Schleswig-Holstein Resmi Tinggalkan Outlook, Siap Lepas Office dan Windows

Sebuah kabar menarik hadir dari negara bagian Schleswig-Holstein di Jerman, dimana pemerintahan disana telah menunjukan komitmennya untuk meninggalkan sofrware berpemilik seperti Microsoft Windows dan Office dan mulai bermigrasi penuh dari Exchange Server dan Outlook ke solusi open-source.

Nah terkait hal ini, menurut laporan dari The Register, Schleswig-Holstein telah berhasil memindahkan hampir 30.000 kotak surat dan lebih dari 100 juta email serta item kalender ke platform Open-Xchange dan Mozilla Thunderbird. Dan meskipun memang proses ini bukan hadir tanpa tantangan, namun kabarnya itu telah berhasil diselesaikan dengan baik.

Migrasi diberbagai instansi!

Dirk Schrödter, Menteri Digitalisasi negara bagian tersebut, menyebut pencapaian ini sebagai kemenangan menuju kemandirian teknologi, dimana ia menyatakan bahwa seluruh lembaga pemerintahan, mulai dari kementerian, hingga kepolisian dan pengadilan, telah bersama-sama menempuh jalur baru demi melepaskan diri dari ketergantungan pada korporasi teknologi besar.

Selain itu, migrasi ini juga dipandang sebagai upaya untuk melepaskan diri dari dominasi produk teknologi asal Amerika Serikat dan berlih ke solusi yang sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Eropa. Kedepannya, migrasi ini tampaknya akan berlanjut dan pemerintahan disana akan mulai migrasi dari Sharepoint ke Nextcloud dan meninggalkan Microsoft Office menggantinya dengan LibreOffice.

Secara umum langkah yang dilakukan pemerintahan ini sudah sangat baik karena selain akan terbebas dari ketergantungan teknologi milik korporasi besar, ini juga akan menghemat biaya yang jelas bisa dialokasikan ke area lain yang lebih luas.

Tren migrasi ke open-source sendiri sebenarnya bukanlah hal baru karena selain Jerman (Schleswig-Holstein), bebera negara lain (atau setidaknya negara bagian diwilayahnya) juga telah melakukan migrasi, misalkan China dengan Kylin, Rusia dengan Astra Linux Brazil dengan Linux dan Venezuela dengan Linux canaima untuk perangkat pemerintah.

Indonesia dalam hal ini juga sempat mendapati gerakan yang sama, dimana sempa ata gerakan Jogja Goes Open Source (JGOS) dan IGOS (Indonesia Go Open Source) yang sayangnya tidak banyak publikasi terbaru namun tampaknya masih aktif secara komuntas dan akademik. Jika diimplementasikan secara nasional, mungkin sektor IT akan berdampak besar dimana penghematan biaya besar besaran bisa dilaksanakan. Tapi sekali lagi, ada banyak tantangan yang harus dilalui untuk masuk ke open-source misalkan banyaknya dokumen yang berjalan di Docx dan Xlx, SDM dan literasi teknologi yang masih kurang, kebijakan dan regulasi.

Bagaimana menurutmu? komen dibawah guys.

Via : The Register, Neowin

⚡️ Meracik Home Server Handal dari Laptop / PC Tua

Gylang Satria

Penulis, Pengguna Windows 11, Linux Ubuntu, dan Samsung S24. Tag @gylang_satria di Disqus jika ada pertanyaan.

Post navigation