Obsidian, Aplikasi Catatan Dengan Konsep Local-First!

Sebelumnya kita sudah pernah membahas mengenai aplikasi Anytype : Aplikasi Catatan Yang Mengutamakan Privasi! dimana aplikasi tersebut sudah cukup lama saya gunakan baik di Windows dan Linux, saya cukup suka karena memang selain cross platform, fitur dan tampilannya sendiri kurang lebih mirip Notion yang juga pernah saya andalkan sebelumnya.

Namun salah satu pembaca diartikel tersebut merekomendasikan Obsidian, tidak lama setelahnya tentu langsung saya coba, hasilnya, menarik!.

Apa itu Obsidian?

Secara umum, Obsidian ini dikenal sebagai aplikasi catatan berbasis Markdown yang berbeda dari aplikasi lain seperti Notion, Obsidian menekankan konsep local-first, dimana semua catatan disimpan di perangkat pengguna, bukan di server pihak ketiga.

⚡️ Akhirnya Kebagian Sinyal 5G di Rumah, Sekencang Apa?

Seperti pada gambar diatas, sebuah catatan akan disimpan dalam sebuah Vault yang dapat kita simpan di local storage, jadi karena tanpa ada proses sync dengan internet, aplikasi ini berjalan sangat mulus dan cepat.

Nah sebelum kita lanjutkan, mari kita bedah dulu fitur apa saja yang ada di Obsidian?

Fitur Utama

Yang pertama jelas Obsidian ini menggunakan Markdown sebagai fondasi utama, dimana dengan itu, catatan akan ringan, mudah untuk dipindah dan tentu kompatibel dengan banyak aplikasi lainnya.

Selain itu, ada backlinks dan graph view yang bisa kita gunakan untuk menghubungkan ide antar catatan dan memvisualisasikannya dalam bentuk map.

Ini jelas akan sangat bermanfaat bagi penulis kayak saya ini, karena setiap catatan bisa di track dengan lebih mudah.

Nah menariknya, ada ratusan plugin yang tersedia, mulai dari kanban, task manager, kalender dan lainnya yang bisa kita install dengan mudah.

Contoh, disini saya menginstall plugin Kanban karena memang bermanfaat untuk saya,

Dan di community plugin, ada banyak banget plugin yang bisa dicoba, dan jujur belum saya coba cek semuanya, tolong rekomen plugin yang bagus dibawah dong guys.

Selain plugin, kita juga bisa mengatur tema dan css kustom, sehingga tentu tampilan bisa diubah sesuai preferensi.

Selain itu, ada fitur sync dan publish, sayangnya ini berbayar sehingga untuk dukungan lintas platform, kita harus pakai trik tambahan.

Gratis untuk penggunaan dasar!

Satu hal yang pasti, Obsidian ini gratis untuk penggunaan dasar, semua plugin dan integrasi benar benar bisa kita manfaatkan tanpa ada batasan, namun tentu sayangnya untuk melakukan sync data, kita harus beli paket langganan dengan harga $5 untuk sync dan $10 untuk publish yang tentu akan lebih murah jika bayar tahunan.

Alternatif Sync dan Dukungan Lintas Platform

Nah meskipun memang terbatas pada sync (kecuali kamu bayar) sebenarnya ada trik yang bisa kita lakukan, misalkan dengan menyimpan vault di OneDrive (ini berjalan sempurna untuk pengguna Windows multi devices), menggunakan Sync dari Google Drive atau Mega, dan yang paling mantap dan saya suka sih menggunakan Private Repository dari GitHub.

Seperti pada gambar diatas, jika saya selesai mencatat di Windows, cukup saya add dan push ke repo untuk selanjutnya saya pull dari perangkat saya di Linux. Begitupun sebaliknya.

Tentu dengan itu catatan akan tersinkronisasi meskipun harus ada langkah ekstra. Jika kamu pakai Windows dan aktif menggunakan OneDrive, kamu bisa menyimpan Vault di OneDrive yang akan tersinkronisasi dengan akun Microsoft kamu guys. Jadinya ini lebih mudah dan seamless juga.

