Kisah Silicon Valley #46 – Microsoft Mengetuk Pintu

Inilah 4 Kandidat Terkuat CEO Microsoft Pengganti Steve Ballmer

“Premis strategi kami di Nokia adalah bahwa ada peluang untuk ekosistem ketiga dan kompetitif untuk muncul, dan ini adalah landasan kami untuk maju ke depan.” Demikian ujar Stephen Elop ketika wartawan menanyakan bagaimana posisi Nokia saat iOS dan Android telah mulai matang dan menjajah dunia. Elop mengakui bahwa ekosistem adalah ‘medan perang’ perangkat mobile saat ini, dan itulah mengapa Nokia harus mengambil pilihan yang tepat!

 

Peran Konsultan Asing dalam Pengambilan Keputusan Nokia (di era Elop)

Salah satu hal yang jarang disebutkan terkait pilihan strategi Nokia adalah peran konsultan manajemen McKinsey & Company.

Ini adalah perusahaan manajemen berbasis AS, terbaik di bidangnya. New York Times mencantumkannya sebagai perusahaan paling prestisius di bidangnya pada tahun 2011. McKinsey dan dua perusahaan konsultasi manajemen lain: Boston Consulting Group (BCG) dan Bain. McKinsey mempekerjakan mahasiswa paling berbakat dari jurusan bisnis dan Fakultas Teknik. Mereka mengirimkan karyawan-karyawan barunya ke luar negeri untuk pelatihan. McKinsey memiliki hampir seratus kantor di 60 negara. Mereka memiliki reputasi mampu menjaga perjanjian dengan perusahaan-perusahaan besar untuk tidak mengungkap rahasia mereka sama sekali. McKinsey tidak diizinkan untuk secara terbuka membahas pelanggannya secara individu, karena bisnis mereka dibangun atas dasar kepercayaan. Kerahasiaan yang profesional ini juga mengikat karyawan sebelumnya.

McKinsey adalah perusahaan pribadi dan mereka tidak membagikan laporan keuangannya secara publik. Meskipun demikian, pada tahun 2011, Forbes memperkirakan bahwa nilai turnover McKinsey secara kasar mencapai 5 miliar euro (USD 7 miliar) dengan sumber daya hampir 9000 konsultan. Menurut sebuah perkiraan yang ditemukan di internet, tim milik McKinsey biasanya terdiri dari seorang personel berpengalaman dan empat junior yang membantunya. Sebagai konsultan, McKinsey menagih hampir setengah juta euro (USD 700.000) kepada perusahaan yang memanfaatkan jasanya. Ini adalah sekitar USD 100.00 per konsultan. Sebuah buku pada tahun 2014 menyebutkan bahwa jika sebuah perusahaan mampu membayar McKinsey sebagai konsultannya, maka ini adalah prestise bagi perusahaan tersebut.

Meskipun ternama, McKinsey bukannya tanpa cacat. Perusahaan ini sering memberikan kesalahan rekomendasi yang krusial. Pada tahun 1980, McKinsey mengatakan kepada AT&T bahwa telepon seluler akan tetap merupakan produk yang marginal. Maskapai Swissair mengalami kebangkrutan dalam 12 tahun setelah mengikuti strategi yang dibuat oleh McKinsey. Enron, perusahaan energi yang mengalami kolaps secara dahsyat, adalah salah satu pelanggan besar McKinsey. Kenapa saya panjang lebar menceritakan tentang McKinsey di segmen ini? Karena penggantian Olli-Pekka Kallasvuo, adalah salah satu saran dari McKinsey!

Meskipun demikian, kesalahan ini tetap tidak sebanding dengan kepuasan pelanggan. 85% pelanggan kembali untuk menggunakan jasa McKinsey kembali. Saat sebuah perusahaan memilih McKinsey, maka mereka bisa langsung menilai bahwa konsultan yang dihadapinya bukanlah orang bodoh, dan bahwa mereka memiliki organisasi global yang efisien untuk mendukungnya.

Stephen Elop memiliki hubungan yang sangat baik dengan McKinsey, jauh sebelum dia menjadi CEO Nokia. Elop telah menggunakan konsultan ini sejak dia bekerja di Juniper Networks dan terus bekerja bersama mereka di Microsoft. Endre Holen, seorang konsultan yang bekerja di McKinsey cabang Seattle, merupakan salah satu orang kepercayaan Elop. Holen adalah salah satu orang paling berpengaruh di balik strategi dan pembaruan yang dilakukan Nokia di era Elop. Si orang Kanada ini segera menghubungi Holen setelah dia dilantik sebagai CEO Nokia dan memintanya untuk berpartisipasi dalam menganalisis berbagai hal yang perlu dilakukan dalam perusahaan.

Orang-orang dalam Departemen Strategi Nokia sebenarnya sudah kebingungan, bahkan sebelum invasi McKinsey ke dalam pengambilan keputusan perusahaan. Setelah ‘perumahan karyawan’ (alias pemecatatan) besar-besaran pada tahun 2010, ukuran departemen tersebut menurun dari 250 anggota menjadi di bawah 200. Dalam lingkungan ini, orang bertindak seakan mereka memiliki sesuatu yang penting dan perlu dilaksanakan. Sangat sulit untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh departemen lain. Mereka seakan bekerja sebagai divisi yang berbeda-beda. Kedatangan McKinsey ini kemudian menjadikan divisi strategi Nokia semakin termarjinalisasi. Perlahan-lahan jumlah mereka terus menyusut dan digantikan oleh tim dari McKinsey. Pada tahun 2012, departemen strategi Nokia sudah menyusut menjadi 50 orang. Menggantikan ahli strategi internal dengan konsultan luar tentu saja menimbulkan konflik. Selain itu juga terjadi gesekan budaya antara orang luar dengan pihak departemen strategi Nokia.

McKinsey bukan satu-satunya konsultan yang tertarik untuk berbisnis dengan Nokia. Semua konsultan mengenali peluang ini dan menganggapnya sebagai saat yang tepat untuk bertindak. Dalam sebuah korporasi besar, CEO baru biasanya melakukan perubahan dan butuh bantuan. Di antara konsultan ini, beberapa di antaranya mengajukan Android sebagai sebuah ‘pertaruhan menuju kemenangan’ bagi Nokia. Kapabilitas untuk mendistribusikan ponsel secara efektif ke pasar negara berkembang merupakan salah satu kekuatan Nokia, dan dengan rasio biaya pengembangan Android, sangat masuk akal untuk memilih OS ini. Sayangnya, Nokia hanya mendengarkan kata-kata McKinsey.

Pilihan mendengarkan kata-kata McKinsey ini hanya didasarkan pada nalar sederhana: Mengapa harus membayar puluhan juta dolar untuk saran yang tidak diterapkan? Nyaris tidak ada perusahaan besar yang ingin melakukan itu. McKinsey merupakan salah satu yang terbaik, dan adalah sebuah ‘dosa’ jika tidak menerapkan saran mereka sebagai konsultan!

 

Sebuah Platform Pilihan

via the Register

CEO Microsoft Steve Ballmer sedang dalam jadwal yang ketat pada bulan Januari 2011. Dia terbang bersama staffnya menggunakan pesawat pribadi ke Helsinki, sementara salju dan kabut mencegah mereka mendarat di Helsinki. Akhirnya mereka mendarat di Stockholm (Swedia) dan akan melanjutkan setelah ada jadwal penerbangan ke Helsinki. Untungnya bagi Ballmer, meskipun berpindah ke penerbangan umum, tidak ada orang yang memperhatikannya berangkat ke Helsinki untuk bertemu dengan Stephen Elop.

Saat itu, Elop sedang memetakan opsi strategi untuk Nokia. Strategi ini rencananya diumumkan pada bulan Oktober, dikembangkan dengan tingkat keseriusan dan manajemen yang tinggi. Elop mulai akrab dengan perusahaan ini dan mulai mempertimbangkan beberapa opsi. Terkait smartphone, sebuah pilihan harus dibuat: Melanjutkan dengan sumber daya perusahaan sendiri (dengan memberikan upaya lebih pada MeeGo) atau memilih Google / Microsoft sebagai mitra. Apple tentu saja tidak masuk pilihan karena mereka memiliki manufaktur dan ekosistem sendiri.

Microsoft di bawah kepemimpinan Ballmer telah muncul di dunia smartphone dengan energi baru yang berlimpah. Mereka baru saja mengumumkan operating system untuk smartphone barunya: Windows Phone 7, pada bulan Februari 2010. Ponsel pertama yang menggunakannya akan dijual pada bulan November. Penerimaan terhadap OS ini cukup baik. Desain grafis untuk OS tersebut segar dan orisinil. Start screen yang berbasis tile ini sangat berbeda dari kompetitor dan memuaskan banyak pihak. Bagaimana media sosial diintegrasikan ke dalam fungsionalitas ponsel banyak dipuji. Media sosial, pengiriman pesan, dan banyak hal diintegrasikan ke dalam sebuah fitur yang disebut People. Windows Phone 7 terlihat lebih mudah digunakan dibandingkan iOS dan Android. Perbedaan Windows Phone 7 dari kompetitornya adalah, jika diibaratkan sebuah rumah, iOS memungkinkan pengguna masuk ke ruang lain secara berurutan setelah masuk dari ruang pertama. Sementara Android memungkinkan pengguna melompat dari satu ruang ke ruang lain secara acak dari luar. Di sisi lain, Windows Phone 7 menghapus batasan antar ruang. Saat masuk ke rumah, seseorang bisa masuk ke ruang mana saja yang dikehendaki tanpa kesulitan. Produk ini cukup menggiurkan.

Pujian atas kesegaran Windows Phone 7 terbayar pada akhir 2010 dengan keberhasilan finansial. Dalam enam minggu, Microsoft mengumumkan bahwa mereka berhasil menjual 1,5 juta ponsel kepada peritel. Manufaktur yang terlibat pada saat itu adalah Samsung, HTC, Dell, dan LG. Catat: Kepada peritel! Tidak ada catatan pasti berapa orang konsumen yang menggunakan Windows Phone saat itu. Namun angka ini sukses melambungkan optimisme para pendukung Windows Phone.

Pada November 2010, ketika Nokia mulai secara aktif meneliti alternatif eksternal, harga saham Microsoft melonjak berkat Windows Phone. Nokia akhirnya mempertimbangkan alternatif ini dengan tingkat keseriusan yang sama dengan Google. Latar belakang Elop di Microsoft ikut memainkan peran besar terhadap argumen bahwa: Microsoft akan mendukung Nokia jika memilih Windows Phone!

Argumen ini semakin menguat jika kita menilik orang yang melakukan kalkulasi strategi bagi Nokia, Endre Holen, perwakilan McKinsey Finlandia yang juga dikenal sebagai tangan kanan Elop – sebenarnya adalah account manager yang juga melakukan analisis strategi untuk Microsoft! Sekarang kita bisa melihat hubungan antara titik-titik yang awalnya terlihat terpisah ini. Kecondongan pilihan pada Microsoft merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari.

Pada tanggal 15 November 2010, Elop bersama tiga orang eksekutif Nokia: Kai Oistamo, Niklas Savander, dan Timo Ilhamoutila, berangkat ke markas besar Microsoft di Redmond!


Bagaimana Nokia akhirnya memilih platform untuk produk smartphone-nya dan bagaimana perjuangan mereka dalam platform tersebut? Ikuti perjalanan selanjutnya di Kisah Silicon Valley #47 – Heboh Surat ‘Motivasi’ Elop.

 

 

Referensi:

Nykanen, Pekka & Salminen, Merina. (2015). Operatioo Elop. Nokian matkapuhelinten viimeiset vuodet.  

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation