Apakah kamu pernah memainkan Visual Novel (VN)? Saya juga baru pertama kalinya kok. Planetarian merupakan debut VN saya. Karena di Malang seharian hujan terus, saya tidak tahu mau ngapain. Lantas saya memutuskan untuk mencoba game VN. Karena baru pertama saya coba mencari di Steam. Voila! Bertemulah saya dengan Planetarian ~The Reverie of a Little Planet~
Tapi sebelumnya, apa itu VN? Visual Novel biasa disingkat VN. Meruapakan sebuah kisah fiksi yang diceritakan secara interaktif, sehingga kamu bisa menentukan mau dibawa kemana ceritanya, atau mau menjawab apa ketika ada pertanyaan. Artwork atau gambar pada VN biasanya menggunakan gaya anime, karena memang VN amat sangat terkenal di Jepang. Kebanyakan pembuat VN juga berasal dari Jepang. Bahkan tidak sedikit VN yang diangkat menjadi anime. contohnya Clannad, Angel Beats, Higurashi, dan masih banyak lagi.
Saya membeli Planetarian dari Steam dengan harga Rp 90.000,00. Duh mahal sekali, lagipula ini gak ada seseru Dota, COD, CS:GO atau GTA V. Lagipula game ini keluaran 2004, gak mungkin punya grafis sekelas Forza atau DriveClub. Eitss tapi tunggu dulu, saya sama sekali tidak merasa rugi setelah membelinya. Kenapa? Well here we go.
Jalan Cerita
Planetarian menceritakan kisah ketika dunia masa depan yang baru saja mengalami perang nuklir. Kota-kota besar ditinggalkan dan hancur. Kota-kota tersebut dijaga oleh robot-robot dan melarang manusia masuk. Seorang tukang rosok atau junker, seringkali masuk diam-diam ke kota untuk memungut barang yang sekiranya bisa dipakai untuk bertahan hidup. Tentu para junker ini harus lari dari robot-robot yang memburu mereka.
Suatu hari, ada seorang junker bernama Kuzuya yang menyusup ke sebuah kota. Sayang seribu sayang, si junker ketahuan oleh robot-robot tersebut. Cadangan makanan dan sebagian perlengkapan bertahan hidupnya jatuh. Akhirnya si Kuzuya berhasil melarikan diri ke sebuah bekas mall besar. Untuk bertahan hidup, Kuzuya mencari makanan untuk bisa dimakan. Sampai lantai paling atas, Kuzuya tanpa sengaja memasuki sebuah planetarium. Di planetarium itulah, Kuzuya bertemu dengan Yumemi Hoshino, robot pemandu yang ramah, cerewet, dan periang. Yumemi yang tidak menyadari kotanya telah mati memandu Kuzuya untuk mengikuti kegiatan di Planetarium.
Selanjutnya…. ah ntar jadi spoiler hehe.
Apa yang Membuat Spesial?
Cerita yang… duh saya habis berlembar-lembar tissu ketika menjelang akhir cerita. Bukan untuk yang aneh-aneh lho ya, tapi buat ngelap air mata ini (mungkin saya aja yang terlalu lemah :p). Jalan ceritanya saya beri jempol empat untuk sebuah cerita yang terhitung pendek untuk sebuah VN. Selama ratusan film di bioskop atau ratusan serial televisi yang pernah saya tonton, yang terakhir membuat saya seperti ini baru Clannad AS (yang buat sama-sama Key Studio kali ya). Sound dan Background Music nya juga terbaik. Sssst, dan kamu pasti sadar, ada lagu “Ibu Pertiwi” di VN ini hehe. Iya, saya tahu, lagu Ibu Pertiwi itu aslinya aransemen dari lagu jaman dulu kok, tahun 1850-an.
Untuk menjalankan game ini, spesifikasi minimal yang dibutuhkan sangat kecil kok. Cukup OS Vista atau yang lebih baru, RAM 128 MB, Prosesor Pentium 4, 1.2 GHz, dan memori 500 MB. Saya yakin laptop keluaran 10 tahun yang lalu pun bisa menjalankan game ini dengan lancar.
Nah, dengan ini saya berani menyimpulkan, kepuasan dalam bermain game bisa berasal dari banyak faktor, bisa dari gameplay, jalan cerita, grafik, dan banyak hal lain. Belum tentu game paling gress, paling bagus gambarnya bisa memberikan kepuasan yang saya inginkan. Saya sama sekali tidak merasa rugi mengeluarkan uang untuk VN pertama saya ini, karena saya puas sekali. Review di Steam pun juga Overwhelmingly Positive! 97% orang puas dengan VN ini.
Tapi jangan lupa, VN Planetarian hanya ada yang berbahasa inggris. Jika kamu ingin yang ada subtitle bahasa Indonesia, mungkin kamu bisa nonton animenya saja. Iya ada animenya kok. Meskipun sama-sama sedih, namun tidak sesedih versi VN. Nah, apakah kamu tertarik untuk mencobanya? Bagikan pendapatmu disini yak! :)
“Jika ada surga untuk robot, tolong Tuhan, jangan pisahkan surga untuk Robot dan Manusia”