Kisah Silicon Valley #36 – Netscape yang Meroket, Lalu Dihancurkan dengan Brutal

via Moosterhout

Awal 1993, Steve Ballmer yang saat itu adalah kepala divisi marketing Microsoft berada dalam sebuah perjalanan untuk mempromosikan Windows. Seperti umumnya sesi pemasaran, Ballmer membuka diri untuk sesi tanya jawab dengan para pengguna Windows, yang biasanya juga dimanfaatkan untuk menjaring aspirasi pengguna guna perbaikan Windows ke depannya. Seperti biasa, Ballmer meladeni sesi tersebut dengan gayanya yang energik, lincah, dan penuh semangat. Namun antusiasme Ballmer berhenti saat seorang pelanggan mengeluhkan bahwa Windows tidak memiliki “TCP/IP stack” (ini adalah protokol untuk terhubung ke Internet). Ballmer terdiam beberapa lama di panggung, lalu menjanjikan akan segera menyiapkan “TCP/IP stack” tersebut di Windows.

“APA ITU TCP/IP STACK?!” Dalam perjalanan pulang Ballmer berteriak histeris kepada para bawahannya. “Aku tidak tahu apa itu, dan aku tidak mau tahu apa itu. Tapi pelanggan kita menjerit-jerit memintanya! Siapkan itu! Hilangkan rasa sakit ini!”

 

Netscape: Sang Navigator Internet Pertama

Jim Clark, kiri, dan Marc Andreessen, kanan, mitra pendiri Netscape Communications Corporation. (AP Photo) – via Engadget

Pada tahun 1990, Tim Berners-Lee telah membuat dan merilis world wide web ke internet. Ini adalah ruang informasi yang memungkinkan sumber daya web diidentifikasi berdasarkan URL tertaut oleh hypertext link dan kemudian dapat diakses melalui Internet. Temuan ini menjadikannya dihadiahi status karyawan di CERN, lembaga penelitian terhebat di dunia yang berbasis di Swiss.

Tentu saja hanya ada sedikit orang yang mengetahui dan memanfaatkan hal ini, utamanya para geek yang memang gila teknologi. Marc Andreessen dan Eric Bina pada tahun 1993 merilis Mosaic, browser grafis pertama yang memungkinkan komputer mengakses internet. Saat itu dia masih berstatus mahasiswa University of Illinois. Lulus di tahun yang sama, Andressen dan Bina kemudian merilis Netscape Navigator. Program ini lebih sempurna dibandingkan Mosaic karena bisa diinstal di berbagai komputer! Pada tahun itu, Netscape, dan hanya Netscape-lah yang diperlukan untuk dapat mengakses internet. Software ini langsung menyebar di kalangan pengguna komputer seperti api menyambar bensin!

Pada tahun tersebut, Microsoft sudah memegang dominasi dalam dunia OS. Windows dapat digunakan di berbagai macam manufaktur saat itu, misalnya IBM, Dell, dan Compaq. Namun para karyawan Microsoft sangat terlambat merespons perkembangan teknologi. Microsoft tidak memiliki server yang dibutuhkan untuk koneksi Internet. Lebih parah lagi, sebagian besar eksekutif Microsoft bahkan sampai tidak tahu apa itu internet!

Bill Gates yang saat itu bergelar King of nerds tahu apa itu internet sejak hari pertama. Namun karakternya yang menyukai kestabilan terlalu meremehkan perkembangan internet. Gates tak pernah mengira bahwa internet bakal berkembang dengan cepat dan berubah menjadi sebuah peluang bisnis baru.

via Engadget

Pendiri Microsoft ini baru ‘bangun dari tidur’ saat mendapati bahwa para pengguna Windows sudah asyik terhubung ke internet menggunakan Netscape! Saat itu juga Gates menginstruksikan agar Microsoft ‘menggunakan segala daya upaya’ untuk menjadikan Windows juga sebagai jendela agar penggunanya dapat terhubung ke internet.

 

Perang Dahsyat dengan Netscape

via Engadget

Kita masuk ke era baru ini dengan kekuatan luar biasa. Di antaranya adalah orang-orang kita dan penerimaan terhadap Windows dan Office. Saya meyakini bahwa pekerjaan yang telah kita lakukan dalam bidang Konsumen, Teknologi Canggih, MSN, dan Penelitian telah memosisikan kita secara baik kita dengan baik guna memimpin peluang memanfaatkan ‘investasi’ ini lebih cepat dari yang saya prediksikan. Dunia elektronik memerlukan direktori, keamanan, linguistik, dan teknologi lain yang sedang kita kerjakan. Semua ini mengharuskan kita bekerja lebih keras dalam area yang tengah kita rencanakan. Akan ada banyak ketidakpastian, sebagaimana saat kita memeluk Internet untuk pertama kalinya, lalu memperluasnya. Karena Internet saat ini bergerak sangat pesat, kita harus meninjau ulang strategi kita dan mengharuskan kita melakukan komunikasi antar kelompok lebih baik dari sebelumnya.

Kalimat di atas adalah nukilan dari memo internal Bill Gates pada 26 Mei 1995 yang ditujukan kepada seluruh karyawan Microsoft sebagai peringatan untuk ‘menyingsingkan lengan’ menghadapi ‘musuh’ yang tidak mereka duga sebelumnya: Netscape.

Saat Bill Gates merilis memo tersebut, Netscape telah menguasai 90% pangsa pasar web browser. Microsoft kemudian mengembangkan browsernya sendiri: Internet Explorer (IE). Software ini ditanamkan sebagai default di Microsoft Windows, sehingga para pengguna Windows tidak akan membutuhkan browser lain untuk terhubung ke Internet.

Netscape memang sedang di puncak. Dua bulan setelah Bill Gates (baru saja) memerintahkan Microsoft untuk mengembangkan web browser sendiri, Netscape go public dengan penawaran saham USD 28 per saham. Saat closing, nilai perusahaan tersebut meroket hingga USD 3 miliar! Sekedar perbandingan, pada saat go public, saham Microsoft ‘hanya’ bernilai USD 21 per saham. Jadi Nilai Netscape pada tahun 1995 melebihi Microsoft pada saat mengumumkan IPO. Ini sebuah prestasi – yang tentu saja dibenci Microsoft.

Butuh 3 versi Internet Explorer sebelum akhirnya mereka dapat menyamai semua fitur Netscape. Namun tentu saja belum berhasil menyalip pangsa pasar Netscape Navigator. Meskipun demikian, ini berarti Microsoft telah membuka secercah pintu harapan. Apalagi dominasi mereka dalam Operating System memungkinkan Microsoft memainkan permainan ini dalam jangka panjang.

Netscape melihat ancaman ini. Untuk mempertahankan pangsa pasarnya, pada bulan Januari 1998, Netscape memutuskan untuk merilis source code bagi Netscape Communicator kepada publik. Saat itu open source sedang naik daun. Para pembenci Microsoft sedang menggalakkan penggunaan Open Source, terutama melalui LINUX. Source Code Netscape ini kemudian dikembangkan oleh Mozilla Organization, yang hingga saat ini masih akrab di telinga kita dengan produknya: Firefox!

Sayangnya, keputusan merilis Netscape ke open source justru menjadikan pengembangan Netscape sendiri terhambat. Sementara itu, Internet Explorer berhasil mengembangkan diri sebagai browser yang semakin ringkas, semakin cepat, semakin minim bloatware iklan (yang sedang tren saat itu), sehingga untuk pertama kalinya menyalip pangsa pasar Netscape. Dan sejak saat itu, Netscape tidak pernah berhasil memenangkan pangsa pasarnya kembali. AOL, raksasa layanan online pada saat itu, melihat peluang dan akhirnya membeli Netscape senilai USD 4,2 miliar.

via Digitaltrend

AOL masih mempertahankan produk Netscape sampai beberapa versi. Mereka masih sempat merilis hingga Netscape 7, namun jelas bahwa popularitas web browser ini telah makin memudar. Sebuah upaya yang sia-sia sebelum akhirnya Netscape benar-benar menghilang dan tidak lagi digunakan kecuali oleh komunitas Open Source.


Microsoft menikmati kejayaan setelah menghancurkan Netscape. Namun tindakan mereka dinilai sebagai aktivitas monopoli yang melanggar UU Antimonopoli Amerika. Ini memicu perang yang panjang dan berdarah selama dua tahun di pengadilan. Baca kisahnya di Kisah Silicon Valley #37 – Persidangan Antimonopoli Microsoft.

 

 

Referensi

Cooper, Sean. (2014). Whatever happened to Netscape? Engadget.

Naughton, John. (2015). Netscape: The web browser that came back to haunt MicrosoftThe Guardian.

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation