Saya sebenarnya sudah menggunakan Windows 10 sejak pertama kali rilis. Pengalaman saya dari versi pertama hingga Anniversary Update sungguh luar biasa baik. Namun saat Creator Update datang, saya mulai menemukan permasalahan di aplikasi yang biasa saya pakai buat bekerja. Untuk sementara, saya bisa toleran terhadap masalah ini, tapi saat Fall Creator Update tiba, masalahnya semakin menjadi-jadi. Laptop saya tiba-tiba crash dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Satu-satunya mengatasi masalah tersebut adalah melalui cabut baterai. Masalah terbesarnya, hal ini terjadi nyaris setiap hari. Menjelajah internet pun percuma, karena saya tidak menemukan solusinya. Clean Instal, utak atik registry, update driver, semuanya percuma. Ini adalah bug langka yang mungkin tidak ditemui di laptop lain.
Hingga pada puncaknya, saat saya mengerjakan sebuah poster yang nyaris selesai, mendadak crash tadi datang. Untung saya sudah menyimpan pekerjaan saya, tapi tentu tetap ada bagian yang hilang, dan itu adalah detail finishing yang sulit. Saat itu saya hanya bisa berkata “What the hell….” dan esoknya saya memutuskan untuk kembali ke Windows 7. Berikut adalah pengalaman saya menggunakan Windows 7 di penghujung 2017.
Tampilan Windows 7 yang (Bisa) Lebih Cantik dari macOS
Saya bekerja sebagai Illustrator dan Penulis. Desain yang cantik merupakan salah satu poin penting di mata saya. Pada dasarnya, Aero di Windows 7 sudah cukup memanjakan mata, tapi tak bisa dipungkiri, desain ikon dan beberapa tombol navigasi Windows 7 yang masih mengusung Skeumorphism terlihat ketinggalan zaman.
Hal pertama yang saya ubah adalah skin Windows 7 menggunakan CustoPack Tools. Skin ini cukup bagus, stabil, dan mudah diterapkan. Hasilnya, tombol navigasi dan tema keseluruhan terlihat seperti Windows 10 yang berbalut Aero. Oh ya, CustoPack juga membawa paket RocketDock.
Bagian kedua yang saya ubah adalah ikon. Saya menggunakan iPack Builder dengan tema ikon Windows 10 yang sedikit dimodifikasi. Kelebihan ikon ini adalah membuat tampilan Windows 7 lebih modern namun tidak terlalu flat sehingga kontras antara Aero dan ikon tidak kelihatan.
Yang ketiga, saya menambahkan aplikasi Seer. Aplikasi ini membuatmu bisa mengintip detail atau mengintip seperti apa isi file/folder itu sendiri hanya dengan menekan tombol spasi. Untuk menutupnya, kamu bisa menekan tombol spasi lagi atau tombol escape. Yap, sama seperti yang ada di macOS! Kombinasi ketiga aplikasi ini membuat mata saya puas. Saya bisa bilang Windows lebih cantik (dan lebih banyak fitur, dan lebih banyak game, dan lebih fleksibel) dari macOS (meskipun harus usaha lebih sih).
Namun sayang sekali saya tidak bisa membagikan CustoPack dan iPack Builder. Pertama, saya mendownload CustoPack sudah lama sekali, sekitar tahun 2011 dan sekarang situsnya sudah tutup. Jadi saya tidak bisa asal merekomendasikan tempat untuk mendownload CustoPack. Kedua, saya lupa dimana mendownload iPack Builder, karena saya menemukan koleksi ikon ini tanpa sengaja saat menjelajah DevianArt. Jadi silakan menjelajah Google untuk mencari kedua aplikasi ini. Akan tetapi, jika kamu ingin menggunakan RocketDock dan Seer, kamu bisa mengikuti link berikut.
Download RocketDock
Download Seer
Produktivitas
Jujur saja, saya merindukan kepraktisan dari Windows 10. Scroll tanpa berpindah jendela, Cortana, pusat notifikasi, scroll dengan pen, virtual desktop, dan masih banyak lagi. Tapi, dengan Windows 7 saya mendapatkan kestablian yang tak saya dapatkan di Windows 10.
