Microsoft baru saja mengungkap bahwa hacker pemerintah Rusia telah menggunakan video decoder, printer, dan perangkat internet of things untuk membobol jaringan komputer AS. Dalam sebuah postingan blog, Microsoft Threat Intelligence Center menulis bahwa “perangkat menjadi pintu masuk bagi seseorang yang menginginkan data di jaringan dan sebagai cara untuk mendapatkan akses lebih lanjut.”
Menurut postingan tersebut, para peneliti keamanan Microsoft telah menemukan adanya serangan pada bulan April, yang mana mengungkap bahwa ada seorang pelaku telah mencoba untuk membobol printer kantor, telepon VOIP, dan video decoder dari berbagai lokasi. Masing-masing berkomunikasi dengan server milik “Strontium”, sebuah kelompok hacker yang didukung negara – Mereka populer dengan nama Fancy Bear atau APT28.
Tahun lalu, FBI menemukan kelompok hacker tersebut sebagai otak pelaku infeksi yang memengaruhi lebih dari 500.000 router di 54 negara. Grup tersebut juga diyakini merupakan pihak yang bertanggungjawab terhadap hacking DNC pada pemilu 2016 di AS yang lalu. Strantium juga dikaitkan dengan hacking terhadap beberapa institusi terkemuka seperti World Anti-Doping Agency, Bundestag di Jerman, TV5 dan Monde TV di Prancis, dan banyak lagi.
Di setiap kasus, praktik keamanan yang buruk adalah penyebab utamanya. Banyak diantara lembaga yang di-hack tersebut memiliki password yang terlalu mudah ditebak atau hanya menggunakan password default sebagaimana saat perangkat itu dikirimkan. Penyebab lainnya adalah firmware versi lama yang lebih rentan terhadap hacking.
Microsoft sendiri berupaya membantu untuk mengatasi tindakan hacking tersebut dengan terus memberikan firmware baru yang lebih aman bagi orang-orang yang menggunakan Windows 10. Tentu saja ini bukan cara yang paling aman untuk mengamankan sebuah perangkat komputer. Masih diperlukan kesadaran pengguna untuk ‘bergaya hidup digital’ yang aman.
Sumber: TheNextWeb