Mungkin kamu merasa bahwa persaingan dunia mobile atau ponsel saat ini seolah hanya antara Apple dengan iOS-nya serta Google dengan Android-nya. Microsoft sebagai ‘kuda pacu’ ketiga Nampak terseok-seok mengejar meskipun secara resmi memang berada di posisi ketiga.
Flashback ke sekitar tahun 2006, Microsoft terlihat memiliki prospek yang lumayan. Pesaingnya saat itu adalah BlackBerry yang sedang merajai pasar smartphone sedunia, sementara Microsoft menghadirkan Windows mobile dengan format PDA untuk kalangan bisnis yang juga disasar oleh BlackBerry. Nokia waktu itu masih berfokus pada ponsel fitur yang penuh gaya dan laris di seluruh dunia. Namun pada tahun 2007, ketika Apple mengeluarkan iPhone generasi pertama, lambat laun kedigdayaan Microsoft di dunia mobile menurun. Ketika Android mulai diperkenalkan tahun 2008, bahkan BlackBerry juga harus turun tahta dengan sangat menyakitkan.
Kini kita menyaksikan kedigdayaan Android dengan penguasaan hampir 80% pasar smartphone, disusul iOS yang menguasai sekitar 12%-nya. Pangsa pasar Windows Phone hanya sekitar 3% di seluruh dunia. Ini tentu saja menyisakan misteri. Sebenarnya apa yang menjadi kesalahan Microsoft sehingga gagal mendominasi dunia mobile ketika mereka memiliki harapan cerah untuk itu? Seorang Ex-Developer Microsoft, Balaji Viswanathan memberikan jawaban menarik akan hal ini di forum Quora. Dari situ kita dapat mempelajari kesalahan awal Microsoft sehingga gagal mendominasi dunia mobile sebagai bahan pelajaran bagi kita bersama.
1. Fokus Awal
Balaji Viswanathan menyatakan:
Microsoft on one end was trying to take on Apple on its #1 product. Apple put most of its energy on iPhone, while phone was just among the 40 things Microsoft did. For a long time, phone division didn’t even come into the top 5 priorities for Microsoft [with a lion’s share of attention going to Windows, Office, Online Services and Servers – for obvious reasons]. This was not wrong, but that is the reality.
Pada saat Apple mengerjakan iPhone, itu adalah prioritas utama mereka. Bukan rahasia bahwa Steve Jobs menyukai sistem kerja yang terfokus dan dia ahli dalam mengenali produk mana yang bakal ‘menjual’ nantinya. Seluruh sumber daya Apple dikerahkan untuk mengerjakan ‘ponsel masa depan’ yang bahkan jarang orang membayangkan hal ini sebelumnya.
Sedangkan bagi Microsoft, divisi Windows Mobile bukanlah prioritas utama mereka. Penghasilan utama Microsoft adalah dari OS Windows, Office, Layanan Online, dan Server. Bahkan dinyatakan oleh Viswanathan bahwa Windows Mobile bahkan tidak masuk lima besar prioritas teratas Microsoft. Padahal Microsoft saat itu adalah perusahaan multinasional dengan kekayaan yang bahkan bisa menyaingi beberapa Negara berkembang.
Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa fokus itu penting, baik dalam kehidupan professional, ataupun ketika kamu berstatus pelajar. Tentukan yang utama untuk kamu dan kerahkan sumber daya yang kamu miliki untuk membangunnya.
2. Meremehkan Pesaing pada Awalnya
Konon ketika Jobs mengumumkan iPhone generasi utama, Andy Rubin (kreator utama OS Android) tengah dalam sebuah perjalanan. Dia sampai menyuruh sopirnya menepi agar dapat menyaksikan presentasi Jobs lewat siaran langsung web. Reaksi Andy Rubin saat itu adalah kekaguman, sekaligus ketakutan ketika membandingkan iPhone dengan OS perangkat yang tengah disiapkannya, Android. Saat itu Rubin mengambil sebuah keputusan fenomenal yaitu merombak total OS Android yang sebenarnya sudah hampir siap launching. Tim Rubin bekerja seperti orang gila untuk menyelesaikan versi Android yang benar-benar baru hanya dalam jangka waktu satu tahun setelahnya.
Sayangnya, Ballmer yang saat itu juga menyaksikan acara yang sama, justru menertawakan presentasi Jobs. Saat itu Ballmer tidak habis pikir, siapa yang akan mau membeli ponsel ‘tanpa tombol’ dan tidak dapat digunakan untuk kalangan enterprise.
Kisah selanjutnya, kita tahu siapa yang benar dan siapa yang lengah dalam hal ini. Ketika Microsoft sadar, Android telah mendominasi pasar secara luar biasa, sementara iPhone menjadi ikon mode dan tren sehingga tetap memiliki penggemar fanatik yang kuat serta sulit digeser.
3. Terlambat Mengenali Peluang Bisnis Baru
Dalam postingnya, Viswanathan juga menyatakan sebagai berikut:
On the other end, Microsoft was trying to compete with Android – with the power of Google, Samsung and the whole open source community behind it. Even if Google were selling Android as a proprietary software without other partners, Microsoft would have found it very hard as Google had its powerful range of services [search, maps, mail] to back it up while Microsoft’s comparative services significantly lag those of Google’s.
Kalimat tersebut menyoroti kesalahan Microsoft dalam bersaing dengan Android. Seperti yang kita tahu, Google memiliki bisnis inti iklan dari mesin pencari. Berdasarkan sudut pandang ini, mereka menganggap bahwa ponsel adalah perpanjangan akses ke mesin pencari mereka. Hitung-hitungan ini menjadikan mereka berani membuat sebuah Operating System yang dilepas secara gratis kepada manufaktur. Metode ‘gratisan’ inilah yang menjadikan banyak manufaktur dengan suka cita mendukung Google dan mengadopsi Android sebagai OS mereka.
Hitung-hitungan ini tentu saja tidak masuk akal untuk Microsoft. Sebagai perusahaan ‘penjual software’, adalah aneh jika mereka harus melepas software secara gratis. Akibatnya Microsoft mati-matian berupaya merayu manufaktur agar bersedia menggunakan OS Windows miliknya, sementara Microsoft tetap menagih ongkos lisensi.
Bila ada satu perusahaan yang menawarkan OS gratis, sementara yang lain meminta bayaran, tentu saja kita tahu mana yang akan dipilih sebagian besar manufaktur.
Kesimpulan
Dari ulasan tersebut, kita memahami mengapa saat ini Microsoft seolah dalam posisi terjepit jika ingin bersaing dengan Apple dan Google. Apple adalah perusahaan penjual hardware, Google pemasang iklan, sedang Microsoft penjual software dan layanan enterprise. Bersaing dengan Apple, tentu saja Microsoft perlu hardware mumpuni. Mereka telah berusaha menambal ini dengan membeli divisi ponsel Nokia, namun ternyata itu masih belum cukup karena Apple telah memulai start yang bagus dengan merayu kalangan developer agar mengutamakan iOS. Bersaing dengan Google, Microsoft lebih kepayahan lagi karena Google demi masuknya iklan siap menggelontorkan segala inovasi dan layanan yang dilepas gratis (bayangkan ini dari sudut pandang seorang pembuat software).
Namun demikian, Windows 10 mobile yang akan dirilis menawarkan harapan baru, karena Microsoft telah berupaya menambal berbagai kesalahan awal yang dilakukannya. Fokus terbaru Microsoft pada tipe perangkat yang diproduksi memungkinkan mereka bersaing dengan Apple, sementara Windows 10 mobile dan Windows 10 yang dilepas secara gratis menjadikan mereka dapat menantang Google. Hasilnya mungkin akan baru kita saksikan dalam beberapa tahun ke depan.
Punya pendapat lain terkait hal ini? Sumbangkan pendapatmu di kolom komentar.