Untuk keperluan menggambar, saya menggunakan Clip Studio Paint EX. Pengalaman saya berbalik 180 derajat dibanding saat menggunakan Windows 10. Nyaman, super smooth, dan pekerjaan saya bisa selesai tanpa masalah gak jelas. Serius. Saya belum pernah merasakan menggambar senyaman ini saat menggunakan Windows 10. Mungkin karena laptop saya yang keluaran 2012, jadi lebih cocok dengan Windows 7.
Untuk keperluan menulis, saya menggunakan Focus Writer dan Microsoft Office 2010. Loh, kok 2010? Soalnya tampilan Office 2010 lebih cocok dengan Windows 7. Hehehe, alasan yang konyol ya. Tapi karena saya tidak merasakan perbedaan yang berarti dari Office yang baru dengan 2010, jadi tidak ada masalah di saya. Toh pekerjaannya hanya sekedar menulis, tidak sampai yang macam-macam. Saya juga lebih sering menulis di Focus Writer. Tampilan minimalis yang tidak menggannggu perhatian dan fitur autosave perkata adalah yang membuat saya jatuh cinta dengan Focus Writer.
Untuk komunikasi, lagi-lagi ini adalah bagian yang saya merasakan kehilangan setelah sebelumnya selalu mengandalkan aplikasi UWP. Disini saya harus mendownload aplikasi tersebut dari situsnya langsung.
Aplikasi untuk chatting yang saya gunakan adalah Franz. Aplikasi ini saya nilai paling efisien karena mampu menggabungkan berbagai layanan chatting ke satu tempat. Saya juga menggunakan media sosial dari Franz, karena ya itu tadi, saya tidak perlu membuka browser. Saya juga menggunakan Line, tapi hampir tidak pernah saya buka kecuali saat akan melakukan conference call.
Download Clip Studio Paint
Download Focus Writer
Download Franz
Media Hiburan
Tidak ada yang berlebihan disini. Saya menggunakan dua aplikasi yang biasa saya gunakan di Windows 10, Media Player Classic dan Spotify. Alasannya sederhana, karena memang sudah memenuhi kebutuhan. Saya menggunakan MPC hanya untuk sekedar menonton film atau anime. Selebihnya saya lebih sering streaming melalui browser. Untuk browser saya juga dari awal menggunakan Chrome, jarang sekali menggunakan Microsoft Edge. Sedangkan Spotify lebih sering saya gunakan untuk mengiringi saya ketika bekerja. Tapi, entah hanya saya atau memang benar, saya merasa Spotify di Windows 7 bisa dibuka lebih cepat daripada di Windows 10 (bukan versi store).
Keamanan
Beberapa bulan yang lalu, kasus WannaCry merebak ke PC. Salah satu korban terbanyaknya adalah Windows 7. Lantas, apakah saya takut menggunakan Windows 7? Tidak. Seperti saran yang selalu diberikan Winpoin, beli lisensi asli, lakukan update berkala, pasang antivirus. Antivirus yang saya gunakan adalah Microsoft Security Essential alias Windows Defender jika kamu menggunakan Windows 8 ke atas. Sampai hari ini pun Windows 7 masih mendapatkan update keamanan. Kamu juga bisa mengikuti tutorial disini jika kamu merasa paranoid.
Kesimpulan
Windows 7 itu berasa seperti kamu pulang ke kampung halaman setelah lama merantau di kota besar. Akses dan kesempatan tidak sebanyak di kota, namun tidak ada yang bisa mengalahkan nyamannya rumah. Mungkin seperti itu gambaran yang bisa saya berikan saat kembali menggunakan Windows 7 di penghujung 2017. Apakah saya selamanya akan menggunakan Windows 7? Tidak. Saya akan kembali mencoba Windows 10 setelah update mayor berikutnya. Windows 10 Fall Creator Update membawa bug mematikan di laptop saya — yang jika saya teruskan cabut baterai terus menerus, bisa saja merusak komponen, jadi dengan berat hati saya harus meninggalkan Windows 10 untuk sementara.
Sebagai penggemar teknologi, seperti kamu yang sedang membaca artikel ini, siapa sih yang enggak penasaran dengan perkembangan Windows selanjutnya? Rasanya sudah seperti insting untuk selalu ingin melihat ‘sesuatu yang baru’. Sebuah insting yang sama seperti seekor rubah yang penasaran dengan manusia.