Bulan yang Buruk Bagi Samsung: Profit Turun, Pabrik Dirampok, Dituntut Microsoft

Bulan yang Buruk Bagi Samsung: Profit Turun, Pabrik Dirampok, Dituntut Microsoft

Beberapa bulan terakhir ini sepertinya merupakan bulan yang buruk bagi Samsung. Manufaktur yang menjadi penguasa market share smartphone no.1 ini mengalami kejadian yang tidak mengenakkan secara beruntun.

 

Profit Turun 25 Persen

Menurut analisa forecast Samsung, profit mereka di kuarter kedua tahun ini turun hingga 25 persen. Samsung menyalahkan mulai turunnya permintaan dan habisnya masa keemasan smartphone sebagai penyebab turunnya profit mereka. Kompetisi yang semakin ketat di Cina dan Eropa juga turut memperparah keadaan.

Namun demikian turunnya profit Samsung tidak hanya disebabkan oleh divisi smartphone mereka saja. Penjualan tablet, semikonduktor, dan komponen layar mereka juga sedang lesu.

 

Pabrik Dirampok Hingga 6.5 Juta Dolar

Awal Juli lalu pabrik Samsung di Sao Paulo Brazil menjadi sasaran para perampok. Dengan menggunakan 7 truk mereka merampok pabrik Samsung lalu mengambil tablet, notebook, dan smartphone. Di pabrik tersebut saat itu sedang ada 50 karyawan shift malam yang sedang bekerja dan beberapa diantaranya dijadikan sandera oleh para perampok yang bersenjatakan senapan otomatis.

Kerugian yang diakibatkan dari perampokan ini mencapai 6.5 juta dolar!

 

Dituntut Microsoft

Pada tahun 2011 lalu ada kesepakatan kontrak antara Microsoft dan Samsung. Di kontrak tersebut Samsung setuju untuk membayar royalti atas paten Microsoft yang dia gunakan. Namun sayangnya setelah Samsung menjadi raja penguasa no.1 market share smartphone, mereka tidak mau lagi membayar royalti tersebut. Hal itu terjadi tepatnya setelah Microsoft mengakuisisi Nokia beserta bisnis layanannya.

Entah apa pertimbangan Samsung hingga mereka menolak untuk membayar royalti dan melanggar kontrak yang sudah dibuat. Tetapi yang pasti Microsoft tidak suka dengan sikap tersebut dan langsung menuntut Samsung secara hukum.

Jika Samsung kalah dan terbukti bersalah, maka bukan tidak mungkin denda serta uang ganti rugi dengan jumlah yang cukup besar harus mereka bayarkan.

 

Kejadian tidak mengenakkan secara beruntun tersebut seolah semakin melengkapi nasib naas yang dialami oleh Samsung di kuarter kedua tahun ini. Mungkinkah suatu saat nasib Samsung akan sama seperti Nokia dan BlackBerry? Dimana raja penguasa smartphone harus merasakan pahitnya turun tahta dan tertinggal oleh kompetitornya?

Febian

Productivity addict. Geek by nature. Platform Agnostic.

Post navigation