RAM Makin Mahal, Aplikasi Makin Berat —Ancaman Baru Pengguna PC 2026

Setiap tahun tentunya kebutuhan komputasi terus meningkat, dan mungkin tahun depan (2026) akan menjadi suatu titik kritis bagi para pengguna PC dimana kebutuhan aplikasi makin tinggi namun disisi lain harga RAM makin mahal dan semakin tidak masuk akal fikiran.

Nah seperti yang telah kita tahu, saat ini, aplikasi masa kini memang dirancang untuk tampil dengan lebih interaktif, hadir dengan visual yang baik dan lebih realtime karena berjalan di background, namun semua itu tentu hadir dengan konsekuensinya, yaitu kebutuhan RAM yang akan semakin tinggi.

Misalkan, beberapa aplikasi kini sudah menerapkan fitur yang semakin kompleks dan tidak jarang juga ada yang hadir membawa fitur AI, seperti Adobe, Affinity, bahkan hingga browser sekalipun, imbasnya, tentu akan terjadi lonjakan RAM Usage pada saat penggunaan.

Contohnya Discord, dia makin rakus RAM, jangan tanya jika WhatsApp di Windows 11, dia juga sama, begitu pula dengan penggunaan browser yang hanya membuka beberapa tab dan ekstensi juga dia sudah makin berat.

⚡️ Akhirnya Kebagian Sinyal 5G di Rumah, Sekencang Apa?

Selain itu, beberapa aplikasi seperti Slack, dan VS Code menggunakan engine browser yang memakan cukup banyak resource, membuatnya makin tidak ramah pada RAM dengan ukuran yang kecil atau standar.

Dengan skema dan tren seperti ini, tentu RAM 8 GB yang dulu dianggap sudah cukup kini mulai kewalahan, bahkan saya sendiri yang menggunakan 16 GB RAM, rasanya mulai terasa kurang, apalagi dengan sistem operasi Windows 11 yang semakin hari semakin rakus akan RAM.

Harga RAM Makin Mahal!

Nah ironisnya nih kawan kawan, ketika kebutuhan RAM makin meningkat, harga RAM justu ikut naik. Kenaikan ini sendiri tentu tidak lepas dari beberapa faktor penting seperti lonjakan permintaan chip AI, transisi ke DDR5 dan supply chain yang belum memenuhi membuat harga makin semakin tidak mengotak.

Misalkan nih guys, permintaan chip AI meledak dalam dua tahun terakhir, terutama sejak perusahaan besar berlomba-lomba membangun model AI generatif, data center, dan perangkat edge AI. Dampaknya terasa langsung ke pasar komponen lain, termasuk DRAM dan NAND. Imbasnya jelas supply chain berkurang karena pabrikan RAM kini lebih fokus membuat HMB dan NPU bukan DRAM biasa.

Dari sisi bisnis, Chip AI sendiri tentu menguntungkan pabrikan, karena margin profit HBM kabarnya bisa 3–5x lebih tinggi dibanding DRAM biasa.

Dengan itu, harga RAM kit DDR5 bisa seharga motor loh, ini jelas sudah sangat tidak masuk akal.

Ancaman Baru 2026

Dengan kombinasi dua hal ini, tentu masalah nyata akan terlihat dalam beberapa bulan kedepan, mulai dari multitasking terasa lambat meskipun hanya membuka browser dan aplikasi biasa, game jadi tidak optimal, produktifitas jadi terganggu dan tentu upgrade jadi mahal.

Situasi ini tentu tidak bersahabat bagi kebanyakan pengguna apalagi kaum mendang mending seperti saya, hingga tentu harus ada solusi alternatif terkait hal ini.

Nah solusinya sih ya jelas mengoptimalkan aplikasi yang berjalan, seperti menutup tab browser atau aplikasi yang tidak diperlukan, menggunakan OS yang lebih ringan (misalkan Linux sebagai ganti Windows 11 yang rakus), dan memanfaatkan fitur ZRAM (jika di Linux).

Jika kamu menggunakan RAM 8 GB, mungkin akan disarankan untuk melakukan upgrade bertahap, jangan dulu langsung jebred ke beli 32 + 32 GB, cukup 8 + 8 dulu, atau jika ada dana lebih ke 16 + 16 dulu sih sudah cukup terasa.

Nah bagaimana menurutmu? apakah ada pendapat terkait hal ini guys? komen dibawah.

Referensi : Toms Hardware

Gylang Satria

Penulis, Pengguna Windows 11, Linux Ubuntu, dan Samsung S24. Tag @gylang_satria di Disqus jika ada pertanyaan.

Post navigation