Terjadi perubahan besar di industri software kreatif hari ini. Kita udah sama-sama tahu bagaimana Adobe menjadi software paling populer dan paling dominan di industri kreatif dalam puluhan tahun terakhir. Mereka menjadi standar dan seolah tak tergoyahkan. Adobe Photoshop, Illustrator, Premiere Pro dan yang lainnya terus dipilih meskipun sejak 2013 mereka mengubah strategi pricingnya dari sekali beli ke sistem berlangganan, yang bikin Adobe makin untung besar. Balik lagi karena software2 kreatif mereka memang udah jadi standar di industri kreatif profesional.
Salah satu penantangnya adalah Affinity Suites yang sebelumnya terbagi jadi 3 software, yaitu Affinity Photo, Affinity Designer, dan Affinity Publisher. Sebelumnya masing-masing aplikasi tersebut dijual dengan sistem sekali bayar, $70 atau sekitar 1.2 jutaan rupiah per softwarenya. Tapi itupun belum mampu menggoyah dominasi Adobe. Bahkan Skandal besar Adobe yang tahun lalu sempat viral, terkait penggunaan data kreatif pengguna Adobe untuk training AI — cuman sempat bikin rame sebentar dan bikin sebagian orang beralih ke software alternatif seperti Affinity, tapi belum juga mampu menggoyah dominasi Adobe di ranah software kreatif profesional.
Sampai akhirnya Canva, yang mengakuisisi perusahaan pengembang Affinity tahun lalu, sekarang memutuskan untuk menggratiskan Affinity Suite secara cuma-cuma.
Ya, Affinity sekarang digratiskan! Semua fitur editing profesional di dalamnya bisa kita gunakan secara gratis. Teman-teman tidak perlu beli lagi, tinggal download dan pake aja Affinity versi terbaru dari website officialnya.
Selain digratiskan, Canva juga menjadikan tiga software Affinity yang sebelumnya terpisah menjadi satu software yang praktis. Affinity baru ini tersedia untuk Windows ataupun Mac, untuk versi iPad masih dibuat dan akan digratiskan juga saat dirilis, sedangkan untuk Linux belum tersedia, dan mungkin gak pernah akan tersedia.
Setelah digratiskan ini, untuk download kita perlu login pake akun Canva. Tapi gak harus canva premium ya, akun canva gratisan juga bisa.
Untuk versi Mac dia support untuk Mac lawas yang masih pake prosesor Intel ataupun Mac baru yang udah pake Apple Silicon. Sedangkan untuk Windows dia support untuk PC dengan prosesor 64-bit ataupun ARM.
Saat pertama kali membuka Affinity gratis ini, kita juga perlu login dengan akun Canva. Setelah login ya kita bisa langsung kita gunakan Affinity nya. Satu hal yang saya suka di Affinity ini, proteksi privasinya terlihat bagus. Disini untuk data penggunaan by default off, dan meskipun di ON, data atau hasil karya pengguna Affinity tidak digunakan untuk training fitur AI mereka.
Dibanding versi lama, Affinity baru ini terlihat lebih praktis dan terintegrasi, karena kita tidak perlu menginstall 3 software yang berbeda lagi sepertu dulu — tetapi cukup satu Affinity ini aja dan semua terintegrasi didalamnya.

Ada Tab Vector yang merupakan vector studio atau yang dulu merupakan aplikasi Affinity Designer. Terus ada Tab Pixel yang menjadi foto editor atau yang dulu adalah Affinity Photos, serta ada tab Layout yang sebelumnya aplikasi Affinity Publisher. Dan karena sudah terintegrasi, dari satu desain aja kita bisa seamles beralih dari satu tab ke tab lain, sesuai dengan keperluan kita.
