Manuver Microsoft dalam layanan Cloud mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir, tetapi perlu juga memastikan bahwa layanan Cloud ini memiliki pertahanan yang kuat. Untuk itu, perusahaan asal Redmond ini baru saja mengakuisisi RiskIQ, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang keamanan siber.
Dikutip dari Bloomberg, uang yang harus dikeluarkan oleh Microsoft untuk kesepakatan ini sebesar $500 juta atau sekitar Rp 7,2 Triliun (kurs 14,494)
Dilansir dari Blog Microsoft Security, Vice President of Cloud Security Microsoft, Eric Doerr, mengungkapkan, transformasi digital yang saat ini berkembang saat cepat, namun ekspansi yang cepat juga harus beriringan dengan keamanan yang kuat, supaya dapat menghindari ancaman keamanan siber.
Untuk itu, dengan RiskIQ yang kini sudah diakusisi, Microsoft dapat memaksimalkan keamanan penggunanya.
RiskIQ helps customers discover and assess the security of their entire enterprise attack surface–in the Microsoft cloud, AWS, other clouds, on-premises, and from their supply chain. With more than a decade of experience scanning and analyzing the internet, RiskIQ can help enterprises identify and remediate vulnerable assets before an attacker can capitalize on them.
Jadi nantinya, RiskIQ akan diintegrasikan pada layanan Microsoft yang berbasis Cloud seperti Microsoft 365 Defender, Microsoft Azure Defender, and Microsoft Azure Sentinel.