan ini?” Tanya Ive. “Tiga minggu,”
Mata Jony terbelalak, “Kau pasti sudah gila!”
Meskipun demikian, tim desainer ternyata mampu mengerjakan revisi warna ini dengan cepat sehingga iMac baru langsung masuk produksi. Kelak sistem baru ini akan menjadi cara proses produk baru Apple.
Dalam upayanya untuk merespons karakter Steve Jobs yang selalu ingin serba cepat dan sempurna, tim inti Apple, yang mana Jony Ive adalah salah satu di antaranya, mengembangkan sistem yang disebut ANPP atau Apple New Product Process. Bentuk nyatanya, tim ini mempersiapkan daftar checklist panjang, yang mana berupa tahapan-tahapan desain dan pemeriksaan produk yang harus dilaksanakan setiap divisi sampai produk tersebut jadi. Dengan demikian, semua orang tahu apa yang harus dilakukan, lengkap dengan deadline tertentu kapan pekerjaan individu tersebut harus diselesaikan. “Ini adalah segala hal rinci yang perlu dilakukan dari tahap desain sampai produk hadir di toko,” jelas salah seorang mantan eksekutif Apple. “Sistem ini bahkan mengikat sampai ke para pemasoknya, yang mana melibatkan ratusan perusahaan. Segala sesuatu mulai dari cat dan sekrup untuk berbagai komponen.”
Sebenarnya ANPP ini bukan sistem baru. Hewlett Packard sudah menerapkan praktik semacam ini, bahkan populer dengan julukan HP Way. Namun sistem ini disempurnakan oleh Steve Jobs dengan pengecekan mendetail yang dilakukannya sendiri di setiap tahapan. Jobs benar-benar terlibat dari awal desain hingga bagaimana produk ini dihadirkan di toko. Hal lain yang membedakan adalah dokumentasi yang dilakukan di setiap tahapan checklist hingga produk selesai. “Semuanya tertulis. Harus! Sangat banyak komponen bergerak yang terlibat,” ujar Sally Griseder, mantan manajer di Apple’s Advanced Technology Group (divisi yang bekerja berkaitan erat dengan kelompok desain). “Inilah alasan kenapa Apple merupakan perusahaan yang sempurna untuk tempat Anda bekerja. Perusahaan ini punya buklet detail tentang bagaimana cara mengerjakan produk, sangat terperinci di setiap tahapan. Buklet ini membantu Anda saat mengerjakan software atau hardware tertentu. Pengerjaannya sangat sistematis sehingga lebih sedikit pertanyaan dan waktu yang dihabiskan untuk menjelaskan sesuatu kepada pekerja baru.”
‘Menciptakan Ulang’ Laptop
Kesuksesan iMac menjadikan tim bisa mengalihkan perhatian pada kuadran rencana produk selanjutnya sebagaimana visi Stevev Jobs: sebuah produk portabel untuk konsumen. “Arahan Steve waktu itu sangat singkat,” ujar salah seorang desainer. “Bawa iMac ke laptop!”
Ide untuk iBook ini berasal dari sesi brainstorming, tapi tidak melibatkan survei pasar atau focus group dari luar desainer. “Kami tidak mempertimbangkan pendapat pasar untuk ini,” ujar Jony Ive tegas. “Sangat tidak adil menanyakan kepada orang-orang yang tidak memiliki bayangan tentang masa depan produk dan menghadirkannya dalam sebuah konteks desain.”
Pada waktu itu, laptop umum berbentuk kotak, hitam, dan terlihat misterius. Jony ingin agar ada kesan lain dari produk Apple. Dia kemudian mengajukan desain awal berbentuk ‘clamshell‘ yang penuh lekukan dan terinspirasi dari mahluk laut. Desain ini kemudian diserahkannya kepada Chris Stringer, pemimpin kelompok desain untuk proyek ini untuk disempurnakan. Pada era ini, Jony sudah memikirkan sesuatu hal yang akan membedakan laptop Apple dengan produk lain, yaitu bagaimana laptop ini akan tertutup sangat rapat dan mencegah komputer untuk ‘bangun’ ketika dibawa ke sana kemari, serta mengeringkan baterai. Pemikiran Ive pada saat itu adalah, akan sangat bermanfaat jika laptop yang mendukung seseorang bekerja di mana saja, bisa bebas dibawa ke manapun tanpa terlalu mengkhawatirkan sisa baterai. Seseorang bisa langsung membuka laptop, lalu melanjutkan pekerjaan. Dia mungkin saat itu tidak sadar bahwa konsep ini akan menjadi landasan laptop Apple beberapa dekade ke depan dan menjadikannya hal yang berbeda dengan produk lain, nyaris tak tersentuh!
Tim desainer kemudian juga menambahkan sesuatu yang unik, yaitu gagang terintegrasi yang memungkinkan konsumen membawa produk ini seperti sebuah koper. Selain menambahkan kepraktisan, ini menjadikan seseorang ‘lebih terhubung’ dengan mesin ini. “iBook memang dirancang untuk mendorong pengguna menyentuhnya,” jelas Jony. “Permukaan yang melengkung, serta lapisan karet, ini memberikan sentuhan yang lebih taktil dan menjadikan seseorang tidak ragu untuk menyentuhnya.”
Meskipun kelihatan indah, tentu saja bentuk penuh lekukan yang ‘seksi’ ini adalah mimpi buruk untuk divisi produksi. Bahan pembuatan yang diajukan juga tidak mudah. Lapisan luar dan gagagn perangkat ini dibuat dari plastik khusus dari DuPont yang disebut Surlyn. Bagian intinya berasal dari magnesium untuk memberinya kekuatan. Teknik untuk memasukkan inti magnesium ini juga merupakan teknologi baru pada zamannya yang disebut metal injection molding. Intinya adalah bagaimana ‘menyuntikkan’ inti logam dan plastik bersamaan, sehingga keduanya tidak akan menjadi dua lapisan bahan berbeda. Untuk melakukan ini saja, pabrik di Asia yang mendapatkan tugas untuk produk ini harus melakukan riset berbulan-bulan agar hasilnya sempurna. Tim desain Ive juga harus bekerja berdampingan dengan tim produksi untuk merumuskan cara yang benar-benar tepat untuk menghasilkan lekukan-lekukan pada produk ini.
Satu lagi teknologi baru inovatif yang ditanamkan pada produk ini adalah teknologi menangkap internet secara nirkabel. Uniknya, pada waktu itu fitur ini belum bermanfaat karena masih belum ada Wi-Fi. Namun iBook sudah dapat menangkap internet secara wireless tanpa memerlukan antena seperti perangkat teknologi lain. Steve Jobs menganggap memasang antena pada laptop kelihatan sangat buruk dan kuno, oleh karena itu dia bersikeras untuk menambahkan teknologi yang bisa menangkap internet secara wireless dengan merekayasa sistem antena.
Agar teknologi ini bermanfaat, Steve Jobs bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan telekomunikasi untuk mendorong masuknya internet ke rumah tangga dengan teknologi yang memungkinkan internet dipancarkan ke seluruh rumah secara nirkabel. Visi Steve Jobs ini menjadikan iBook generasi pertama bahkan masih bisa menangkap internet dari WiFi modern di tahun 2020 ini!
PowerMac – Desktop untuk para Profesional
Pada tahun 2000, Jony dan kelompok desainer berupaya untuk menciptakan sebuah produk yang sangat ambisius, Power Mac Cube. Ini merupakan upaya tim tersebut untuk menciptakan sebuah komputer unggul, desktop kelas atas yang dipadatkan ke dalam case yang lebih kecil. Kenapa berbentuk kubus? Ive menganggap bahwa bentuk komputer dengan tower case yang umum kita jumpai merupakan desain yang sangat malas. Kenapa memberi konsumen bentuk ‘menara’ yang jelek hanya karena ini praktis bagi engineer? Dengan pemikiran itu, tim desain Apple berupaya untuk menciptakan mesin baru dengan menggabungkan olahan plastik dan logam baru dengan upaya memadatkan komponen-komponen dalam sebuah PC ke dalamnya. Bagi Jony dan timnya, ini adalah ‘latihan’ menciptakan kesederhanaan.
Meskipun disebut cube atau kubus, bentuk case perangkat ini sebenarnya bukan kubus, tapi sedikit persegi panjang. Bagian luarnya merupakan plastik bening yang tembus pandang, memberikan kesan bahwa ini merupakan kubus yang mengambang di udara. Salah satu upaya untuk mencapai pemadatan ruang untuk komponen adalah membuang kipas yang biasanya digunakan pada PC. Perangkat ini murni menggunakan sistem pendinginan udara luar, dengan cara menyedot udara masuk untuk mendinginkan chip, dan membuang udara panas ke sisi lainnya. Salah satu kehebatan desain lainnya adalah, betapa mudahnya mengganti komponen di dalam perangkat ini dengan cukup menekan tombol tertentu untuk melepaskan komponen dan mengeluarkannya dengan aman. Yang unik lagi adalah tombol perangkat ini bertipe kapasitif, mirip dengan ponsel-ponsel zaman sekarang!
Reaksi konsumen bisa ditebak. Mereka benar-benar tergila-gila oleh estetika desain perangkat ini. Perangkat ini benar-benar terlihat ‘canggih dan mahal’ – sebagaimana dikutip dari website komputer Ars Technica. “Power Mac G4 Cube merupakan sebuah produk terobosan,” ungkap Satzger. “Produk ini memiliki banyak teknologi baru yang menarik dan sistem mekanis yang indah. Benar-benar mengasyikkan menghabiskan waktu dengan perangkat ini!”
Powerbook untuk Power User Menyempurnakan Visi Steve Jobs
Setelah iMac, iBook, dan PowerMac, visi Steve Jobs ketika awal berupaya ‘membangkitkan’ Apple kurang satu lagi, yaitu sebuah notebook untuk profesional. Kali ini Jony meminta De Iuliis dan dua desainer lainnya untuk menciptakan sebuah laptop profesional dengan pengalaman pengguna optimal. Produk kali ini harus lebih mudah diproduksi, tapi lebih powerful untuk menjadikannya bermanfaat bagi kalangan profesional.
Hasilnya adalah Titanium PowerBook G4, yang mana waktu itu merupakan notebook paling ringan dan paling tipis di masanya dengan fitur yang terbilang lengkap untuk bekerja pada saat itu. Notebook ini merupakan laptop pertama yang memiliki layar lebar, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan profesional di bidang perangkat lunak. Bahan pembuatannya dilapisi titanium untuk menjadikannya kokoh dan tahan terhadap guncangan. Tim desainer Apple juga menghadirkan sebuah solusi baru, sebuah pengunci, yang bisa mengunci layar ke ‘badan’ Powerbook dengan sempurna, kemudian ketika dibuka menjadikan layar seperti ‘menyembul’ keluar, seakan siap untuk diajak bekerja. Pengunci ini seakan muncul otomatis ketika layar ditutup, dan menghilang ketika layar dibuka, sehingga melihat sistem pengunci ini bekerja saja seperti memberikan sensasi tersendiri bagi pengguna. Jika sistem pengunci ini aktif, perangkat ini akan langsung masuk ke keadaan sleep, sehingga perangkat ini diharapkan dapat berfungsi dengan super praktis!
Jerry Mancok adalah desainer yang secara khusus merancang pengunci itu. “Kami adalah sekelompok maniak,” ujarnya. “Jika kami mendesain sebuah tombol, maka akan ada sekitar lima puluh model tombol dengan tingkat detail yang sangat presisi, misalnya seberapa tebal tonjolannya? Apa bentuknya? Bulat? Kotak? Apa bahannya? Apakah logam? Plastik? Seberapa lebar diameternya? Ukurannya? Tingginya? Setiap detail hal ini dikerjakan dengan sangat cermat.”
Bukti lain mengenai betapa kelompok ini gila pada detail, mereka sampai harus mendatangi pabrik yang memproduksi untuk berkonsultasi dengan membawa sampel tombol power untuk PowerBook dengan berbagai macam bahan. Upaya mereka untuk mengurangi bobot ProBook ini juga dilakukan dengan optimal. “Orang memiliki reaksi yang mendalam terhadap berat dan volume,” ujar Ive menjelaskan alasannya begitu perhatian terhadap ukuran dan berat laptop ini.
Upaya mereka membuahkan hasil karena meskipun PowerBook dijual dengan harga mahal, laptop ini menarik banyak pelanggan baru ke platform Apple. Di antaranya adalah para geek, termasuk Linus Torvalds, pembuat Linux. Persamaan OSX dengan Linux yang menggunakan basis Unix ini nampaknya cocok bagi para pengguna Linux. Titanium PowerBook dianggap sebagai mesin yang serius untuk para profesional.
Meskipun demikian, PowerBook bukan tanpa masalah. Penggunaan beberapa jenis logam secara bersamaan di satu perangkat pada waktu itu memerlukan teknologi yang rumit, dan juga cenderung menimbulkan banyak masalah, terutama dalam hal reliabilitas. Laptop cantik ini tidak tahan lama, tidak seperti cita-cita Jony Ive pada saat pertama kali merancang PowerBook tersebut.
Episode selanjutnya akan membahas bagaimana Steve Jobs merevolusi dunia musik dengan perangkat yang desainnya sepenuhnya bergantung pada kejeniusan Jony Ive: iPod!
Catatan Penulis:
Maaf ya kelamaan hiatus. Kemarin ada pekerjaan besar yang bikin sibuk banget. Terus terang tadinya aku kira teman-teman semua sudah pada lupa dengan serial ini. Dan ternyataaa…
Jarak semingguan ini saja masih ada yang bilang masih menunggu serial ini dilanjutkan kembali. 😭
Makasih ya. Aku usahakan bakal rutin lagi menulis. Semoga bisa memenuhi harapan. ❤
Referensi:
Kahney, Leander. (2013). Jony Ive: The Genius Behind Apple’s Greatest Products. Amazon.
Arlidge, John. (2014). Jonathan Ive, Designs Tomorrow. Time
Rosoff, Matt. (2015). Jony Ive carried a resignation letter in his pocket the first time he met Steve Jobs. Business Insider
Phelan, David. (2018). Jony Ive Interview: Apple Design Guru on How He Created the New iPad and The Philosophy Behind It. Independent.
Rossignol, Joe. (2019). iBook Turns 20: Watch Steve Jobs Unveil the World’s First Notebook with Wireless Internet. Macrumors