Nah yang paling terasa perbedaannya, sekarang Affinity jadi customizable. Semua tool, toolbar, dan panel bisa di custom untuk menyesuaikan workflow kita. Tool yang sering kita pake bisa kita geser dan tampilin di toolbar yang kita pengen, yang jarang kita pake bisa diilangin aja. Bahkan tool yang sebelumnya ada di Affinity Publisher misalnya, itu bisa dikeluarkan di Pixel Studio dan sebaliknya — artinya tiga software Affinity itu sudah benar2 menjadi satu disini. Tool nya bisa saling dipake antar Studio, dan proses editing bisa jadi lebih seamless. Dan jangan lupa, semua ini merupakan fitur-fitur editing profesional grade yang dulunya berbayar mahal — yang sekarang bisa kita nikmati cuma2 tanpa bayar.
Nah yang keren lagi, sebenarnya tab nya gak cuman 3 ini aja. Disini ada banyak tab custom yang bisa kita aktifkan. Ada Retouching yang tool dan layoutnya diotimasi untuk retouching foto. Ada color grading utk grading warna, dsb. Tapi yang paling menarik kita bisa bikin Studio sendiri, yang bisa kita kasih nama sendiri, dengan layout dan tool yang bisa kita tata sendiri, sesuai keinginan kita sendiri. Jadi tab custom ini bisa kita manfaatkan untuk bikin Studio khusus yang memudahkan workflow kita sendiri, setiap orang bisa bikin beda2 sesuai kebutuhannya.
Sepanjang yang saya coba sih, semua tool yang dulu sering saya pake di Affinity Photo berbayar, ada semua disini. Bahkan sekarang lebih lengkap. Ini menjadi software gratis terbaik yang paling worth it untuk dimiliki saat ini.
Tapi kenapa bisa gratis? Katanya gak ada makan siang gratis?
Ya, fakta bahwa untuk bisa mendapatkan Affinity gratis ini harus login pake akun Canva, menunjukkan kalo Canva menggratiskan Affinity ini, salah satunya untuk menambah jumlah pengguna Canva.
Dan di Affinity ini sekarang juga ada tab Canva AI, yang hanya bisa dinikmati oleh pengguna Canva Pro. Jadi kalo temen2 punya Canva Pro, di tab Canva AI ini bisa menggunakan tool AI editing seperti Generative Expand, Generative Fill, Generative Edit, Portrait Blur tool, Colorize tool, Super Resolution, sampe tool untuk menghapus background secara otomatis. Semuanya pake AI dan hanya bisa diakses oleh pengguna Canva Pro saja. Sisanya — bisa kita gunakan secara gratis, tanpa bayar dan tanpa batas.
Saya melihatnya ini sebagai nilai tambah bagi pengguna Canva Pro — dari yang sebelumnya cuman bisa melakukan editing secara online melalui web — sekarang jadi bisa melakukan editing lewat native software juga di Affinity. Dan buat kita yang butuh software kreatif profesional, dengan tool profesional grade — ini jadi kemenangan besar juga karena kita gak perlu lagi beli lisensi masing2 software affinity, bahkan gak perlu berlangganan lagi software Adobe — kecuali memang pekerjaan kita menuntut penggunaan software2 mereka. Dan ini bikin kita bisa menghemat banyak di era ekonomi yang seperti sekarang ini.
Dari pengalaman saya sebelumnya pake Affinity Photos, hampir semua hal yang biasa saya lakukan di Photoshop itu bisa dilakukan juga di Affinity. Memang perlu ada learning curved nya untuk membiasakan dengan tool dan workflow yang baru, tetapi learning curved nya bisa dibilang cukup minimal. Begitu udah terbiasa ya enak-enak aja.
Cuman memang meskipun Affinity ini juga udah support untuk membuka file-file Adobe ya seperti PSD, dsb — terkadang saat dibuka susunan layernya tidak sesempurna itu. Dan ini memang hal yang cukup biasa untuk kompatibilitas antar software, seperti file Microsoft Office yang meskipun bisa dibuka di LibreOffice atau OnlyOffice, tapi formatnya kadang ada yang berubah.
Itu dulu yang bisa saya share hari ini, semoga bermanfaat.
