Kisah Silicon Valley #150 – Kesuksesan di IBM dan Compaq, Lalu Bergabung Perusahaan yang Nyaris Bangkrut

Richard Daugherty, General Manager IBM via cache.wral

Ketika ditanya apa yang menjadikan Tim Cook berbeda dengan rekruitan lain saat bekerja di IBM, Richard Daugherty, General Manager IBM pada saat itu mengungkapkan bahwa tugas Cook, bahkan pada awal dia bekerja, sangat kompleks. Dia harus memastikan bahwa perusahaan memiliki komponen dalam jumlah yang tepat untuk produk yang sedang dibuat. “Ini tugas yang sangat berat, karena kita punya sejumlah besar vendor dan harus memastikan komponen dalam jumlah tertentu sudah tiba di tempat yang benar dan dalam waktu yang tepat juga,” ungkap Richard. “Ini pekerjaan yang sangat besar. Kalau Anda tidak melakukannya dengan baik, maka kita tidak akan bisa mengirimkan produk, atau bahkan mungkin tenggelam dalam kelebihan stok komponen. Sangat umum orang melakukan kesalahan dan menimbulkan salah satu dari dua hal tersebut terjadi. Namun dari yang saya ingat, Tim Cook melakukan hal ini dengan sempurna seolah ini keahlian yang sudah dia miliki sejak lahir.” Daugherty menggeleng-gelengkan kepalanya penuh kekaguman.

Masuk Daftar High Potentials

Setelah beberapa tahun bergabung dengan IBM, Cook disebut-sebut memiliki potensi tinggi. IBM punya julukan khusus untuk pegawai semacam itu, yaitu HiPo (High Potential). HiPo merupakan program besar di IBM. Semua karyawan paham bahwa program ini bertujuan untuk ‘menemukan’ calon pemimpin di IBM di masa mendatang. Setiap tahun, manajer senior di perusahaan ini akan membuat daftar dua puluh lima talenta muda paling menjanjikan. Daftar tersebut berisi peringkat kemampuan calon pimpinan tersebut mencakup kinerja, tanggung jawab, dan potensi kepemimpinan.

“Saya meletakkannya di peringkat pertama dalam daftar HiPo saya,” ujar Dick Daugherty, salah satu senior eksekutif di IBM. “Cook sudah menarik perhatian saya sejak awal karena kinerja dan sikapnya yang sangat baik. Bukan saya saja, bahkan banyak eksekutif yang sudah ‘memantau’ anak ini. Mereka sangat percaya padanya.” Di IBM, Cook terkenal karena etos kerjanya yang sangat bagus, yang mungkin terasah sejak dia SMA dan kuliah. Bahkan mantan manajer yang merupakan atasan langsung Cook di IBM, Ray Mays, sering terheran-heran oleh kerja keras Tim Cook. “Hal pertama yang paling menakjubkan bagi saya adalah etos kerjanya. Saya bahkan seakan tidak pernah melihat dia tidur. Dalam satu peristiwa, kami mengirimnya ke Tiongkok, dan mungkin di sana waktu itu pukul 2 dini hari. Saya menelepon untuk meminta laporan, dan dia menjawab dalam lima menit. Dia adalah salah satu orang paling pintar yang pernah bekerja bersama saya,” ungkap Mays.

Salah satu bagian dari filosofi IBM adalah, lebih baik mempromosikan pimpinan dari lingkup dalam IBM sendiri daripada mengambil pemimpin dari luar. Mereka yang masuk daftar HiPo ini jelas berada di baris depan untuk secara internal bakal dipilih untuk memegang peran pemimpin di masa mendatang. Tim Cook sudah masuk ke lingkaran ini. Sebagai seseorang yang masuk daftar HiPo, dia secara temporer bekerja sebagai manajer departemen produksi dan bahkan merangkap sebagai asistem manajer pabrik.

Tim Cook bahkan bertindak lebih jauh. Di waktu senggang dia suka memeriksa operasi di tingkat pemasok komponen dan memastikannya dikirim tepat waktu. Ini sebetulnya bukan tanggung jawabnya, tapi Cook beralasan dia ingin tahu perjalanan produksi secara utuh. Saking superiornya performa Cook di IBM, Daugherty menyatakan bahwa selama Cook bekerja di situ, dia selalu dipilih untuk memberikan presentasi kepada manajemen IBM. Ini biasanya tanggung jawab eksekutif. Tapi Cook selalu melakukannya dengan baik, sehingga para eksekutif dengan senang hati ‘memberikan panggung’ kepada Cook. Mereka semua bahkan sepakat kalau anak ini bisa menjadi salah satu eksekutif IBM di masa mendatang.

