Banyak di antara influencer di bidang teknologi seperti Michael Fisher, Rudy Huyn, atau Daniel Rubino mengakui bahwa Windows Mobile (dengan menyebut Windows Mobile, saya ingin mencakupkan seluruh versi Windows Mobile dan Windows Phone) meskipun gagal menghimpun pengguna dalam jumlah signifikan, namun para penggemarnya sangat militan – Bahkan melampaui Apple fanboy yang terkenal dengan stereotipnya sebagai kelompok anak-anak kaya manja yang rela melakukan apa saja untuk memiliki perangkat dari Apple. Penggemar Windows Mobile memiliki segmentasi lebih spesifik. Bisa jadi mereka tidak begitu ‘maniak’ terhadap produk-produk Microsoft lainnya, akan tetapi sangat militan dalam hal segala sesuatu yang berkaitan dengan Windows Mobile.
Menempuh kurun waktu yang tidak sebentar, Windows Mobile jelas sudah meninggalkan banyak kesan kepada mereka yang pernah ‘tersentuh’ olehnya. Karena itulah saya tertarik untuk mengulas Windows Mobile dan momen-momen bersama para fans yang pasang surut. Selain itu saya juga punya utang untuk mengulas OS mobile yang kita sayangi ini sih.
Untuk kamu yang menyukai sejarah teknologi, jangan khawatir, dari perspektif sejarah, saya akan mengulasnya dalam serial Silicon Valley yang kalau lancar bakal terus terbit tiap Sabtu pukul 18 GMT+7 (Sekalian promo deh).
Berikut ini saya berupaya menghadirkan kisah pasang surut antara fans dan Windows Mobile, siapa tahu salah satunya pernah kamu rasakan?
Inovatif tapi Menyusahkan
Windows Mobile di era awal hingga Windows Mobile 6.5 tidak pernah dianggap sebagai perangkat terbaik. Ponsel yang dikembangkan Microsoft ini memang penuh fitur baru inovatif yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. User interface miliknya pun menarik. Memiliki kesan seperti komputer dalam saku. Meskipun demikian, pengguna harus berjuang tiap hari menghadapi bug yang menjadikan Windows Mobile tidak bekerja dengan sempurna.
Sony Ericsson Aspen merupakan salah satu perangkat terlaris dalam era Windows Mobile 6.5 dan mungkin bahkan kamu masih bisa menemukannya di beberapa konter HP saat ini. Apakah kamu pernah merasakan era ini?
Lebih Cepat dari iPhone
Windows Phone 7 menjadi pondasi bagaimana perangkat seluler milik Microsoft ini mulai menarik banyak kalangan, terutama usia muda. Saat itu Android masih buruk-buruknya. Kalau kamu ingat, di masa ini Android masih konsisten mengalami freeze dan lag, bahkan kita tak bisa mengeluh jika Android mati tanpa sebab. Sementara itu iPhone masih belum matang. Masa pakai menjadi musuh utama bagi para pengguna iPhone. Digunakan sebentar saja baterai iPhone sudah kering tandas. Sementara itu, Nokia yang memerlukan OS baru untuk menggantikan Symbian, ternyata memilih Windows Phone. Kematangan Nokia bersinergi dengan OS Windows Mobile yang mulai matang dan dalam periode ini disebut Windows Phone 7 (Melanjutkan seri Windows Mobile 6.5 sebelumnya).
https://www.youtube.com/watch?v=vfIsUULWbA4
Windows Phone 7 hadir dalam ide-ide baru seperti Live Tile yang menampilkan informasi sekilas, Me Tile yang menjadi pusat jika kita ingin membagikan sesuatu secara online, serta interface Xbox Music yang mirip dengan Zune – Sangat keren dibandingkan dengan tampilan pemutar musik perangkat lain, apalagi iTunes yang kaku. OS ini segera menjadi alternatif bagi dua OS lain yang belum mendapatkan traksinya. Windows Phone 7 mendapatkan penggemar tersendiri karena keunikan tampilan dan berbagai fitur baru yang ditawarkannya. Penggemar bangga dan mendukung ide-ide unik pada WP7 serta bagaimana perangkatnya berjalan begitu mulus dan cepat, bahkan mengalahkan iPhone!
Kameramu Bisa Gini?
Windows Phone 8 mungkin adalah kisah cinta dan benci para penggemar. Hadirnya OS ini seakan ‘membunuh’ Windows Phone 7 yang mulai mendapatkan penggemar. Tidak kompatibelnya kernel dan hardware pada Windows Phone 7 dengan versi OS terbaru Microsoft menjadikan Microsoft ‘terpaksa’ membuat perangkat baru untuk Windows Phone 8.
Yang paling sakit hati adalah para pembeli Lumia 900, karena tidak sampai setengah tahun setelah perangkat tersebut dirilis, Microsoft mengumumkan Windows Phone 8. Forum pembahasan Microsoft dibanjiri caci maki pelanggan yang kecewa, dan uniknya… pengguna yang juga memuji-muji Windows Phone 8!
https://www.youtube.com/watch?v=kx_xoi8JASI
Windows Phone 8 berhasil mempertahankan apa yang dicintai fans dari Windows Phone 7: Live Tile yang semakin sempurna, Photos app yang unik, Xbox Music, manajemen RAM yang unggul – Namun satu yang bakal dikenang penggemar: Kamera!
Kamera milik Windows Phone 8 unggul bertingkat-tingkat dibandingkan platform lain. Diwakili oleh Lumia 920 dengan aperture yang sangat besar, Lensa Carl Zeiss, dan teknologi pemrosesan PureView yang unggul, Lumia 920 mendahului kamera ponsel pada zamannya. Menghadirkan gambar yang jernih meskipun dalam keadaan minim cahaya – Hal yang tidak mampu dicapai oleh kamera ponsel pada era tersebut.
Memiliki Windows Phone low end? Bukan masalah! Hasil potretnya bisa bersaing dengan platform kelas atas lain. Fokus yang tajam dan pengolahan warna yang natural menjadi andalan lini Lumia berbagai tingkatan. Apakah kamu masih ingat? Pada masa ini kamu bisa menjepretkan Lumia untuk mendapatkan gambar yang konsisten, belum lagi pada saat itu masih ada fitur Smart Camera Nokia yang memungkinkan pengguna mendapatkan foto yang sangat kreatif!
Di zaman Windows Phone 8 inilah fans memiliki kebanggaan sebagai ‘ekosistem ketiga’. Membawa Windows Phone seakan memiliki prestise tersendiri. Minimal jika teman lain membanggakan banyaknya game atau fitur-fitur aneh, pengguna Windows Phone cukup berkata, “Kameramu bisa gini?”
Cekrek!
HERE Maps > Google Maps
HERE Maps menjadi salah satu kebanggaan fans pada era Windows Phone 8. Pada masa itu, ide ‘peta dengan turn-by-turn guide’ merupakan ide yang fresh. HERE mengeksekusinya dengan sangat brilian.
Di kisaran 2011-2013, Google memiliki peta yang lebih lengkap, tapi HERE memiliki solusi yang membumi! Ambil Windows phone, tentukan tujuan, pasang earset – Lalu kemudikan kendaraanmu. Kamu akan merasakan kemewahan dituntun ke tujuan oleh panduan suara yang hampir 100% akurat!
Ini dimungkinkan oleh GPS kelas A, GLONASS, yang disematkan bahkan di Windows Phone low end seperti Lumia 520. Windows Phone mampu membaca posisi dengan akurat dan ini menjadikannya berbeda dengan platform lain. Apalagi pada kisaran tahun tersebut, Apple mengalami kekacauan memalukan dengan Apple Maps yang bahkan sering disindir hingga sekarang.
Rudy Huyn Pahlawan Kita-Kita
Para penggemar Windows Phone era WP8 sebagian besar mengingat dan mengenang Rudy Huyn. Berangkat dari seorang Developer independen, pria berdarah Prancis-Vietnam ini kini menjadi salah satu andalan Dropbox. Rudy Huyn membuat banyak aplikasi yang berkualitas, namun mungkin yang paling fenomenal adalah 6Tag!
Ini adalah aplikasi pihak ketiga untuk Instagram. Bagi Windows Phone 8, 6Tag adalah contoh bagaimana sebuah aplikasi dibuat dengan sepenuh hati. Aplikasi ini ringan, sesuai dengan konsep swipe ala Windows Phone, tampilannya indah, dan fiturnya nyaris lengkap. Ketika Facebook merilis Instagram secara penuh untuk Windows 10 Mobile, bahkan banyak guyonan seperti:
Teman saya bertanya, apa itu Instagram? Saya menjawab, oh.. Itu aplikasi semacam 6Tag, tapi lebih jelek.
Selain mengkoding aplikasi berkualitas, Huyn dikenal vokal dan selalu membela kepentingan para pengguna Windows Phone. Peristiwa yang paling fenomenal adalah saat Rudy membuatkan aplikasi Snapchat untuk Windows Phone. Di tahun 2014, Snapchat adalah rising star dan dunia terjangkit demam Snapchat. Tapi Evan Spiegel, Founder Snapchat, yang membenci Microsoft tidak terima ada aplikasi pihak ketiga di Windows Phone. Dia menuntut Microsoft agar menghapus aplikasi pihak ketiga tersebut, 6Snap, dari Store. Rudy Huyn paling vokal menentang Snapchat dalam hal ini. Dia bahkan bersedia membuka source code miliknya agar Snapchat bersedia merilis aplikasi resmi untuk Windows Phone.
Hey @Snapchat, I can give you access to #6snap source code, check it if u want but don’t let’s #windowsphone users without solution #beSmart
Rudy Huyn (@RudyHuyn) January 8, 2015
Rudy Huyn juga menggalang dukungan agar Snapchat bersedia merilis aplikasi untuk Windows Phone, dengan hasil belasan juta orang mendukungnya. Namun sekuat apa pun dia berteriak, upayanya tetap menemui jalan buntu. Spiegel tetap bergeming.
Setelah periode pasang surut Windows Phone ke Windows 10 Mobile, Rudy Huyn akhirnya menerima tawaran Dropbox yang ingin memanfaatkan bakat istimewanya dalam coding. Namun militansinya sebagai pengguna Windows Phone tidak pernah hilang. Empat September yang lalu, dia memenuhi ‘nazar’-nya untuk mengacungkan jari tengah ke Kantor Snapchat yang entah karena karma atau apa, mengalami penurunan dahsyat, bahkan diperkirakan akan bangkrut dalam 1-2 tahun ini.
4 years ago, I promised to say hello to some old friends from #VeniceBeach, today is the day. #stillWaitingAnApp pic.twitter.com/nivBLi4q85
Rudy Huyn (@RudyHuyn) September 3, 2017
Hingga saat ini, jika saya melihat 6Tag, saya selalu terkenang pada Huyn, perjuangannya untuk menyediakan aplikasi berkualitas untuk platform yang sempat diharapkan menjadi kuda hitam ini, keberaniannya berdiri di sisi penggemar Windows Phone, memprotes acara Microsoft yang dipenuhi Mac alih-alih Surface atau laptop Windows, marah, tertawa dan menangis bersama mereka.
Terima kasih atas semua perjuangannya, Rudy! Sukseslah di apa pun yang kau kerjakan!
Windows Phone Paling Laris Kok Gini
Kalau ditanya Windows Phone apa yang paling laris? Jawabannya adalah Lumia 535. Produk Windows Phone pertama (setelah era WP) berlabel Microsoft ini berhasil menyalip Lumia 520 yang sebelumnya berstatus sebagai Windows Phone paling laris. Pada saat itu tawaran spek dan rasio harganya cukup menggiurkan, apalagi ditambah reputasi Windows Phone yang memiliki deretan kamera terbaik meskipun low end.
Sayangnya, yang terlaris belum tentu yang terbaik. Secara ironis, Lumia 535 ini adalah produk Windows Phone yang paling bermasalah. Yang paling utama adalah cacat touchscreen yang diderita sebagian besar Lumia 535. Saat digunakan, layar Lumia 535 super sensitif, dan ini akan bertambah dua kali lipat saat posisi charging.
Para penggemar emosi, lalu membanjiri berbagai forum Microsoft dengan caci maki. Microsoft sendiri berdalih bahwa hanya diperlukan update software untuk mengatasi hal tersebut. Namun penelitian menunjukkan bahwa masalahnya lebih dari itu. Ini adalah masalah kurang bagusnya kalibrasi lapisan touchscreen dengan digitizer.
Saya yakin di antara teman-teman pembaca semua, pasti ada yang pernah memiliki Lumia 535 dan mungkin sampai sekarang masih emosi pada pembuatnya. Hahaha…
Surface Phone Mana?
