Kita sudah sering membahas HoloLens. Saya juga yakin kamu pembaca WinPoin juga familiar dengan HoloLens. Alat Augment Reality dari Microsoft ini luar biasa canggih. Dengan kontrol gesture dan perintah suara kamu bisa melakukan banyak hal yang bahkan belum pernah kamu bayangkan. Kamu bisa mengikuti kumpulan berita tentang HoloLens di WinPoin dengan mengikuti link ini.
Namun banyak orang awam yang menganggap HoloLens sama saja seperti Oculus Rift atau alat Virtual Reality lainnya. Sakit enggak rasanya alat seharga $3000 disamain sama Google Cardboard yang harganya cuma sekitar $13. Nah supaya tidak banyak yang salah paham lagi, berikut adalah perbedaan antara HoloLens, Oculus Rift, dan Google Glass.
Augment Reality vs Virtual Reality
Mari kita mulai dari yang paling dasar, yaitu Virtual Reality. Virtual Reality atau biasa disebut VR bisa dibilang fitur yang membuatmu melihat seolah kamu di suatu tempat. Sedangkan Augment Reality atau AR memberikan dimensi tambahan pada linkunganmu, seolah seperti menambahkan lapisan baru diatas barang-barang di sekitarmu. Kelebihan dari AR ini, kamu bisa berinteraksi secara langsung dengan lapisan dimensi ini, bahkan kamu bisa menambahkan, mengurangi, memperbesar, memperkecil, memindah dan masih banyak lagi. Sedangkan VR, kamu cuma bisa melihat sekelilingmu saja, kalaupun berinteraksi kamu memerlukan tombol atau alat tambahan.
Bagaimana dengan Google Glass?
Sebenarnya Google Glass direncanakan layaknya AR, sayangnya meleset, gagal. Didesain minimalis, dengan berencana memberikan style futuristik yang keren, malah membuat Google Glass terpaksa memangkas fitur-fiturnya. Sehingga Google Glass hanya mampu menampilkan kemampuan multimedia yang terbatas, dan kebanyakan hanya menu-menu dua dimensi. Namun demikian perangkat ini malah dijual seharga $1500! Setengah harga dari HoloLens. Ironisnya, proyek Google Glass ini dihentikan di minggu yang sama ketika HoloLens didemonstrasikan.
Apakah HoloLens ini Hologram?
Sayang sekali belum. Mendekati? Iya. HoloLens menampilkan obyek 3D melalui HUD (Head Up Display) yang bentuknya seperti kacamata renang. Nah melalui HUD tersebut ditampilkan obyek 3D semi transparan yang diproyeksikan pada lingkungan sekitarmu dan dipantulkan kembali ke mata. Dengan sensor yang ditanam, kamu bisa berinteraksi dengan obyek tersebut melalui perintah suara atau gerakan tangan. Nah jika Hologram yang asli, obyek tersebut benar-benar muncul di depan kamu tanpa memakai kacamata khusus.
Wireless
HoloLens ini didesain memiliki CPU, GPU, dan HPU di dalamnya. Sehingga semua proses dilakukan di dalam satu perangkat tersebut. Sedangkan Oculus Rift harus dihubungkan ke komputer pusat untuk menggunakannya atau perangkat VR yang lain harus menaruh smartphone di dalamnya, seperti Google Cardboard atau Samsung Gear VR. Google Glass sendiri sebenarnya sama dengan HoloLens, memiliki CPU maupun GPU sendiri, namun karena desain yang kelewat futuristik untuk teknologi di masa sekarang, kemampuan dari Google Glass jadi amat sangat terbatas.
Nah kesimpulan versi super ringkasnya seperti ini: HoloLens > Oculus Rift > Glass.
HoloLens sendiri juga masih dalam tahap pengembangan. Masih jauh dari kata sempurna. Salah satu kekurangannya adalah jarak pandang yang sempit. Coba taruh kedua tanganmu masing-masing diujung mata. Nah sebatas itulah luasnya, kamu seolah tidak bisa melirik ke kanan atau ke kiri. Namun dibalik kekurangannya, HoloLens memiliki potensi yang amat sangat luar biasa. Bisa dibilang jika kamu ingin tahu seperti apa komputer di masa depan, maka HoloLens lah jawabannya. (Baca juga: Kamu Bisa Merasakan Jalan-jalan di Mars dengan HoloLens)
Nah bagaimana menurutmu? Jangan lupa bagikan pendapatmu disini yak! :)
Source: Quora