Keuntungan lain yang diperoleh sebagai karyawan dalam daftar HiPo, Cook dikirim untuk mendapatkan pendidikan kepemimpinan manajemen tambahan. Cook benar-benar memanfaatkan kesempatan ini dan mulai menghadiri kelas di Fuqua School of Business dari Duke University yang kemudian memberikannya gelar master of business administration pada tahun 1988. Sepertinya ini merupakan hubungan timbal balik yang sangat baik karena gelar MBA ini meningkatkan karier Cook di IBM, sementara IBM dengan senang hati membiayai pendidikannya karena mereka membutuhkan keahlian manajemen dan kepemimpinannya.

Di Duke University, Cook mengikuti kelas etika yang ke depannya memberikan dampak mendalam untuknya. Tidak umum bagi seorang engineer mengikuti kelas etika, tapi Cook ingin memperluas wawasan dan cara pandangnya terhadap bisnis. Kelas Etika ini memberikannya pandangan terhadap bisnis yang sangat berbeda dibandingkan orang lain di industri ini. Hal yang dia pelajari adalah, kita harus meninggalkan sesuatu lebih baik dibanding saat pertama kali menemukannya. Prinsip-prinsip etika ini kemudian memengaruhinya secara mendalam, terhadap cara pandangnya kepada karyawan serta bagaimana karyawan harus diperlakukan dengan hormat. Ini adalah hal-hal yang diterapkannya saat bekerja di Apple.

Meniti Karier di Compaq

Selama belasan tahun karirnya di IBM, Cook beberapa kali dipromosikan dan menjadi manajer tingkat kedua. Dalam hierarki IBM, karyawan umum melapor kepada manajer tingkat pertama, dan beberapa manajer tingkat pertama ini memberikan laporan kepada manajer tingkat kedua. Posisi Cook saat itu hanya satu tingkat di bawah Daugherty yang merupakan General Manager.

Kehidupan di IBM berjalan cukup menyenangkan bagi Cook. Banyak orang melihatnya sebagai seorang penyendiri, namun dia juga memiliki beberapa orang teman dan sering menghabiskan waktu bersama mereka. Banyak yang bahkan masih mengenang selera humornya yang tinggi. Meskipun jarang bicara, orang akan selalu mendengarkan dan tertawa ketika Cook menceritakan sebuah lelucon. “Orang menikmati bekerja bersamanya. Dia jelas lebih pintar dari orang-orang lain, lebih agresif secara positif dalam pekerjaan jika dibandingkan dengan orang lain, serta bekerja lebih keras dari siapa pun,” ujar Ray Mays. “Namun semua kelebihannya tidak menjadikan dia memandang dirinya lebih tinggi dibandingkan orang lain. Dia lebih sering terlihat sendirian, namun pada banyak momen dia akan berkumpul di acara-acara yang dihadiri banyak karyawan, dan menjadi ‘bintang’ di sana.”

Satu hal lagi yang menjadikan Cook disukai para karyawan level bawah. Ketika Natal dan Tahun Baru, toko-toko milik IBM penuh diserbu pembeli. Pabrik juga berkewajiban memenuhi pesanan PC dari banyak tempat. Suasananya sangat ramai pada saat itu. Cook sebagai karyawan level atas berperan besar dalam manajemen dan persiapan untuk melewati momen ini. Dia sudah melakukannya dengan sangat baik, dan bahkan masih membantu karyawan level bawah di toko, terutama ketika sebuah toko mengalami masalah terkait kekurangan tenaga atau kekacauan pengiriman dan penyiapan barang. “Momen akhir tahun biasanya menjadikan orang gila dan mungkin bahkan akan mencabuti rambutnya sendiri. Tapi Cook menanganinya dengan gayanya yang tenang dan selalu siap memecahkan masalah. Seakan-akan tekanan macam ini tidak berpengaruh padanya,” ungkap Ray Mays.

Intelligent Electronics via intelligentelectronics

Cook bekerja untuk IBM hingga 10 Oktober 1994. Saat itu dia menerima tawaran sebagai Chief Operating Officer di perusahaan Intelligent Electronics di Denver. Perusahaan ini sekarang memang sudah bangkrut dan tidak terdengar lagi namanya. Tapi pada masa itu, ini merupakan salah satu perusahaan kecil yang bersaing dengan Apple, Dell, dan IBM. Cook yang saat itu berusia tiga puluh tiga tahun bertanggung jawab untuk distribusi semua produk dan layanan IE. Tidak jelas apa alasannya meninggalkan IBM untuk sebuah perusahaan kecil, tapi tampaknya Cook menginginkan ‘peran yang lebih besar’ meskipun hanya dalam perusahaan yang lebih kecil.

Pada tahun pertamanya di IE, yaitu tahun 1995, Tim Cook mendapatkan gaji yang cukup besar, yaitu USD 250.000, bonus sebesar USD 67.500 dan beberapa bonus lain dalam bentuk saham. Ini menjadikan keuangan Cook cukup bagus untuk tahun itu. Namun sepertinya Cook bekerja terlalu keras selama berada di IE. Tahun berikutnya dia mengalami masalah kesehatan yang serius. Cook merasa kelelahan yang amat sangat hingga kehilangan koordinasi. Diagnosis dokter juga cukup mengkhawatirkan, menyebut bahwa Cook bisa terkena stroke kapan saja. Untungnya di kemudian hari terbukti bahwa ini adalah kesalahan diagnosis. Tim Cook berhasil sembuh dengan perawatan biasa dan cukup istirahat. Selama mempekerjakan Cook, IE mendapatkan peningkatan keuntungan sebesar 21% dan ini merupakan angka yang cukup tinggi.

Markas besar Compaq yang sekarang dimiliki HP

Namun Tim Cook nampaknya ingin mencari tantangan lain. Setelah dua tahun di IE, Cook dihubungi oleh Compaq, salah satu pemasok IE yang terkenal dengan julukan ‘koboi Silicon Valley’. Meskipun terbilang pemain baru, Compaq adalah perusahaan yang menjual lebih banyak dari Apple dan IBM. Di pertengahan era 90-an, perusahaan ini bahkan merupakan produsen PC terbesar di dunia!

Salah satu kunci kesuksesan Compaq adalah Presario 2000 yang sangat sukses dijual di kalangan rumah tangga AS. Perangkat ini menjalankan Windows 95 dan processor dari MediaGX yang sebenarnya merupakan perjudian dari Compaq. Tidak diduga perangkat ini laku keras! Tim Cook langsung mendapatkan jabatan sebagai vice president for corporate materials, yang berarti dia bertanggung jawab atas pasokan komponen ke Compaq, yang nantinya akan digunakan untuk produksi komputer. Karena saat itu Compaq memperkenalkan beberapa seri komputer baru yang sifatnya ‘uji coba’, Tim Cook bekerja keras untuk memastikan ketersediaan bahan baku untuk perangkat-perangkat baru ini dan dia terbilang sukses dengan pekerjaannya. Bahkan dengan keterampilan Cook untuk memangkas komponen yang tidak dibutuhkan dan jalur pasokan, Compaq pada Februari 1998 berhasil melakukan penghematan yang cukup besar dalam siklus produksi, sehingga meningkatkan keuntungan mereka!

Kunci keberhasilan Compaq saat itu adalah memanfaatkan komponen-komponen dari perusahaan Taiwan yang sedang naik daun. Konon Bill Gates sampai melakukan penelitian secara pribadi terhadap faktor-faktor yang menjadikan Compaq sukses, karena keberhasilan perusahaan ini terbilang fenomenal. Meskipun Gates tidak menyebut tentang Tim Cook, namun secara umum dia menyimpulkan bahwa keberhasilan menghemat modal dengan mendatangkan komponen yang lebih murah serta mengatur pasokan dengan sangat efektif, menjadikan perusahaan ini berhasil memaksimalkan keuntungannya. Efektivitas dalam pengaturan pasokan ini adalah tanggung jawab Tim Cook sepenuhnya di Compaq pada saat itu. Di Compaq, dia semacam ‘perantara’ yang menghubungkan pasokan bahan baku untuk diolah Compaq menjadi produk jadi.

Jika Bill Gates membahas secara spesifik apa yang menjadikan Compaq sukses, Steve Jobs yang saat itu baru saja kembali memimpin Apple secara spesifik melihat peran besar satu orang dalam kesuksesan transisi produksi Compaq. “Dia memiliki latar belakang yang tepat untuk menangani proses produksi yang kacau di Apple,” ungkap Jobs kepada Walter Isaacson, penulis buku biografi Jobs. Secara khusus kemudian Jobs mengejar talenta berbakat ini. Tidak butuh waktu lama, meskipun terbilang baru bekerja di Compaq dan sepertinya Compaq memberikan posisi yang ‘aman dan nyaman’ untuknya, Cook menerima tawaran pekerjaan dari Jobs dan pindah ke Apple yang saat itu sedang dalam ancaman kebangkrutan!


Tim Cook kemudian bergabung ke Apple dan mungkin dia sendiri tidak pernah mengira bahwa dia akan menjadi salah satu legenda hidup di perusahaan ini.

Referensi:

Kahney, Leander. (2019). Tim Cook: The Genius Who Took Apple to the Next Level. Penguin.

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation