Beberapa pengguna Windows menggunakan antivirus lebih dari satu. Ada yang install dua, tiga, bahkan lima antivirus sekaligus! Maksudnya memang baik, supaya Windows jadi lebih aman. Karena ibarat rumah dijaga 1 security vs dijaga 2 security tentu lebih aman dijaga 2 security bukan?
Tetapi hal ini tidak berlaku untuk antivirus dan cybersecurity. Menginstall dua atau lebih produk antivirus, bahkan yang dibuat oleh perusahaan sama, bisa menyebabkan berbagai permasalahan teknis. Kalaupun tidak ada masalah teknis yang terlihat, akan ada penurunan performa PC akibat penggunaan resource yang berlebih oleh beberapa antivirus sekaligus.
Penggunaan lebih dari satu antivirus juga malah berpotensi menurunkan security daripada meningkatkannya.
Bagaimana bisa?
Pertama, beberapa antivirus yang bekerja secara bersamaan akan saling berebut resource dan berebut akses kontrol. Masing-masing antivirus akan mencoba mengakses kontrol untuk sederet proses, seperti mengatur jalannya koneksi network, menulis file, scanning file, memblokir spam, dan sederetan proses lainnya. Hasilnya selain berpotensi menyebabkan kekacauan di internal sistem, malah ada potensi keduanya saling melemahkan satu sama lain.
Kedua, aktivitas satu antivirus terkadang dianggap sebagai aktivitas virus oleh antivirus lainnya. Aktivitas seperti berjalan secara background, melakukan scanning registry, mengatur pertukaran data, aktif secara otomatis, dan sebagainya, seringkali terdeteksi sebagai aktivitas yang mencurigakan. Padahal itu adalah proses yang sebenarnya memang wajar dilakukan sebuah antivirus, tetapi bisa jadi dianggap mencurigakan oleh antivirus lainnya.
Ketiga, antivirus bekerja secara real-time. Setiap antivirus akan memastikan sistem berjalan aman dengan terus melakukan patroli secara background. Dengan menjalankan dua atau lebih antivirus sekaligus, maka beban resource yang dibutuhkan juga berlipat. Belum lagi tembahan beban resource yang dibutuhkan jika terjadi kekacauan teknis diatas.
Hal inilah yang membuat Microsoft menanamkan fitur agar Windows Defender mati otomatis jika ada antivirus pihak ketiga yang terinstall (jika tidak mati otomatis setelah kamu menginstall aplikasi antivirus pihak ketiga, kamu bisa mematikannya secara manual). Hal ini karena Microsoft tidak ingin Windows bermasalah akibat konflik antar antivirus yang berjalan bersamaan.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan?
Jadi solusi terbaik adalah pilih salah satu saja antivirus yang kamu percaya, lalu pastikan database antivirusnya rutin terupdate. Satu antivirus saja jika databasenya up-to-date maka sudah sangat cukup untuk mengamankan PC kamu. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh Microsoft, BitDefender, Kaspersky, hingga Symantec.
Jadi kamu tak perlu ragu lagi: pilih dan gunakan satu antivirus, dan pastikan database nya terus terupdate.
Bingung pilih antivirus apa? Baca disini: Inilah Antivirus Terbaik 2017