“Dia selalu bekerja dari pemahaman realita yang berbeda dari kami semua,” ujar Ankenbrandt, salah seorang karyawan awal X.com. “Dia hanya berbeda dibandingkan kami semua” Ankenbrandt menunjukkan seberapa besar pengaruh Elon Musk, terutama dalam hal memberikan visi dan arah jalan yang jelas dalam startup yang didirikannya, X.com, yang kemudian berubah menjadi platform yang memberikan Elon kesuksesan dahsyat: PayPal.
Startup Pertama Elon Musk
Elon Musk segera mendapati bahwa di Silicon Valley terdapat peluang yang selama ini dia cari, dan merupakan tempat yang mampu mewujudukan ambisi-ambisinya. Setelah lulus, dia berniat untuk mengejar gelar doktor di jurusan sains dan fisika materi di Stanford, sekaligus mengejar kesuksesan di Silicon Valley. Ide bisnis internet Musk yang pertama datang dari seorang salesman Yellow Pages. Pada tahun 1990-an, karena belum ada telepon seluler, maka sebagian besar orang menggunakan telepon rumah, dan ini menjadikan perusahaan telepon menjual sebuah buku daftar nama urut alfabelt telepon orang di seluruh kota. Sebagian dari buku tebal itu berisi iklan aneka macam usaha yang dapat dihubungi melalui telepon. Halaman iklan itu berwarna kuning sehingga akhirnya buku telepon tersebut populer dengan sebutan Yellow Pages. Salesman Yellow Pages bertugas menjual slot iklan tersebut kepada tempat usaha yang ingin memasang iklan di buku telepon tersebut. “Akan menarik jika ada daftar nomor telepon orang seluruh kota dalam sebuah website, disertai iklan seperti di Yellow Pages.” Kata sang Salesman kepada Elon. Ide ini menjadikan Elon tertarik. Dia kemudian mengajak saudaranya, Kimbal, untuk bersama-sama mewujudkan ini. Dua bersaudara tersebut kemudian mendirikan Global Link Information, sebuah startup yang kemudian berganti nama menjadi Zip2.
Sebenarnya, mereka berdua masih meraba-raba bagaimana menawarkan nilai sebuah web yang mirip daftar Yellow Pages kepada masyarakat. Elon dan saudaranya berharap bahwa mereka dapat meyakinkan restoran-restoran, toko pakaian, salon, dan sebagainya, untuk menjadikan diri mereka lebih terkenal melalui internet. Zip2 akan membuat direktori yang dapat dicari, berisi aneka pelaku bisnis, sehingga orang dapat dengan mudah mencari barang atau layanan jasa tertentu. Saat presentasi kepada kalangan pebisnis setempat, Elon menggunakan pemesanan pizza sebagai contoh kasus. “Misalnya Anda ingin memesan pizza. Akan menyenangkan jika kita tahu pizza terdekat dan nomor teleponnya, sehingga nantinya kita dapat menghubunginya dan menghemat waktu pengiriman.” (Saat ini mungkin ide tersebut telah diwujudkan oleh Google Maps dan spesifik di Indonesia: Gojek!)
Duo ini sangat dicintai oleh karyawan Zip2. Jeff Heilman, seorang karyawan Zip2 memuji antusiasme Kimbal, “Kimbal Musk adalah seseorang yang sangat optimis. Dia sangat pandai menjadikan para karyawan bersemangat.” Sementara itu yang dia kenang tentang Elon, tidak mengejutkan, adalah ‘gila kerja’-nya. “Elon Musk kelihatannya tidak pernah meninggalkan kantor. Dia tidur, bahkan sampai membawa sebuah kantung tidur, di sebelah mejanya. Hampir setiap hari saya datang pada pukul 7.30 pagi dan dia akan tidur di kantung tidur itu.” Ujar Heilman. “Bahkan mungkin dia juga ada di sini sepanjang akhir pekan.”
Di Zip2, Elon bertanggung jawab untuk urusan koding, sementara Heilman menjadi sales leader. Interaksi keduanya memang agak jarang karena Elon sendiri cenderung suka menghabiskan waktu seorang diri, dan mereka berdua punya tugas berbeda. Meskipun demikian, karyawan lain jelas melihat kerja keras Elon, karena kapan pun mereka datang ke kantor, hampir pasti mereka bisa menemukan Elon di sana.
Hal lain yang menjadikan karyawan bersemangat adalah bagaimana Elon terus menerus meningkatkan performa software dan webnya. Mereka bahkan memiliki ‘superkomputer’ sendiri. Sebuah komputer berspek tinggi yang amat jarang dimiliki oleh startup yang baru berdiri. Elon yang memang nerd menghabiskan banyak dana untuk superkomputer tersebut. Untunglah investor justru menganggapnya sebagai tindakan yang menakjubkan. Mereka menilai bahwa Elon memang serius dengan bisnis ini dan berambisi untuk menjadi yang terbaik. Investasi pun mengalir deras.
Pada awal 1996, tidak sampai satu tahun sejak didirikan, Zip2 mengalami perubahan masif. Perusahaan Venture Capital Mohr Davidow Ventures memantau bagaimana beberapa ‘anak dari Afrika Selatan’ berjuang untuk membuat Yellow Pages versi internet. Mereka menemui Elon dan Kimbal Musk untuk menjajaki kemungkinan kerja sama. Elon memberikan presentasi yang sangat memikat, hingga Mohr Davidow tidak dapat menolak dan berinvestasi sebesar USD 3 juta ke perusahaan tersebut. Dana ini dimanfaatkan secara maksimal oleh Zip2 untuk meningkatkan jangkauan akses web mereka dan meningkatkan teknologi. Zip2 bahkan menyewa sebuah ruangan kantor baru di 390 Cambridge Avenue, Palo Alto. Kedua bersaudara Musk itu juga mempekerjakan beberapa karyawan baru, programmer yang lebih ahli daripada Elon. Meskipun Elon sangat mencintai aktivitas coding, tidak terbantahkan bahwa memang dia bukan coder terbaik. Kekuatan Elon adalah pada visinya mengenai suatu produk. Dia tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana menyusun sebuah produk. Dengan tambahan dana ini, Elon akhirnya membentuk sebuah ‘pasukan’ yang menjadikan produk web mereka jauh lebih unggul.
Transisi model bisnis dan perusahaan ini merupakan salah satu milestone bagi Elon Musk. Dia mendapatkan kepercayaan diri ekstra dan makin yakin bahwa dia memang ditakdirkan untuk sukses dalam bisnis ini. The New York Times, Knight Ridder, Hearst Corporation, dan perusahaan media lain tertarik oleh keberadaan Zip2 dan berkontribusi atas pendanaan startup ini. Tak lama, perusahaan ini berhasil mengumpulkan USD 50 juta pendanaan tambahan!
Pada bulan April 1998, Zip2 mengumumkan strategi yang mengejutkan. Perusahaan ini melakukan merger dengan pesaing utamanya, CitySearch, dalam sebuah deal yang bernilai sekitar USD 300 juta. Perusahaan baru ini akan dipimpin oleh CEO Richard Sorkin yang lebih berpengalaman. Di sini mulai timbul perpecahan. Akibat merger tersebut, banyak orang-orang di posisi penting Zip2 yang kehilangan jabatan atau bahkan pekerjaan. Ini menimbulkan ada kelompok di Zip2 yang getol menolak ‘penyerapan’ Zip2 ke CitySearch. Mereka menginginkan Zip2 tetap ada dan bersaing. Elon yang tadinya mendukung merger ini, kemudian malah berbalik menentangnya saat mencium gelagat buruk dari para pebisnis berpengalaman di CitySearch. Pada bulan Mei 1998, dua perusahaan ini membatalkan merger. Ini berdampak pada kehilangan uang dalam jumlah besar baik bagi CitySearch maupun bagi Zip2 sendiri. Namun Sorkin terlanjur menetap di posisi CEO Zip2. Elon berupaya mengkudeta Sorkin, namun ditolak oleh dewan direksi perusahaannya sendiri. Sorkin kemudian digantikan oleh CEO baru, Derek Proudian, dan Elon Musk tetap tidak mendapatkan jabatannya kembali.
Meskipun bukan CEO, Musk tetap sosok yang berpengaruh di Zip2. Dia tetap memikirkan berbagai hal yang terbaik untuk perusahaan tersebut. Elon Musk ingin berfokus pada konsumen, akan tetapi Proudian tidak setuju karena itu akan menghabiskan banyak uang. Dalam kondisi perusahaan yang terus kehilangan uang, ini sangat tidak ideal. Syukurlah dalam situasi keuangan carut marut tersebut, produsen PC Compaq Computer mengajukan diri untuk ikut berinvestasi di Zip2. Dana yang mereka berikan: USD 307 juta tunai! Elon sampai menyebutnya “uang dari surga” karena kehadirannya yang begitu tepat. Tentu saja Dewan Direksi Zip2 langsung menerima investasi ini dan akhirnya karena tidak kekurangan dana, maka Elon bebas melakukan idenya yang berfokus konsumen. Keuangan Zip2 semakin membaik dengan pendapatan yang terus meningkat. Meskipun demikian, Elon menyadari bahwa dia seharusnya bisa mengatasi masalah ini dengan lebih baik. “Saya harusnya lebih dapat memanajemen karyawan dan keuangan kami dengan lebih baik. Ini adalah perusahaan pertama saya, dan saya akui saya kurang pengalaman. Namun ini pasti jadi pelajaran bagi saya untuk bertindak lebih baik lagi.”
PayPal Mafia
Kegilaan kontrol Elon Musk mencapai tahap yang sangat mengganggu. Para programmer mendapati bahwa kode yang mereka kerjakan sepanjang hari, ternyata diubah Elon pada malam harinya, dan ini terjadi secara rutin. Masalahnya: Sebenarnya Elon menulis kode yang lebih buruk. Ini menjadikan tensi antara Elon Musk dan karyawan-karyawan Zip2 memanas. Pada akhirnya, Elon memutuskan untuk melepaskan kontrolnya di Zip2 dan memperoleh kompensasi penuh untuk itu. Dengan jumlah uang yang dibayarkan kepadanya, dapat dikatakan bahwa ini jelas kesuksesan finansial yang besar! Elon Musk menjadi miliuner baru Silicon Valley.
‘Penjualan’ Zip2 ini juga meningkatkan rasa percaya diri Elon. Dia kemudian terobsesi untuk mencari kesuksesan apa yang selanjutnya perlu untuk dikejar. Dengan jumlah uang yang tersimpan di rekening miliknya di Bank of Nova Scotia, Elon tidak perlu buru-buru, dan dia memang sangat menikmati itu. Sambil memikirkan ide-ide baru yang dapat dieksekusi, Elon menikmati gaya hidup mewah di Silicon Valley. Dia bahkan memiliki keanggotaan tetap di sebuah klub, yang mana dia tiap sore datang untuk menikmati kopi khusus dari mesin kopi eksekutif di klub tersebut, dan menghabiskan waktunya hanya untuk belajar dan memikirkan ide-ide baru. Dia pindah dari apartemen untuk membeli sebuah kondominium, merenovasinya dan menjadikannya tempat tinggal yang mewah. Dia juga membeli sebuah mobil F1 Mclaren seharga USD 1 juta serta sebuah pesawat kecil. Elon Musk menikmati gaya hidup selebriti dan menjadi bagian dari kelompok miliuner baru yang muncul di era dot com.
Tidak berapa lama, Elon mendirikan startup baru yang diberi nama X.com. Meskipun terdengar seperti kantor audisi porno, ini merupakan perusahaan finansial dengan konsep yang menarik. Elon Musk berupaya untuk menciptakan sebuah ‘bank online’ di mana para pengguna bisa bertransaksi menggunakan platform ini, sehingga akan memudahkan mereka untuk melakukan transaksi di internet. Belajar dari pengalamannya di Zip2, Musk banyak berinvestasi pada engineer. Karyawan baru di bidang pemrograman terus menerus datang. Elon juga mengurangi keterlibatannya di bidang teknis dan mulai memberikan lebih banyak kepercayaan kepada karyawannya.
Sebagai bank online, X.com banyak menawarkan keuntungan radikal bagi penggunanya. Pelanggan bisa menerima USD 20 hanya dengan mendaftar dan kemudian mendapatkan USD 10 tambahan untuk setiap orang yang mereka referensikan untuk menggunakan platform ini. Bank online ini menunjukkan peningkatan, akan tetapi dengan cepat juga menarik perhatian para pesaing. Dua orang programmer, Max Levchin dan Peter Thiel membuat platform serupa dengan nama Confinity. Persaingan antara X.com dan Confinity begitu sengitnya sampai-sampai pendiri Confinity ‘pindah kantor’ di bawah kantor X.com. Dia berfokus mengembangkan platform baru berupa sistem pembayaran berbasis Web dan email yang kemudian dikenal sebagai PayPal.
Maret 2000, X.com dan Confinity pada akhirnya memutuskan untuk berhenti saling bersaing dan menggabungkan kekuatan untuk menyokong satu platform bank online bersama-sama. Confinity yang lebih mapan, justru kehabisan uang untuk menyokong Riset dan Pengembangannya. Sementara itu, X.com memiliki cadangan uang lebih banyak berkat keahlian Elon membujuk investor. X.com pada akhirnya mengulurkan tangan untuk mendukung Confinity dan PayPal dengan kekuatan finansialnya.
Para karyawan kedua perusahaan ini nampaknya menikmati hal tersebut. Kelompok karyawan X.com kadang-kadang akan mengunjungi kantor Confinity sambil membawa PC mereka dan akhirnya bekerja bersama-sama di kantor Confinity. Elon Musk sebenarnya bersikeras untuk mempertahankan sistem X.com dalam merger ini. Namun karyawan kedua perusahaan justru lebih tertarik pada PayPal. Mereka meyakinkan Elon bahwa platform ini memiliki masa depan yang cerah. Desain infrastruktur perusahaan juga menjadikan Elon sering bertengkar dengan orang-orang dari Confinity. Tim Confinity yang dipimpin oleh Levchin lebih menyukai desain infrastruktur open source seperti Linux. Sementara itu Elon Musk sejak awal lebih banyak menggunakan perangkat lunak data-center Microsoft untuk menjaga agar produktivitas mereka tinggi. Perbedaan ini mungkin bagi orang luar terdengar konyol, tapi di kalangan fanatis teknologi seperti Musk dan Levchin, ini berarti segala-galanya. Hal yang bahkan kalau perlu dipertahankan dengan perang! Dan benarlah, X.com dan Confinity yang baru saja bergabung harus kehilangan programmer utama mereka, Thiel, yang tidak suka terus-menerus berdebat dengan Elon Musk mengenai hal ini.
Kengototan Elon menjadikan X.com mengalami masalah teknologi yang menjadikan sistem komputasi gagal mengikuti meledaknya pelanggan yang menggunakan layanan ini. Seminggu sekali, web perusahaan kolaps dan akhirnya engineer baru harus merancang sistem baru. Perubahan ini menjadikan X.com rentan terkena penipuan. “Kami sering kehilangan uang karena hal ini,” ujar Stoppelman, salah seorang karyawan pertama X.com. Ini menjadikan kepercayaan para karyawan X.com terhadap Elon menurun. Mereka bahkan kemudian berkumpul di resto ternama, Fanny & Alexander, untuk merundingkan kemungkinan mengkudeta Elon Musk.
Para karyawan tersebut berhasil meminta Thiel untuk bekerja lagi membesarkan startup ini. Meskipun sering berdebat dengan Elon, akhirnya mereka (dalam aura saling membenci yang ketat) berhasil menyelamatkan X.com, Confinity, dan Paypal dari krisis dot com bubble, yaitu rontoknya startup di Silicon Valley karena ketidakseimbangan antara uang nyata dan taksiran nilai startup tersebut.
Elon Musk pada akhirnya berhasil diyakinkan bahwa PayPal adalah platform masa depan, sehingga dia mulai mengikuti langkah Thiel untuk memfokuskan pengembangan PayPal sambil tetap memperkuat platform utamanya, X.Com. PayPal akhirnya selamat dari gelembung dot-com, berhasil menjual IPO untuk pertama kalinya dan mengumpulkan pendapatan yang sangat tinggi (selain fakta bahwa kedua tokoh berpengaruh di sana bermusuhan).
PayPal kemudian mewakili sosok platform brilian baik secara bisnis maupun engineering. Musk dan Thiel benar-benar memiliki pandangan yang tajam untuk merekrut engineer muda berbakat untuk dipekerjakan di PayPal. Nantinya, dunia akan menyaksikan bahwa orang-orang yang sempat ‘membesarkan’ PayPal, akan menikmati sukses besar melalui perusahaan rintisan mereka sendiri, seperti YouTube, Palantir Technologies, dan Yelp. Apa yang beda dari PayPal? Rakitan kode yang ditulis para programmernya berkualitas tinggi. Bahkan staf PayPal adalah yang memelopori bagaimana memerangi penipuan online dan menulis kode dasar untuk software yang digunakan oleh CIA dan FBI untuk melacak teroris. Selain itu, software tersebut juga dimanfaatkan oleh bank besar dan lembaga keuangan lain untuk memerangi kejahatan finansial. Karyawan-karyawan super hebat ini, kemudian dikenal dengan julukan: PayPal Mafia!
PayPal kemudian memberikan kesuksesan besar bagi Elon Musk! Namun dia tidak berhenti begitu saja. Impian absurd namun visionernya mengenai antariksa, membawanya mendirikan startup yang berorientasi untuk mengirimkan roket ke ruang angkasa, SpaceX. Ikuti di Kisah Silicon Valley #94 – Wisata Antariksa.
Referensi
Loudenback, Tanza. (2018). Elon Musk is worth about $23 billion and has never taken a paycheck from Tesla heres how the notorious workaholic and father of 5 makes and spends his fortune. Business Insider.
Vance, Ashlee. (2017). Elon Musk, Tesla, SpaceX and the Quest for a Fantastic Future
Weinberger, Matt. (2017). The incredible story of Elon Musk, from getting bullied in school to the most interesting man in tech. Business Insider