“Pada saat Tim Cook menginjakkan kaki di Apple, dia tidak hanya khawatir tentang cara mengoptimalkan operasi. Dia peduli terhadap semuanya. Dia berkoordinasi dengan seluruh tim engineering dan operasi penjualan untuk memahami produk dan pelanggan yang membeli produk itu,” demikian kesan Deirdre O’Brien setelah beberapa tahun bekerja sama dengan Tim Cook. “Jelas bahwa dia bisa menjadi CEO kami.”
Peran Besar Tim Cook di Apple
Dalam beberapa tahun pertamanya di Apple, Cook telah membantu peluncuran beberapa produk ikonik Apple seperti: iMac G3, Power Macintosh G3, dan laptop iBook. Mungkin tidak semua produk ini laris, akan tetapi kesemuanya memiliki tempat tersendiri di hati penggemar dan para kritikus. Pada bulan September 1999, hanya dalam dua tahun setelah Steve Jobs kembali memimpin Apple, saham perusahaan ini tercatat mencapai harga tertingginya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu USD 73.
Pada tahun 2002, empat tahun setelah Tim Cook bergabung dengan Apple, dia mendapatkan tugas untuk memimpin penjualan dan operasi. Jabatan baru Tim Cook saat itu adalah: Executive Vice President of Worldwide Sales and Operations. Tidak lama setelah itu, pada tahun 2004, Steve Jobs menunjuknya sebagai kepala divisi Macintosh. Kemudian setahun sesudahnya, 2005, Tim Cook sudah menerima promosi sebagai COO. “Tim telah melakukan pekerjaan bagus selama dua tahun belakangan ini, dan ini adalah saat yang tepat untuk secara resmi mengakui perannya dengan promosi jabatan ini,” ungkap Jobs saat mengumumkan ‘kenaikan pangkat’ Tim Cook. “Tim dan saya sudah bekerja bersama sekitar tujuh tahun sekarang, dan saya ingin bekerja lebih dekat lagi dengannya untuk membantu Apple mencapai tujuan-tujuan yang lebih seru lagi di tahun-tahun mendatang.”
Tidak banyak yang menyangka bahwa dengan promosi ini, sebenarnya Steve Jobs sedang ‘melatih’ Tim Cook sebagai penerusnya. Cook pada dasarnya memiliki lebih banyak tanggung jawab dibanding COO perusahaan umum. Tidak ada departemen yang melakukan satu fungsi operasi saja di Apple. Istilah departemen di Apple adalah umbrella (payung), yang menggambarkan bahwa ada beberapa kelompok berbeda yang menangani produksi, distribusi, dan layanan. Grup terbesar dalam umbrella ini adalah tim rantai pasokan, sebuah organisasi dengan fungsi silang yang bertanggung jawab untuk menangani keseluruhan operasi produksi produk-produk Apple.
Operasi mungkin merupakan divisi Apple yang paling besar. Juga sangat sulit untuk memperkirakan skala ukuran grup ini. Apple sendiri tidak pernah menerbitkan semacam bagan organisasi. Ini dikarenakan tim-tim di Apple biasanya saling bekerja sama dengan luwes, tidak hanya melakukan satu tugas tunggal saja. Sebagai COO dengan sekitar empat puluh ribu pekerja yang dipimpinnya secara langsung, Tim Cook jelas memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keseluruhan perusahaan, termausk juga dalam hal budaya kerjanya.
Gaya Kepemimpinan yang Berbeda
Meskipun Steve Jobs dan Tim Cook bekerja bersama dengan dekat selama bertahun-tahun, mereka memiliki perbedaan yang sangat kontras dalam sikap dan temperamen, khususnya dalam peran manajemen yang dijalankan oleh mereka berdua. Pendekatan Cook jelas berbeda dari Jobs, namun tentu saja memberikan hasil yang diharapkan. Steve Jobs adalah jenis orang yang tidak ragu-ragu menyebut produsen chip untuk Apple sebagai “Bangsat” di depan orangnya langsung jika mereka gagal memberikan kualitas dan kuantitas chip yang dibutuhkan Apple. Dia akan mengomel dan memarahi, bahkan tidak ragu-ragu menghina orang-orang yang dianggapnya tidak bisa bekerja dengan baik.
