Sebagai pengguna komputer, Hardisk merupakan salah satu komponen penting komputer. Semua data disimpan disini, mulai dari dokumen, foto, musik, video dan sebagainya. Selain itu hardisk juga berisi sistem operasi yang ingin kamu gunakan.
Tidak jarang ketika komputer kamu error maka kamu harus menginstall ulang kembali sistem operasi, dan biasanya kamu akan melakukan format pada partisi sistem operasi tersebut. Jika komputer kamu sering install ulang, berarti kamu sering melakukan format. Tidakkah kamu bertanya-tanya, adakah batasan untuk melakukan format pada Hardisk atau SSD?? Selain itu kamu pasti juga memikirkan, apakah sering melakukan format akan mengurangi umur hardisk atau SSD?? Berikut ini WinPoin akan memberikan jawabannya kepada kamu.
Apakah Sering Melakukan Format Bisa Mengurangi Umur Hardisk atau SSD??
Ternyata melakukan format bisa mengurangi umur hardisk hanyalah mitos. Kebanyakan orang percara bahwa sering melakukan format pada hardisk itu akan mengurangi umur dari hardisk. Selama proses dari partisi dan format normal, struktur direktori area FAT, BR dan MBR dari hardisk akan dibersihkan dan tidak lebih dari itu yang terjadi pada hardisk kamu. Jadi format hardisk kinerjanya tidak sebesar melakukan copy semua film yang kamu miliki saat ini. Mitos ini dibuat oleh hardware profesional pada jaman dulu supaya user tidak sering melakukan format pada hardisk. Tapi lain cerita untuk SSD.
Adakah batasan untuk melakukan format pada Hardisk atau SSD??
Kamu sudah mengetahui kalau sering melakukan format bisa memperpendek umur hardisk itu hanyalah mitos. Jadi jawaban itu pertanyaan kali ini adalah tidak. Tidak ada batasan untuk melakukan format pada hardisk atau SSD.
Dengan pengecualian untuk CD, DVD dan Blu-Ray disc (yang biasanya disebut optical media), formating bukanlah tindakan khusus, dan pada dasarnya sama seperti operasi disk lainnya. Formating storage device (atau yang biasanya disebut hardisk atau HDD, Solid state disk atau SSD, atau Flashdisk) hanyalah tindakan seperti read and write disk.
Tapi yang perlu kamu perhatiakan adalah:
Apakah kamu melakukan quick format atau full format?? Quick format hanya menimpa struktur data core filesystem dengan filesystem baru, dan biasanya hanya menggunakan beberapa megabyte dari write (dibandingkan banyaknya gigabyte atau terabyte ukuran storage). Sedangkan full format hanya write sejumlah kecil datam tapi read dari setiap bagian dari disk untuk memastikan hardisk dalam keadaan baik.
Biasa setelah melakukan format disk, jika itu primary storage kamu maka kamu akan menginstall sistem operasi disana. Ini menyebabkan antara 2 sampai 25GB dari write disk saat pertama, ditambah lagi beberapa gigabyte untuk menginstall software dan update.
Dengan menulis data baru (yang mana jumlahnya bervariasi tergantung pada jenis format yang kamu gunakan dan apa yang kamu lakukan setelah melakukan format) bisa menyebabkan pengurangan umur pada SSD yang tidak sebanding dengan HDD. Jumlah dari kerusakan tergantung dengan jumlah data yang sedang dibaca atau ditulis, SSD tidak terpengaruh untuk soal membaca, tapi HDD sangat berpengaruh dengan membaca dan menulis.
Sayangnya WinPoin tidak membahas ketahanan disk dan bagaimana jumlah frekunsi read dan write yang mempengaruhi umur hardisk. Tapi biasanya, setiap hardisk atau storage memiliki jumlah yang bervariasi.
Tapi yang perlu kamu tahu, menginstall atau install ulang Windows di hardisk pada dasarnya sama seperti kamu mengcopy beberapa gigabyte dari file film atau foto. Hanya melibatkan komputer dalam hal membaca dan menulis.
Jadi intinya kamu bisa melakukan format HDD sebanyak yang kamu sampai hardisk failure. Kamu juga dapat melakukan format SSD sampai kamu mencapai jumlah maksimal write pada device tersebut.
source: Super User