Nah selain itu, Obsidian juga tersedia secara cross platform, dia tersedia di Windows, Linux, Mac, Android dan iOS.

Untuk sync di Android saya bisa menggunakan Termux + Git. Terkesan ribet, tapi menurut saya sih ini cukup seru karena ada langkah tambahan yang bisa kita lakukan.

Kekurangan

Meskipun memang menarik, cepat dan tersedia sebagai aplikasi cross platform, sayangnya kurva belajar Obsidian ini cukup tinggi, jadi jika kamu sudah terbiasa dengan Notion, Evernote atau OneNote jelas rasanya butuh waktu untuk belajar dan menyesuaikan diri.

Selain itu, tampilan dan fiturnya juga tidak seintuitif aplikasi populer lainnya, bahkan mungkin jika dibandingkan dengan AnyType, tampilan Obsidian ini masih jauh dibawahnya.

Dan terakhir, karena saya pengguna gratisan, sync tidak tersedia, meskipun ada solusi alternatif, tentu ini lebih ribet dibandingkan dengan layanan lainnya.

Cocok untuk siapa sih?

Nah Obsidian ini memang mengutamakan local-first yang berarti sangat cocok untuk pengguna yang ingin benar benar menjaga privasi-nya.

Namun selain itu, ini juga cocok untuk hampir semua pengguna untuk mencatat ide, draft, catatan harian, dokumentasi dan lainnya. Dan berikut adalah tabel perbandingkan dengan Anytype yang bisa kamu jadikan referensi untuk pilihan.

AspekObsidianAnytype
Konsep DasarCatatan berbasis Markdown, fokus pada local-first (data tersimpan di perangkat).Catatan berbasis object-oriented, mirip Notion, fokus pada kolaborasi tim.
Penyimpanan DataLokal, privat, bisa sync berbayar dengan enkripsi end-to-end.Peer-to-peer sync, tanpa server pusat, tetap privat.
Fitur UtamaBacklinks, Graph View, plugin komunitas, tema & CSS custom.Workspace kolaboratif, sistem blok (text, list, image, table), tampilan modern.
KelebihanFleksibel, ekosistem plugin besar, cocok untuk individu & penulis.Ramah untuk tim, tampilan elegan, kolaborasi real-time.
KekuranganKurva belajar tinggi, sinkronisasi gratis tidak tersedia.Integrasi eksternal terbatas, ekosistem plugin belum sebesar Obsidian.
HargaGratis untuk dasar, sync & publish berbayar.Gratis untuk individu, paket berbayar untuk tim/workspace.
Target PenggunaPenulis, peneliti, developer, pengguna individu yang ingin knowledge base pribadi.Tim, startup, organisasi yang butuh workspace kolaboratif dengan privasi.

Kesimpulannya

Obsidian ini memang unggul karena privasi, fleksibilitas dan ekosistem plugin yang super luas dan kuat, cocok banget untuk pengguna yang ingin membuat catatan jangka panjang yang tersimpan di lokal dan aman.

Meskipun mungkin butuh penerapan ekstra dan penyesuaian yang lebih lama, jika setup sudah selesai dan workflow juga sudah terbiasa, Obsidian ini bagi saya rasanya malah lebih asik dan lebih baik daripada penggunaan Anytype sebelumnya.

Selain itu, aplikasi-nya juga berjalan cepat, tidak boros resource dan tentu mendukung Linux yang jelas menjadi poin penting bagi saya.

Jika kamu tertarik mencoba, kamu bisa mendownload Obsidian pada halaman berikut https://obsidian.md/download

Nah apakah kamu juga menggunakan Obsidian? komen dibawah guys dan berikan pendapatmu dibawah, jika ada tambahan komen dibawah juga guys.

Gylang Satria

Penulis, Pengguna Windows 11, Linux Ubuntu, dan Samsung S24. Tag @gylang_satria di Disqus jika ada pertanyaan.

Post navigation