Pada hari Jumat, 23 Agustus 2013, Ballmer membuat pernyataan mengejutkan, “Saya akan segera mengundurkan diri sebagai CEO Microsoft. Dalam penyelesaian proses memilih suksesor, saya akan tetap melanjutkan memimpin Microsoft ke langkah transformasi selanjutnya sebagai perusahaan produsen perangkat dan layanan yang memberdayakan orang di seluruh dunia dengan aktivitas yang paling penting bagi mereka.”
Dalam sesi tanya jawab, seorang wartawan kemudian mengajukan sebuah pertanyaan yang tampaknya juga ada dalam benak setiap orang, “Apakah Stephen Elop juga berpeluang sebagai CEO Microsoft?”
Ballmer nampak terkejut, namun kemudian dia tertawa terbahak-bahak, “Dewan direksi akan melakukan suksesi pergantian kepemimpinan secara terbuka. Semua kandidat baik internal maupun eksternal memiliki peluang yang sama untuk menjadi CEO Microsoft selanjutnya.”
Pro Kontra Bonus Stephen Elop
Pasca terwujudnya pembelian divisi mobile & service Nokia oleh Microsoft, para jurnalis mulai mengulik-ulik apa saja yang diterima oleh Elop sebagai hasil dari kesepakatan tersebut. Seperti yang sempat disinggung di episode sebelumnya, kesepakatan ini menjadikan Elop ‘berhenti’ sebagai CEO Nokia. Namun berhentinya Elop ini tidak sekedar berhenti, namun menghadirkan konsekuensi finansial yang sangat besar!
Risto Siilasma sendiri menyatakan bahwa dia baru saja tahu bahwa pembayaran Stephen Elop akan menyebabkan ‘brouhaha’ (istilah untuk tanggapan berlebihan atas sesuatu). Terdapat sebuah klausul yang menyebutkan bahwa kompensasi saham untuk Elop meningkat menjadi 4,2 juta Euro dalam bentuk uang tunai termasuk gaji, bonus, dan tambahan lainnya yang kemudian membengkak menjadi 18,8 juta Euro. Atas desakan Siilasma, bonus ini sebagian besar ditanggung oleh Microsoft, karena Nokia sendiri sedang kekurangan dana jika harus mengurusi ‘bonus’ yang diterima Elop.
Jumlah tersebut bocor ke publik dan menimbulkan kemarahan yang luar biasa. Ini merupakan sesuatu yang dianggap wajar mengingat kesan bahwa Elop membawa Nokia ke kehancuran. Majalah Wired menulis headline yang menohok mengenai bonus dan klausul bahwa Elop kembali ke Microsoft: “Microsoft Brings its Trojan Horse Home” alias “Microsoft memulangkan kuda Troya miliknya”.
Siilasma juga melakukan blunder saat mengomunikasikan apa yang diperoleh Elop kepada wartawan. Dia menyatakan bahwa hadiah tersebut adalah didasarkan pada kontrak CEO Elop yang pada dasarnya sama dengan Kallasvuo. Akan tetapi sebuah penyelidikan oleh surat kabar terbesar Finlandia, Helsingin Sanomat, mengungkap kebenaran bahwa klausul pembagian saham dan aneka bonus tersebut adalah dikarenakan “pergantian kontrol”, dalam artian: Nokia memaksa bahwa Elop harus berhenti sehingga harus membayar kompensasi yang sangat besar.
Ini menjadi masalah yang sangat menarik perhatian di Finlandia (karena Nokia adalah kebanggaan Finlandia terhadap dunia), sampai-sampai Menteri Keuangan Finlandia saat itu, Jutta Urpilainen, harus angkat bicara meminta agar Nokia memberikan penjelasan mendetail untuk memuaskan publik. Jika memang Elop menerima ganti rugi sebesar itu, perlu dirundingkan kembali atas dasar perjanjian perburuhan dan undang-undang ketenagakerjaan Finlandia, utamanya menurut prinsip: “Tanggung jawab dan moderasi dalam semua praktik pemberian hadiah”. Majalah Forbes dari Amerika mengutip pernyataan bahwa jumlah yang dibayarkan kepada Elop ‘benar-benar keterlaluan’.
Menambah pelik situasi, Elop menolak untuk menerima pemotongan dengan alasan yang agak konyol: Pada saat bonus tersebut diberikan, Elop baru saja berpisah dengan istrinya, Nancy, pada bulan Oktober 2012. Karena tidak ada perjanjian pranikah, maka Nancy berhak atas separuh aset Steven, dan ini ‘terlanjur’ dihitung bersama dengan bonus saat Elop angkat kaki dari Nokia. Jika Elop menerima pemotongan (yang diusulkan oleh Menteri Keuangan Finlandia) tersebut, maka dikhawatirkan pengacara Nancy akan menuduhnya menghancurkan aset Nancy dan akan menjadikan permasalahan pengadilan semakin pelik.
Beberapa media yang lebih netral menganalisis bahwa permasalahan ini sepertinya terjadi akibat Elop menggunakan dasar-dasar hukum Amerika saat membuat perjanjian dengan Nokia. Menurut Ketentuan di AS, maka nilai kompensasi untuk CEO perusahaan yang masuk dalam indeks 500 versi Standard & Poor rata-rata adalah USD 10 juta per tahun. Finlandia tidak mengenal konsep ini, sehingga rata-rata masyarakat di Finlandia kaget melihat kompensasi Elop yang begitu besar padahal dia dianggap menjatuhkan perusahaan, bukan menyukseskannya. Beberapa analis memperkirakan bahwa Elop sudah mengincar hal ini sejak lama. Dengan menggunakan dasar hukum AS (karena saat itu Elop adalah warga negara AS), maka banyak sekali keuntungan yang diperoleh Elop dengan memanfaatkan standar hukum AS tersebut. Ini adalah permainan win-win bagi Elop. Apa pun yang dilakukannya di Nokia, maka tetap saja dia akan memperoleh keuntungan finansial dalam jumlah yang fantastis!
Babak Baru Microsoft
Pada saat mengakuisisi divisi mobile & service Nokia, Microsoft sendiri sebenarnya sedang sibuk. Raksasa Redmond ini sedang dalam transisi kepemimpinan. Steve Ballmer sudah mengungkapkan bahwa dia akan pensiun setelah menyelesaikan transaksi ‘pembelian’ Nokia ini. Calon kuat penggantinya, Satya Nadella, adalah pria India yang sukses membesarkan sistem Cloud Microsoft. Berkat tangan dingin Nadella, Microsoft menguntit sebagai penyedia layanan Cloud nomor dua di dunia setelah Amazon. Dengan pertumbuhan profit dari Cloud yang dahsyat, nampaknya susah menghalangi Nadella dari tampuk pimpinan orang nomor satu di Microsoft.
Saat dikonfirmasi wartawan tentang pembelian Nokia, Nadella tanpa ragu menjawab bahwa Microsoft sudah punya rencana tersendiri dengan pembelian tersebut. “Kami akan melampaui produktivitas. Dengan adanya kekuatan dari hardware mobile, PC, dan sistem yang terintegrasi, ini akan mewujudkan sebuah sistem menyeluruh dari Microsoft.” Ketika wartawan memintanya memberikan contoh tentang ‘produktivitas’ yang dimaksud, Nadella mencontohkan, “Saya bisa mengambil foto dokumen dengan aplikasi Office Lens dari kamera ponsel, gambar ini akan dikenali OCR, dan kemudian masuk ke OneNote. Dari sini kita bisa membukanya dengan perangkat apa saja, selama perangkat tersebut menggunakan OS Windows. Banyak hal yang dapat kita lakukan dengan ponsel secara luas jika memikirkan tentang produktivitas.”
Pernyataan Nadella ini cukup unik, karena sebelumnya, bersama Bill Gates, kepala divisi Cloud Microsoft ini sangat menentang niat Ballmer mengakuisisi Nokia. Nadella saat itu beralasan bahwa tidak ada untungnya ‘memecah’ fokus Microsoft dengan peluang bisnis sulit dimenangkan dari Apple dan Google.
Daniel Ives, managing director di FBR Capital Markets, mengungkapkan analisisnya bahwa Microsoft memainkan ‘permainan jangka panjang’. “Kita tidak bisa mengharapkan pembelian ini langsung memberikan keuntungan. Ini hanya memberikan sebuah pondasi yang kuat bagi Microsoft dalam jangka panjang.”
Beberapa analis keuangan juga menilai bahwa pembelian ini masih ‘masuk akal’. Dengan share profit, maka Microsoft berhak atas keuntungan yang diterima dari seluruh penjualan ponsel Nokia, termasuk feature phone yang masih sangat kuat, terutama di negara berkembang. Sementara itu, Nokia sendiri mendapatkan ‘uang segar’ untuk membiayai semua utang yang disebabkan biaya pengembangan dan penelitiannya.
Namun Nadella sebenarnya memiliki rencana yang lebih menarik dengan adanya divisi mobile di Microsoft. Hal itu akan terungkap setahun kemudian!
Bagaimana perkembangan divisi mobile & service Nokia selama berada dalam ‘pelukan’ Microsoft? Kisah ini masih akan berlanjut di episode selanjutnya: Kisah Silicon Valley #52 – Windows 10 Mobile, Sebuah Era Baru.
Referensi:
Cohen, Sarah. (2014). Microsoft Strategy for Nokia Becomes Clearer. Forbes.
Nykanen, Pekka & Salminen, Merina. (2015). Operatioo Elop. Nokian matkapuhelinten viimeiset vuodet.