Jadi Penyebab Pembunuhan dan Kerusuhan, WhatsApp di India Diblokir

Heii...WhatsApp Sudah Kembali Ke Windows Store

WhatsApp baru saja ditarik oleh Pemerintah India setelah maraknya pembunuhan di seluruh negara tersebut yang dipicu oleh rumor yang disebarkan melalui grup-grup Instant Message terbesar di dunia ini.

Pada tanggal 3 Juli 2018, Kementrian Teknologi Informasi India menyatakan bahwa ada sejumlah besar pesan ‘tidak bertanggung jawab yang berisi rumor dan provokasi’, membahayakan orang-orang tak bersalah di negara bagian seperti Assam, Maharasthra, Karnataka, Tripura, dan Bengali Barat.

“Ketidaksetujuan kami atas aplikasi tersebut telah kami ungkapkan kepada Senior Management WhatsApp, dan mereka menyatakan bahwa tindakan yang diperlukan akan segera diambil,” demikian diungkap oleh pernyataan resmi Kementrian. “Kami juga telah menekankan bahwa platform tidak dapat menghindari akuntabilitas dan tanggung jawab, khususnya saat sebuah temuan teknologi disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.”

Di India, telah beberapa kali terjadi insiden kerusuhan massal selama beberapa tahun belakangan ini. Dalam beberapa minggu terakhir, hal ini semakin memburuk. Sejak bulan Mei, tercatat paling sedikit ada 16 kasus tindakan main hakim sendiri yang berujung pada kematian. Kebanyakan tindakan pembunuhan ini merupakan akibat paranoia atas penculikan anak, dipicu oleh rumor yang disebarkan melalui media sosial. Alasan lain mencakup pesan provokatif yang tersebar secara online.

Insiden terbaru yang terjadi adalah hari Minggu yang lalu (1 Juli 2018), yang mana lima orang petani dibunuh oleh massa yang berjumlah 40-an orang, sementara 3.000 orang lain hanya diam menyaksikan. Minggu lalu juga ada insiden di mana tiga orang terbunuh oleh rumor, yang bahkan mengharuskan pemerintah mengumumkan melalui loudspeaker di sekeliling kota bahwa rumor tersebut tidak benar.

“Kami mendapati bahwa SMS, WhatsApp, dan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube telah digunakan secara luas untuk transmisi gambar-gambar palsu dan video, serta pesan teks yang memiliki potensi memicu kekerasan dalam skala yang besar.” Demikian pernyataan dari AK Shula, kepala polisi negara bagian Tripura kepada harian India Today.

BBC juga mengungkap bagaimana sebuah iklan keselamatan anak dari Pakistan diedit dan disebarkan dengan informasi menyesatkan di seluruh negara dalam sebuah video klip pendek, dan akhirnya memicu kecurigaan dan tindakan main hakim sendiri terhadap orang-orang yang ‘mencurigakan’ secara massal.

Di banyak negara bagian India, pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka bekerja selama berminggu-minggu untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa rumor ini adalah berita palsu, namun upaya mereka tidak menunjukkan efek yang signifikan.

WhatsApp merupakan aplikasi pengiriman pesan yang paling populer di India, dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif. Positifnya, ribuan bisnis kecil dan tenaga profesional mendapatkan manfaat dari platform ini, membantu mereka menjangkau lebih banyak pelanggan. Namun seiring dengan makin populernya WhatsApp, ternyata platform ini juga digunakan secara ekstensif selama bertahun-tahun sebagai pusat penyebaran berita palsu.

WhatsApp sendiri tidak tinggal diam. Pada balasannya kepada Kementrian Informasi India 3 Juli 2018 yang lalu, platform ini menyatakan kesediaannya untuk membantu mengatasi penyebaran informasi menyesatkan. WhatsApp akan melakukan penelitian untuk mempelajari bagaimana platformnya digunakan dalam menyebarkan berita palsu dan segera berupaya menyediakan fitur atau cara untuk mengatasinya. WhatsApp juga memperkenalkan kelompok admin yang akan membantu untuk membatasi penyebaran berita menyesatkan di India. Kelompok ini akan berperan sebagai pemeriksa fakta. Masyarakat bisa mengirimkan berita palsu ke admin untuk kemudian diperiksa.

Insiden di India ini dapat menjadi cermin bagi para pengguna di Indonesia, karena memiliki pola yang serupa. Jika tidak berhati-hati, peristiwa yang terjadi di India dapat juga terjadi di Indonesia. WhatsApp sendiri akan segera memperluas cakupan upaya penangkalan berita palsu ke seluruh dunia, sehingga dalam waktu dekat, kita yang berada di Indonesia akan dapat juga menggunakan metode yang diperkenalkan WhatsApp tersebut.

Apakah kamu ada usulan lain untuk mencegah agar jangan sampai berita palsu menghancurkan keamanan dan ketenteraman di Indoensia? Sumbangakan pendapat kamu di kolom komentar.

Sumber: Quartz, TheNextWeb

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation