Canggih, AI Milik Microsoft Temukan Bahan Baru Untuk Gantikan Baterai Li-Ion!?

Microsoft berkolaborasi dengan Department of Energy’s Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) untuk menemukan bahan baru yang dapat mengurangi ketergantungan global pada litium dalam produksi baterai yang dapat diisi ulang.

Menariknya, Microsoft menggunakan AI dan Azure Quantum Elements cloud platform dimana dengan itu Microsoft secara signifikan dapat mempercepat penelitian yang memakan waktu lama. Dan dengan sistem high-performance computing (HPC) milik Microsoft, algoritma AI mampu memprediksi karakteristik material baru seperti energi, gaya, tegangan, celah pita elektronik, dan sifat mekanik.

Microsoft dan PNNL kemudian melatih model AI menggunakan jutaan titik data dari simulasi, sehingga menghasilkan prediksi properti material 1.500 kali lebih cepat dibandingkan dengan penghitungan teori fungsional kepadatan tradisional.

Dilansir dari situs Microsoft, proses seleksi dimulai dengan 32,6 juta kandidat material dan algoritma AI yang mengidentifikasi 500.000 material yang diprediksi stabil. Setelah menyaring berbagai hal dan idikator seperti properti fungsional, kelompok tersebut selanjutnya dipersempit menjadi 800 kandidat potensial. Memanfaatkan simulasi “yang dipercepat AI” untuk mengeksplorasi sifat dinamis seperti difusivitas ionik, tim Microsoft Quantum mempersempit pilihan menjadi 150 material.

Dengan pertimbangan praktis, termasuk kebaruan, mekanika, dan ketersediaan elemen, kemudian diperhitungkan untuk mengidentifikasi 18 kandidat teratas, dan dengan memanfaatkan keahlian dan wawasan PNNL untuk parameter penyaringan tambahan, peneliti Microsoft menunjuk kandidat terakhir: bahan elektrolit yang menggunakan litium sekitar 70 persen lebih sedikit dibandingkan baterai li-ion yang ada, menggantikan sebagian litium dengan natrium.

Bahan baru ini telah disintesis oleh PNNL, dan pengujian tambahan direncanakan untuk memverifikasi stabilitas dan efisiensinya. Brian Abrahamson yang menjabat sebagai chief digital officer di PNNL, mengatakan pengembangan baterai baru merupakan tantangan global yang krusial, dimana Abrahamson menyatakan bahwa mensintesis dan menguji bahan pada skala manusia adalah proses yang memakan banyak tenaga dan pada dasarnya sangat terbatas.

Dengan sinergi AI, platform Azure Quantum Elements, dan keahlian ilmiah yang mapan, Microsoft mengklaim bahwa teknologi modern dapat menyingkat inovasi ilmu kimia dan material dalam 250 tahun ke depan “menjadi 25 tahun mendatang.” Menurut Microsoft, AI akan merevolusi setiap industri, membuka era baru penemuan ilmiah.

Namun bagaimanapun ini perlu pengembangan dan riset yang lebih lanjut, jika berhasil, AI akan membuktikan manfaatnya dalam bidang lain selain medis.

Bagaimana menurutmu? apakah ini akan mengawali perkembangan AI lebih jauh lagi? karena menurut klaim Microsoft mereka berhasil mempersingkat waktu 250 tahun menjadi 25 tahun dengan bantuan AI? komen dibawah guys.

Via : Microsoft

Gylang Satria

Penulis, Pengguna Windows 11, Elementary OS, dan Iphone SE 2020. Tag @gylang_satria di Disqus jika ada pertanyaan.

Post navigation