Ada hal menarik yang muncul di persidangan US v Google kemarin. Di persidangan ini CEO Microsoft — Satya Nadella — dihadirkan sebagai saksi untuk memperkuat argumen U.S Justice Departement bahwa Google telah menyalahgunakan kekuatan yang dimilikinya untuk memonopoli bisnis search engine.
Saat ditanya apa motivasi Microsoft ngotot bersaing dengan Google di bisnis search, Nadella mengatakan bahwa motivasinya tentu adalah uang.
Saya melihat search adalah kategori software terbesar sampai saat ini. Saya dulu berpikir bahwa Windows dan Office adalah bisnis yang menarik, sampai akhirnya saya melihat bisnis search engine. Bing tidak harus jadi pemenang untuk bisa menghasilkan profit.
Satya Nadella
Namun ketika pertanyaan mulai fokus ke dominasi Google yang punya deal bernilai milyaran dolar untuk jadi search engine default di berbagai perangkat Apple, Nadella mengakui bahwa memang sulit bagi Bing untuk bisa mendapatkan deal tersebut. Bahkan saat Microsoft siap memberikan apapun — termasuk siap rugi demi terpilihnya Bing sebagai mesin pencari default di iPhone dan perangkat Apple lainnya.
Microsoft siap memberikan segala keuntungan ekonomi bagi Apple jika mau memilih Bing sebagai mesin pencari default nya. Bahkan Microsoft siap untuk kehilangan 15 milyar dolar per tahun! Kami bahkan siap menyembunyikan branding Bing demi Apple
Menjadi default adalah hal terpenting untuk mengubah kebiasaan user.
Seandainya Bing menjadi default search engine Apple, kami tidak akan memikirkan uang. Kami perlu menjadi tidak terlalu serakah dan lebih kompetitif. Hal yang paling penting adalah meningkatnya query flow. Dimana saat lebih banyak orang menggunakan Bing, lebih banyak data yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas Bing, yang akhirnya bisa menjadi alasan bagi pengiklan untuk datang ke Bing. Dengan begitu Bing bisa lebih cepat mengejar kualitas Google.
Atau di satu sisi menjadi seperti Bing, berada pada sisi yang kalah, yang tidak mendapatkan query, data, advertiser, dan user. Ini adalah siklus.
Satya Nadella
Saat ditanya apakah Microsoft pernah mencoba menjadi default search engine Apple, dengan tegas Nadella menyatakan pernah, tapi selalu tidak berakhir bagus. Dia bahkan menyatakan bahwa Google terkesan memanfaatkan kekuatannya untuk membust Apple selalu bertekuk lutut.
Tidak hanya secara ekonomi deal Google ini jauh lebih menarik bagi Apple, tetapi Apple juga mungkin takut dengan apa yang akan dilakukan Google jika kehilangan status defaultnya ini. Google punya banyak layanan populer, seperti Gmail dan YouTube — bagaimana jika Google menggunakannya untuk promosi download Chrome, dan mengajari pengguna untuk meninggalkan Safari? Ketakutan itu membuat Apple dan Google selalu bersama sampai saat ini
Satya Nadella
Dari pernyataannya ini terlihat bagaimana Microsoft melalui Satya Nadella menyatakan bahwa Google membuat kompetisi jadi mustahil dengan menjadikannya sebagai mesin pencari default dimana-mana, yang artinya membuat tidak ada mesin pencari lain yang punya kesempatan digunakan user dan mendapatkan data yang cukup untuk ikut berkembang dan berkompetisi.
Tapi yang sangat menarik adalah jawaban Google atas tudingan Microsoft ini. Melalui Lead Trial Counsel nya, John E Schmidtlein — pihak Google malah terkesan seperti membully Bing dan Microsoft atas kekalahannya dari Google.
Bing tidak kalah karena dihimpit Google, Bing kalah karena Microsoft gagal memanage produk mobile dan search ini selama dua dekade. Membuat search engine terbaik bukan ilegal, dan hanya itulah yang dilakukan oleh Google.
John E Schmidtlein
Bahkan Google melalui Schmidtlein membeberkan sampai hampir 2 jam penuh kegagalan Microsoft, mulai dari gagalnya MSN Search di 1998, era buruk Internet Explorer, bubarnya Windows Phone, dan kekacauan gonta-ganti nama search produk Microsoft yang tak ada habisnya. Bukan cuman itu, disinggung juga deal-deal buruk Microsoft yang membundle Bing dengan BlackBerry dan Nokia yang berakhir gagal, serta masih banyak lagi.
Dan Satya Nadella terlihat beberapa kali mengangguk dan berkata “itu benar”.
Bahkan Schmidtlein melanjutkan “pukulan telak nya” dengan mengatakan meskipun Bing dan Edge dijadikan mesin pencari dan browser default di semua PC Windows di seluruh planet ini, Chrome dan Google Search masih tetap lebih populer di kalangan pengguna Windows.
Damn, terdengar seperti sebuah uppercut yang cukup tajam memang yang dihujamkan Google kepada Microsoft.
Tapi sebenarnya masih ada senjata pamungkas yang saat ini dimiliki oleh Bing dan Microsoft, yaitu AI — dimana Bing sekarang mempunyai Bing Chat yang dibekingi oleh kecerdasan dari ChatGPT — yang untuk saat ini masih terasa lebih unggul daripada Google Bard.
Bagaimana pendapat kamu tentang statement Google ini? Dan apakah Bing dengan ChatGPT nya bakal mampu mengganggu Google — atau bahkan mengubah arah permainan di masa depan?
Bagikan pendapat kamu disini
Via TheVerge