Kisah Silicon Valley #39: 8 Hal yang Jarang Terungkap tentang Paul Allen

Di antara figur dari Microsoft, Paul Allen mungkin adalah salah satu tokoh penting yang ‘kurang menarik perhatian’. Orang banyak penasaran dengan kekayaan Bill Gates yang konon setara dengan banyak negara di dunia, terhibur oleh tingkah pola Steve Ballmer, atau sekarang mungkin kesal dengan Satya Nadella yang banyak membuat kebijakan kontroversial, terutama bagi konsumen. Namun Allen, salah satu pendiri Microsoft dan mungkin sahabat sepanjang masa Bill Gates (mereka berteman sejak di sekolah menengah), jarang diekspos oleh publik. Berikut ini beberapa fakta unik seputar Paul Allen.

 

1| Drop Out

Seperti halnya Gates, Paul Allen drop-out dari tempat kuliahnya. Dia belajar di Washington State University selama dua tahun sebelum meninggalkan kampusnya untuk menjadi programmer. Keputusan tersebut mungkin salah satu yang memengaruhi kesuksesannya di masa mendatang. Menurut data 2015, Allen memiliki nilai bersih USD 15.8 miliar, menjadikannya orang terkaya peringkat ke-26 di Amerika.

 

2| Pemilik Beberapa Tim Olahraga

Allen dikenal sebagai pemilik Seattle Seahawks, sebuah tim elit American Football. Namun ternyata bukan itu saja tim olahraga yang tercatat atas kepemilikan Paul Allen. Dia juga membeli tim NBA Portland Trail Blazers pada tahun 1988 dan memiliki saham atas tim Sepakbola (yang umum kita kenal, alias Soccer di Amerika) – Seattle Sounders FC.

 

3| Penggemar Aviasi

via Business Insider

Paul Allen menggemari penerbangan. Di masa sekolahnya, dia mengoleksi replika pesawat Perang Dunia II. Saat sudah sukses, koleksinya menjadi pesawat Perang Dunia II asli yang dikumpulkan dalam sebuah museum Flying Heritage Collection di Everett!

Paul Allen juga mendirikan SpaceShip One, sebuah perusahaan pesawat pribadi yang berhasil menorehkan prestasi sebagai produsen pesawat wisata keliling orbit bumi. Desain pesawat ini diganjar penghargaan Ansari X-Prize pada tahun 2014. Produk selanjutnya Stratolaunch System masuk tahap pengujian tahun 2016 lalu dan sedang mengejar rekor sebagai pesawat terbesar di dunia.

 

4| Menyukai (dan Mendanai) Warisan Sejarah

via multivu

Sebelumnya disebutkan kalau Paul Allen mengoleksi pesawat dan mendirikan sebuah museum untuk koleksi pesawatnya tersebut. Tidak berhenti pada pesawat saja, Paul Allen juga mendanai EMP Museum, sebuah museum lokal yang mengumpulkan artefak budaya pop kontemporer di Seattle.

Di situ kita bisa menikmati komputer vintage, mobil lama, dan berbagai macam peralatan populer zaman dulu, seperti gramaphone, tape recorder, walkman, dan banyak lagi. Bill Gates rupanya juga tertarik dengan koleksi museum ini. Dia memberikan banyak sumbangan dan mengunjunginya jika ingin bersantai dan mengunjungi Allen.

 

5| Multi-Talenta

via Bloomberg

Untuk masalah talenta, sepertinya Paul Allen lebih unggul dari Gates. Paul Allen juga memiliki sebuah band beraliran blues-rock. Band-nya bernama Underthinkers. Ini bukan proyek sampingan biasa karena band ini cukup laris manggung dan penjualan rekamannya cukup baik. Tak heran karena teman-teman se-band-nya adalah nama-nama yang cukup tenar di kalangan musik Rock, seperti Joe Walsh (Eagles) dan Chrissie Hynde (Pretenders). 

Paul Allen juga melakukan beberapa proyek pembuatan film dan terlibat sebagai produser. Lagi-lagi dia total di bidang ini. Film buatan studionya, Vulcan Productions, yang berjudul Rx for Survival – A Global Health Challenge, pernah memenangkan Emmy Award.

Karirnya sebagai penulis juga cukup fenomenal. Allen pernah menulis beberapa buku manajemen yang laris. Otobiografinya, Idea Man, bahkan menjadi best seller di New York Times.

 

6| Mendanai Lembaga Ilmiah

via Seattle Times

Sejak muda, memang Paul Allen telah tertarik pada sains. Tak heran setelah menjadi biliuner, dia mengguyurkan dana hingga USD 500 juta untuk lembaga penelitiannya: Allen Institute from Brain Science. Target penelitian lembaga ini tidak main-main: memahami mekanisme cara kerja otak manusia.

Allen Institute memiliki peta komputer raksasa tentang bagaimana gen bekerja di otak tikus. Untuk apa peta raksasa ini? Manfaatnya adalah memajukan penelitian pengobatan terhadap otak, pengembangan upaya mengatasi sclerosis, mengatasi penyakit terkait dengan memori dan berbagai gangguan psikologi. Peralatan yang disediakan Allen Institute ini menjadi rujukan neurosaintis (ilmuwan yang meneliti neurosains).

Ketertarikan Paul Allen terhadap cara kerja otak, memiliki latar kisah yang sedih. Ibunya, Faye Allen, berjuang menghadapi Alzheimer sebelum akhirnya meninggal dunia. Dalam sebuah wawancara dengan Forbes di tahun 2012, Allen berkaca-kaca menceritakan hal ini, “Kepribadian adalah hal yang menjadikan kita manusia, suatu saat hal ini tergelincir dan menghilang, dan tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya.” Allen kemudian menjelaskan harapannya bahwa prestasi lembaga penelitiannya nantinya akan mampu menghindari kepedihan yang sama seperti yang dia alami, menyaksikan orang yang dia kasihi kehilangan diri sendiri sebelum meninggal.

 

7| Filantropis

Tidak mengejutkan bahwa Allen memiliki hobi berderma seperti halnya Bill Gates. Dia juga bergabung dalam kampanye fenomenal yang dilakukan Bill Gates dan Warren Buffet pada tahun 2010, Giving Pledge. Ini adalah kampanye mengumpulkan dana untuk pendidikan dan anak-anak kurang beruntung di seluruh dunia. Allen menyumbangkan USD 1,5 miliar di kampanye tersebut.

 

8| Survivor Kanker

Ini mungkin fakta yang paling jarang diulas tentang Paul Allen. Dia terkena kanker lymphoma Hodgkin pada tahun 1982. Kanker inilah yang menjadikannya keluar dari Microsoft. Sembuh total dari lymphoma, tahun 2009 dia terkena lagi jenis kanker yang berbeda dan harus menjalani kemoterapi. Belum ada kabar terbaru tentang kesehatannya, tapi yang jelas kita masih menyaksikan Paul Allen muncul di banyak acara eksklusif di AS tahun ini. Sepertinya kanker kali ini juga belum mampu menghentikannya.


 

 

Referensi

O’Connor, Clare. (2014). 10 Things You Didn’t Know About Microsoft Billionaire Paul Allen. Forbes.

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation