10 Alasan Mengapa Google Sangat Membenci Microsoft (dan Memberikan Dukungan Minimal pada Windows Phone) [Part 2]

Alasan Google Membenci Microsoft

Pada artikel bagian pertama, saya telah menjelaskan alasan-alasan Google terkesan membenci Microsoft. Kesemuanya itu murni bisnis dan merupakan upaya yang harus dilakukan untuk dapat ‘bertahan hidup’. Di sisi lain, kita juga mengetahui bahwa Microsoft, meskipun dibully di sana-sini, tetaplah raksasa yang menakutkan dengan kemampuan mengendus uang yang luar biasa.

Berikut ini alasan selanjutnya mengapa Google ‘membenci’ Microsoft.

 

6. Teknologi Google Balloons kalah oleh White Space Milik Microsoft

Alasan Google Membenci Microsoft

Pada tahun 2014, Google meluncurkan Project Loon, sebuah upaya menyediakan akses internet ke wilayah terpencil. Proyek ini menggunakan balon yang ditempatkan di stratosfer, pada ketinggian sekitar 20km untuk menciptakan jaringan nirkabel dengan kecepatan 3G, sehingga dapat memancarkan sinyal Wi-Fi untuk dimanfaatkan area sekitarnya. Proyek ini telah dirintis sejak 2008, dan tujuan Google tentu saja akses lebih luas untuk mesin pencarinya.

Namun ini berbenturan dengan proyek yang dirintis oleh Microsoft, yang mana juga menyediakan akses internet untuk daerah terpencil, utamanya Afrika. Proyek White Space ini memanfaatkan frekuensi televisi tak terpakai antara 54 MHz dan 698 MHz yang nantinya dimanfaatkan untuk sinyal jaringan pendek. Microsoft bahkan memiliki izin resmi dengan beberapa pemerintahan dalam proyek White Space ini, seperti AS, Inggris, Kanada, Kenya, dan Namibia.

Fakta menunjukkan bahwa akses Internet dengan teknologi White Space lebih baik dibandingkan dengan Project Loon. Meskipun Google masih berupaya memperbaiki proyeknya, namun untuk sementara mereka tertinggal jauh dalam hal ini.

 

7. Microsoft Memiliki Kontrol akan OS dan Produknya, Bahkan Kontrol terhadap Produsen Android

Alasan Google Membenci Microsoft

Tidak mengherankan bila Microsoft memiliki kontrol penuh akan OS Windows Phone dan produk-produk lainnya, namun di luar itu, Microsoft bahkan memiliki kontrol terhadap OEM produsen Android, karena paten yang digunakan Android. Ini tentu saja membuat berang Google yang karena menjadikan Android sebagai open source, akhirnya hanya memiliki kontrol minimal terhadap produknya tersebut – Terutama Android yang sudah dimodifikasi (forked Android). Ini berimbas terhadap produk Google yang lain seperti misalnya Google TV. Karena tidak adanya kontrol terhadap OEM, maka Samsung dengan bebas mengembangkan Tizen yang dasarnya adalah dari Android, kemudian LG dengan bebas menolak opsi terkoneksi ke Google TV dan menggunakan aplikasi TV mereka sendiri untuk perangkat produk LG.

Sistem Open Source Android ini juga menjadikan Google tak berdaya ketika banyak aplikasi dibajak sehingga orang dengan bebas mengunduh aplikasi Android (yang harusnya berbayar) dengan gratis dalam bentuk .apk. Ini tidak terjadi pada Microsoft yang tidak bisa ‘dipintas’ sistem pembayarannya.

 

8. Google Drive Disalip Produk-Produk Cloud Microsoft dengan Cepat

Alasan Google Membenci Microsoft

Google Drive merupakan salah satu sistem cloud pelopor dalam dunia internet. Namun apa yang terjadi ketika Microsoft memproduksi OneDrive dan Azure? Mungkin dari segi traffic dan jumlah pemakai, Google Drive lebih unggul, terutama karena produk gratisnya. Namun di segmen Enterprise, Google Drive tidak mendatangkan keuntungan signifikan. Citra Google sebagai perusahaan yang suka melacak penggunanya untuk kepentingan iklan turut mempengaruhi hal ini. Sementara itu, Azure yang baru saja diluncurkan tahun 2014 kemarin, telah menghasilkan keuntungan sebesar USD 6 milyar di segmen Enterprise. Sedangkan untuk OneDrive yang bersifat umum, tercatat banyak pengguna Android yang memanfaatkan penyimpanan cloud Microsoft ini alih-alih menggunakan Google Drive.

 

9. Android Mendominasi Dunia, Tapi Bukan Perangkat Google

Alasan Google Membenci Microsoft

Mungkin fanboy Microsoft merasa prihatin menyaksikan penjualan perangkat Windows Phone yang seret dibandingkan Android, namun banyak yang lupa bahwa perangkat yang terjual itu bukanlah milik Google. Sebagaimana diketahui, Samsung mendominasi pasar perangkat Android dunia disusul oleh Lenovo (plus Motorola yang merupakan milik Lenovo). Produk yang benar-benar milik Google adalah Nexus dan penjualan perangkat ini tidak signifikan.

Namun praktisi pasar seringkali menghitung penjualan perangkat Windows Phone dipersaingkan dengan iPhone dan perangkat Android lain, bukan dengan perangkat milik Google.

 

10. Microsoft Menciptakan Ancaman untuk Pendapatan Iklan Google

Alasan Google Membenci Microsoft

Penerimaan dan keuntungan Google datang dari App Store dan Search, secara spesifik berasal dari iklan. Bahkan 90% pendapatan Google adalah dari iklan. Dengan adanya produk Microsoft di banyak perangkat Android, bahkan upaya Microsoft untuk menyatukan OS dalam Windows 10, tentu saja ini merupakan ancaman langsung terhadap pendapatan iklan Google.

Satu contoh sederhana saja, ketika seseorang dengan perangkat Android mengakses Cortana, maka secara otomatis mesin pencari Bing terakses, dan ini berarti mengurangi potensi pendapatan Google dari iklan. Jelas bahwa Microsoft menjadi penantang terbesar dalam penghasilan iklan milik Google.

 

Kesimpulan

Dari paparan tersebut, dapat diketahui bahwa intinya Microsoft merupakan ancaman langsung terhadap bisnis Google di segala lini, sekaligus juga ‘penggerogot’ keuntungan yang semestinya menjadi milik Google (dengan hak paten serta aplikasi Microsoft di Android). Ini menjadikan tindakan Google menghambat Microsoft dengan tidak mendukung produk Google di Windows dan Windows Phone merupakan langkah relevan untuk menyelamatkan bisnisnya sendiri. Jika Google tidak melakukan ini, kemungkinan profit mereka akan semakin ‘tertelan’ oleh Microsoft sendiri.

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation