“Kesuksesan World of Warcraft menjadikan saya luar biasa bangga. Ini menjadikan saya sangat bahagia sebagai seorang gamer. Saya memainkan World of Warcraft setiap hari selama rentang 10 tahun sejak rilis. Saya menyukai apa yang dilakukan tim, dan tim terus-menerus menyempurnakan game ini. Entah bagaimana caranya, game ini setiap tahunnya terus terasa relevan dengan cara yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya.” Demikian pendapat Allen Adham saat diminta pendapatnya tentang World of Warcraft, game yang menjadikan Blizzard sebagai raksasa dunia game yang reputasinya amat sulit disusul oleh developer game lain. Orang boleh mengagumi Bethesda, Valve, Capcom, Rockstar North, EA, dan sebagainya, namun mereka sulit mengatakan hal yang buruk tentang Blizzard karena begitu hati-hatinya perusahaan ini dalam menjaga kualitas dan bagaimana mereka mendukung dan memanjakan gamer yang menyukai game-game besutannya.
World of Warcraft Mengantar Blizzard ke Singgasana
Pada tahun 2001, di European Computer Trade Show, Blizzard mengumumkan proyek selanjutnya (yang nantinya akan menjadi batu lompatan Blizzard untuk mencapai kejayaannya di dunia game), yaitu World of Warcraft. Game ini merupakan jawaban terhadap game Neverwinter Nights, game MMORPG (Massively Multiplayer Online Role-Playing Game) yang disokong oleh AOL di dekade 90-an. Ini adalah game MMORPG pertama dari Blizzard yang menandai awal Blizzard ‘mencengkeram’ dunia game online.
“Sebuah pengalaman game online, bisa jadi sesuatu yang menakutkan bagi beberapa orang. Kami ingin menjadi pelopor untuk memberikan gamer sebuah landasan, dan kami menyertakan banyak fitur yang mudah dipahami di antarmuka kami untuk memungkinkan Anda dapat melakukan ini” demikian ungkap Mark Kern, Produser World of Warcraft saat peluncuran game ini.
Respons awal terhadap game ini sangat positif. Game ini langsung terjual 600.000 unit di Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Game ini memecahkan rekor untuk pengguna paling banyak di Amerika Utara (200 ribu pengguna), dan Blizzard bahkan harus menahan pengiriman beberapa kopi game agar dapat menambahkannya ke lebih banyak server dan memfasilitasi gamer yang ingin bermain secara online.
Upaya Blizzard dengan World of Warcraft terbukti tidak sia-sia. Game ini membawa genre MMO ke tingkat popularitas yang tidak pernah dipikirkan semua orang sebelumnya. Ini juga didukung oleh makin kuatnya infrastruktur internet di seluruh dunia. World of Warcraft menjadi wabah baru yang dimainkan oleh orang-orang di berbagai warung internet, tak terkecuali di Indonesia.
Salah satu varian dari World of Warcraft, tepatnya World of Warcraft III, yaitu Defense of the Ancients, atau mungkin akronimnya lebih akrab di telinga: DotA, menarik sukacita tersendiri di antara gamer. Debut pada konvensi Blizzards BizzCon pada tahun 2005, DotA kemudian menjadi game yang sangat populer, utamanya di negara-negara Asia dan Eropa. Game ini kemudian juga dijadikan bagian dari esport yang masih sering dipertandingkan hingga sekarang.
Saking populernya, Legendary Pictures, sebuah perusahaan film ternama, menyatakan ketertarikannya untuk menghadirkan kisah World of Warcraft ke layar lebar. Pada tahun 2006, mereka membeli izin untuk memfilmkan kisah World of Warcraft dari Blizzard. Paul Sams, Chief Operating Officer Blizzard menyatakan bahwa ini merupakan sebuah ‘proyek blockbuster’ yang bahkan sampai didukung oleh Warner Bros. Proyek pembuatan film ini berjalan dengan sangat hati-hati, bahkan sampai terkesan misterius, karena Warner Bros tidak melakukan publikasi besar-besaran dalam tahapan prosesnya. Kita akhirnya tahu bahwa film ini ternyata baru dirilis sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2016. Sedikit terlambat karena hype World of Warcraft yang paling kuat adalah sepanjang tahun 2001-2011 (Meskipun memang game ini masih memiliki penggemar kuat dan masih dimainkan di seluruh dunia).
Dengan segala kesuksesan ini, tampaknya makin sulit bagi Blizzard untuk terus-menerus melebihi prestasi yang sudah dicapai sebelumnya. Meskipun demikian, Blizzard siap menjawab tantangan tersebut. StarCraft II diumumkan di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2007. Game ini datang dengan harapan besar akan menjadi gelombang baru dalam aktivitas esport yang makin populer pada tahun itu. Meskipun tingkat popularitas yang dicapai tidak seperti yang diharapkan, namun capaian game ini sebenarnya tidak mengecewakan. Game ini sangat populer, terutama di Korea Selatan dan Tiongkok, tempat ‘menumpuk’-nya para penggemar Starcraft.
Menyesuaikan diri dengan dunia yang bergerak ke arah mobile
Ketika popularitas smartphone mencapai titik yang sangat menakjubkan, hingga nyaris setiap orang di muka bumi memiliki setidaknya satu smartphone, Blizzard sedikit ketinggalan. Padahal mereka sudah menyiapkan Hearthstone sejak tahun 2009. Hanya saja saat itu teknologi smartphone dan hardware-nya belum memungkinkan untuk menjalankan game kompleks seperti yang biasa dibuat oleh Blizzard. Akhirnya game kartu dengan karakter hero yang diambil dari World of Warcraft ini dirilis pada tahun 2014. Mike Donais, pimpinan desainer game Blizzard menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa “Blizzard benar-benar ingin menangkap esensi terbaik dari sebuah game kartu, sekaligus berupaya untuk menjadikan setiap orang menikmatinya.”
Meskipun banyak kesulitan saat mengembangkan Hearthstone, pencapaiannya melebihi ekspektasi awal Blizzard. Versi PC game ini dimainkan oleh 20 juta pemain, sementara versi mobile-nya, yang dapat dimainkan di platform iOS dan Android, mencapai angka 30 juta pemain. Pada tahun 2015, Hearthstone benar-benar ‘mencetak uang’ untuk Blizzard. Game ini saja menghasilkan lebih dari USD 50 juta bagi Blizzard. Sebuah prestasi yang cukup menyenangkan untuk game mobile – sebuah genre yang sebelumnya tidak dikuasai oleh Blizzard.
Mike Donais mengungkap dalam sebuah wawancara, “Salah satu hal hebat mengenai game ini adalah visi desain Eric Dodds, desainer kami. Dia menghabiskan waktu yang panjang untuk memeriksa satu per satu, menciptakan hal-hal seru, dan bereksperimen dengan berbagai perubahan kecil. Filosofi semacam ini yang menjadikan Hearthstone sukses. Mereka menghabiskan lebih dari satu dua tahun hanya untuk menyempurnakan perubahan desain dan ini benar-benar menentukan arah Hearthstone.”
Diablo adalah salah satu game paling sukses milik Blizzard. Oleh karena itu, fans terkejut, sekaligus gembira ketika Blizzard mengumumkan bahwa Diablo akan dapat dimainkan di platform Nintendo Switch, konsol game paling populer sepanjang 2017 (dan hingga sekarang tentunya). Diablo III Eternal Collection diumumkan dapat dinikmati di Nintendo Switch pada Oktober 2018. Kerjasama Blizzard dan Nintendo ini nampaknya mencapai titik yang memuaskan karena Blizzard kemudian mengumumkan bahwa Diablo Immortal yang sedang digodok oleh Blizzard nantinya juga akan dapat dimainkan di Nintendo Switch.
Penyesuaian Blizzard terhadap era mobile ini terbilang cukup berani. Perusahaan-perusahaan lain banyak yang sudah merasa nyaman mendapatkan penjualan yang cukup baik di PC, namun Blizzard tidak demikian. Mereka tertantang mencoba hal-hal yang baru, dan tentu saja semuanya harus disesuaikan dengan ‘standar Blizzard’. Perusahaan ini tentu saja tidak menolerir kualitas buruk dalam game rilisannya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika game-game mobile yang dirilis oleh Blizzard selalu mendapatkan sambutan yang baik.
Tentu saja Blizzard tidak melupakan ‘akar’-nya. Mereka tetap memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan game-game PC baru – sambil tentu saja tetap menjaga game laris mereka seperti seri World of Warcraft, Diablo, dan Starcraft.
Pada tahun 2007 hingga 2014, Blizzard mengerjakan proyek misterius yang dikenal sebagai Project Titan. Proyek ini diharapkan untuk mengikuti kesuksesan World of Warcraft yang mendunia. Project Titan ini nantinya juga akan bertipe Massive Multiplayely Multiplayer Online Game. Project Titan sayangnya kemudian resmi dibatalkan pada September 2014, namun kemudian dari ‘sisa-sisa’ Project Titan, Blizzard merilis Overwatch! Berbeda dengan game yang dikembangkan Blizzard lainnya, Overwatch terasa lebih fun dan mudah dimainkan. Game ini langsung sukses dan menarik minat banyak orang untuk memainkannya! Blizzard nampaknya belum akan berhenti berkarya.
Pada tanggal 3 Oktober 2018, Mike Morhaime mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri dari posisi President dan CEO untuk Blizzard. Akan tetapi salah seorang pendiri Blizzard ini bersedia untuk tetap tinggal sebagai penasihat utama perusahaan. Morhaime digantikan oleh J Allen Brack yang dulu merupakan Executive Producer World of Warcraft.
Saat Morhaime turun sebagai CEO, Blizzard memiliki total aset USD 17,8 miliar dengan pendapatan sebesar USD 7,5 miliar per tahun. Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah perusahaan game.
Referensi
Andreadis, Kosta. (2019). Early Days of Blizzard with Co-Founder Allen Adham. IGN
Clayman, David. (2010). The History of Blizzard. IGN.
PCGamer. (2016). Complete history of Blizzard Games on PC. PC Gamer