Taktik Cook dalam menangani anak buahnya berbeda jauh. Dia adalah pimpinan yang jarang meninggikan suaranya, namun dia bisa ‘menyerang’ permasalahan tanpa ampun. Cook tidak ragu-ragu akan ‘menginterogasi’ orang-orang yang dianggapnya tidak bekerja dengan baik dengan hujan pertanyaan sampai dia yakin bahwa permasalahan itu ke depannya akan diperbaiki atau ditangani dengan baik. “Dia adalah pimpinan yang pendiam,” ujar Joswiak. “Saya tidak pernah mendengarnya berteriak… Dia sangat tenang, stabil, tapi akan mengiris-irismu dengan pertanyaan yang mungkin membuatmu merasa bodoh. Jika Anda bekerja di Apple, Anda harus tahu apa yang Anda lakukan dengan baik.” Meskipun demikian, pertanyaan yang diajukan memang benar-benar membantu Tim Cook sendiri untuk memahami apa yang sedang terjadi. Ini efektif karena sekaligus juga seperti mengonfirmasi kepada para staf dan karyawan tentang hal-hal yang seharusnya mereka lakukan. “Dia akan mengajukan kepada Anda sepuluh pertanyaan,” ujar Steve Doil, anggota tim operasi Cook pada tahun 1998. “Jika Anda menjawabnya dengan benar, maka dia akan mengajukan sepuluh pertanyaan lagi. Jika Anda bisa melakukan pekerjaan dengan baik mungkin dia akan mengurangi jumlah pertanyaan yang diajukannya. Tapi jika Anda membuat kesalahan, maka dia akan mulai mengajukan 20 pertanyaan, lalu mungkin meningkat jadi 30 pertanyaan.”
Salah satu hal yang paling diingat oleh para staf tentang Tim Cook adalah perhatiannya terhadap sesuatu yang detil. “Anggota tim kami akan gugup jika harus melakukan rapat dengannya,” ujar salah seorang karyawan Apple yang sudah bekerja sejak era Tim Cook pertama kali masuk ke Apple. “Dia akan menanyakan hal seperti ‘apa tadi varian yang disebutkan pada kolom D baris 514?’ dan jika orang-orang tidak tahu detailnya, mereka akan diminta keluar dari ruang rapat saat itu juga untuk mempelajari apa yang ingin diketahui Tim Cook.”
Sebagai COO, Cook mengharapkan timnya untuk bekerja keras, proaktif, dan memiliki perhatian terhadap setiap detail. Para manajer juga diminta untuk mengikuti teknik kepemimpinannya dan mengadopsi teknik-teknik yang digunakannya. Helen Wang, salah seorang mantan manajer pasokan untuk Apple, mengungkapkan bahwa para manajer operasi di era Tim Cook rata-rata memiliki perhatian terhadap detail yang luar biasa. Mereka juga mampu untuk mengenali masalah dan bagaimana mengatasinya. Ini merupakan salah satu hal yang ‘diwajibkan’ oleh Tim Cook. “Mereka rata-rata memastikan diri bahwa mereka memahami permasalahan yang terjadi,” ujar Helen. “Jika Anda tidak memiliki perhatian terhadap detail, maka menurut saya Anda tidak akan dapat bertahan di perusahaan ini. Tim Cook jelas-jelas membuat banyak proses yang melatih Anda untuk memikirkan permasalahan yang sedang terjadi. Ini adalah ‘budaya’ yang dikembangkannya.”
Selain perhatian terhadap detail dan pemecahan masalah, Cook mempercayai dan mendorong stafnya untuk mengambil keputusan sendiri. Dia mendorong tumbuhnya mentalitas ‘semua mungkin dilakukan, ayo bekerja lebih keras, ayo lakukan dengan kreatif, ayo coba pecahkan masalah ini’ – Bahkan orang-orang di jajaran kepemimpinan selalu mengingatkan kepada bawahannya untuk kreatif dalam pemecahan masalah.
Untuk memenangkan respek dan apresiasi dari Cook, karyawan tidak hanya harus menjawab pertanyaan yang diajukannya dengan tepat, tapi mereka juga harus menunjukkan bahwa mereka bersedia melakukan hal yang ‘lebih baik’ dan ‘bekerja lebih keras’ untuk Apple. Salah satu contoh yang paling dikenang oleh para karyawan Apple adalah ketika terjadi masalah terkait produsen di Tiongkok. “Ini sangat buruk,” ujar Cook. “Seseorang harus pergi ke Tiongkok untuk menangani ini,” setelah mengucapkan itu, rapat masih berlangsung, namun setengah jam kemudian, Tim Cook menatap ke arah Sabih Khan, eksekutif utama divisi operasi, “Loh, kenapa kau masih di sini?” – Sabih Khan baru sadar apa yang diinginkan bossnya itu. Dia langsung pamit meninggalkan rapat dan menuju bandara untuk memesan tiket sekali jalan ke Tiongkok. Konon bahkan dia tidak mampir ke rumah untuk mengemas atau mengambil sehelai pakaian pun.
Tim Cook sendiri, luar biasanya, adalah orang yang selalu siap untuk ‘bekerja lebih keras’ jika diperlukan. Jika pada saat bekerja di IBM, banyak yang bersaksi bahwa meskipun Cook berada di luar negeri, dia selalu mudah untuk dihubungi guna menangani berbagai masalah di perusahaan, maka di Apple hal ini dilakukannya juga. Tim Cook bisa jadi berada di belahan bumi lain, namun stafnya selalu bisa mengandalkannya jika ada masalah yang perlu diselesaikan. Namun ini bukan berarti bahwa Tim Cook adalah orang yang bekerja selama tujuh hari seminggu dua puluh empat jam sehari. Cook adalah orang yang ‘melahirkan’ ide bahwa di Apple harus ada waktu relaksasi. Dia juga dikenal sebagai ‘olahragawan’. Di luar jam kerjanya di Apple, Cook tidak lupa untuk bersepeda di hari Sabtu dan Minggu. “Dia sangat suka berolahraga,” ujar Sewall. “Tim sangat sadar akan pentingnya kesehatan. Dia bangun pagi untuk pergi ke gym sebelum ramai, dan bahkan dia melakukannya sebelum orang lain bangun.”
Tim Cook bisa dibilang memperlakukan Apple seperti sebuah olahraga. Bisnis di Apple adalah semacam olahraga ketahanan yang untuk mencapai kesempurnaan di dalamnya, maka dia harus sering-sering melakukan latihan. Ini tercermin dalam ucapannya di acara kelulusan mahasiswa Auburn pada tahun 2010. “Dalam bisnis, seperti halnya dalam sebuah cabang olahraga, sebagian besar kemenangan ditentukan bahkan sebelum pertandingan atau perlombaan dimulai. Kita sangat jarang bisa mengendalikan atau memanfaatkan peluang dengan baik, tapi kita dapat mengendalikan persiapan kita.”
Ketika Steve Jobs ‘menepi’ untuk menjalani pengobatan atas penyakitnya di tahun 2009, Tim Cook bertindak sebagai CEO pengganti untuk Apple. Namun dia sangat jarang muncul di depan media untuk memberi komentar atau semacamnya. Tim Cook tetap menjadikan Steve Jobs sebagai ‘wajah Apple’. Bahkan saat itu mungkin tidak banyak media yang tahu bahwa saat itu yang mengambil keputusan untuk sementara waktu adalah Tim Cook sendiri. Jobs sendiri menganggap Tim Cook selama periode 2009-2010 itu telah melakukan tugas yang sangat besar dengan baik, sehingga tanpa ragu ketika dia kembali ‘cuti’ untuk menangani penyakitnya, Jobs sendiri yang meminta Cook untuk bertindak sebagai CEO. Namun kesukaan Cook ‘bersembunyi’ dari sorotan media ini harus berakhir ketika Steve Jobs meninggal dunia pada tahun 2011.
Meskipun sempat ada banyak kekhawatiran, Tim Cook nampaknya membawa Apple ke arah yang seharusnya dengan cukup stabil, sesuai dengan gayanya. Episode selanjutnya akan membahas kepemimpinan Tim Cook sebagai CEO pengganti untuk Steve Jobs!
Referensi:
Kahney, Leander. (2019). Tim Cook: The Genius Who Took Apple to the Next Level. Penguin.