Surface Phone adalah impian para penggemar Windows Phone. Dipuja hingga ke tingkat mistis, bahkan diyakini penggemar bahwa perangkat ini mampu menyelamatkan platform Windows Mobile yang sekarat.
Rumor tentang Surface Phone sudah mulai berhembus sejak era kesuksesan Surface. Perangkat yang didesain Panos Panay ini meraih kesuksesan dan bahkan menciptakan kategori baru di dunia komputer: Hybrid atau 2-in-1! Surface bisa menjadi tablet dan berfungsi sebagai laptop penuh dengan bantuan keyboard cover ataupun keyboard bluetooth. Belum lagi pen yang memungkinkan kamu mencorat-coret layar untuk membantu presentasi hingga menciptakan karya. Surface Phone adalah tipe ponsel dari perangkat Surface yang diharapkan bisa membawa Windows Mobile ke era kejayaan!
Diskusi tentang Surface Phone ramai di berbagai forum dan portal berita Microsoft. Berita-berita tentang Surface Phone menjadi penghibur penggemar yang mulai merasakan lara setelah Microsoft tidak lagi memproduksi Lumia sejak Lumia 950 dan Lumia 950 XL (Oke, setelahnya masih ada Lumia 650 dan Lumia 550, tapi itu low end) – Dan itu adalah tahun 2015! Untuk sebuah perusahaan yang ‘serius’ ingin berkompetisi di dunia mobile, tidak merilis flagship selama dua tahun itu tidak termaafkan!
Akhirnya, bukannya kepastian rilis Surface Phone (yang hingga kini masih di antara ilusi dan kenyataan) – Justru yang diterima para penggemar adalah: Berita dihentikannya pengembangan fitur untuk Windows 10 Mobile dan support akan berakhir tahun 2020 mendatang!
Sejak kepastian yang diungkapkan Joe Belfiore dan Satya Nadella tersebut, saya yakin kamu juga membaca berita tentang ‘Surface Phone akan rilis’ dengan gairah yang tak lagi sama seperti dulu. Semakin surut dan redup.
Cerita Kamu?
Saya tidak pernah merasa sebagai penggemar besar Windows Mobile. Dedikasi saya tidak sehebat teman-teman lain yang mungkin lebih ‘gila’ dari saya dalam mencintai platform ini. Meskipun begitu saya bisa menyebut diri saya menyayangi platform ini. Saya berusaha mendukungnya. Saya memiliki beberapa perangkat Windows Phone seperti Lumia 520, Lumia 820, Lumia 625, Lumia 535, Lumia 1020, dan Lumia 950.
Saya mulai menggunakan Windows Phone karena tidak puas dengan Android yang saat itu masih dalam fase perkembangan dan sangat tidak reliabel. Galaxy Note saya pada waktu itu merupakan salah satu flagship Android, hobi menunjukkan gejala macet, freeze, lag, dan aplikasinya saling crash satu sama lain. Saya angkat tangan dan mencoba Lumia 820 yang hadir dengan OS Windows Phone 8. Cocok dengan keunikan OS ini, saya terus menggunakannya hingga sekarang.
Saya akui saya masih menggunakan ‘hitung-hitungan bisnis’. Windows Phone dapat mengelola email dan Skype dengan sangat baik, dan itu yang dibutuhkan dalam pekerjaan saya. Jadi saya lebih kagum pada teman-teman yang bertahan menggunakan platform ini, bahkan meskipun mendapatkan keuntungan yang sangat minim darinya. Saya yakin teman-teman punya cerita tersendiri, lebih dari sekedar ‘kebutuhan akan smartphone’ – Karena untuk tetap memegang platform ini dibutuhkan kesabaran keteguhan dan rasa cinta yang luar biasa.
Teman-teman bisa membagikan kisah-kisah itu di sini, di kolom komentar. Karena mungkin jika Microsoft memutuskan untuk total tidak akan merilis lagi platform mobile – Maka ini mungkin kisah kita yang terakhir, yang bakal jadi kenangan berharga jika suatu hari kita rindu dan kebetulan melirik perangkat kesayangan kita yang tergeletak di ujung meja, namun tidak lagi dibawa untuk menemani kita.