Pada tahun 2021 lalu Microsoft pernah dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menutup divisi Xbox mereka, dimana saat itu CEO Microsoft Satya Nadella tengah “menghadapi pilihan” antara mengakuisisi studio game untuk mendorong pertumbuhan Xbox atau justru keluar dari bisnis game.
Nadella pernah membahas dilema tersebut dengan dua orang yang tidak disebutkan namanya sebelum memutuskan untuk melanjutkan dengan Xbox, yang akhirnya mengakuisisi Bethesda pada tahun 2021dan Activision Blizzard pada tahun 2023. Dimana “Microsoft dapat mengakuisisi studio game besar untuk menarik lebih banyak pelanggan ke layanan berlangganan Game Pass yang masih baru atau menutup bisnis gamenya sepenuhnya”, ungkap Satya Nadella kepada dua orang yang tidak disebutkan namanya tersebut dilansir dari situs web The Community.
Selain itu, menurut postingan situs web Pure Xbox juga mencatat bahwa setelah Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard, beberapa “pengembang game terkemuka” menolak tawaran untuk menambahkan judul mereka ke Xbox Game Pass. Tim Pure Xbox telah menghubungi Microsoft mengenai hal ini, dan perusahaan tersebut mengungkapkan beberapa detail.
Nah mereka merujuk pada pernyataan CEO Satya Nadella dari wawancara pada Juni 2021, di mana ia menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen penuh pada permainan. Microsoft juga menyoroti bahwa keterlibatan di seluruh platform Xbox, PC, dan seluler saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dengan lebih dari 500 juta pemain aktif bulanan. Khususnya, peluncuran Call of Duty: Black Ops 6 baru-baru ini mencetak rekor baru untuk Xbox Game Pass, mencapai kinerja terbaiknya dalam hal keterlibatan pengguna dan menarik jumlah pelanggan yang memecahkan rekor pada hari peluncuran.
"In 2021, Microsoft CEO Satya Nadella faced a choice involving the company's Xbox and cloud gaming business. The company could either acquire major game studios to drive more subscriptions to its nascent Game Pass subscription service. Or it could wind down its games business entirely, Nadella told two people at the time.
Nadella took the first path, acquiring Elder Scrolls maker Bethesda Studios for $7 billion in 2021 and Call of Duty maker Activision Blizzard for $75.4 billion in the fall of 2023."
Terkait akuisisi Activision Blizzard, Microsoft menekankan hasil positif yang telah dicapainya sejauh ini, termasuk pertumbuhan yang stabil dalam pendapatan konten dan layanan serta portofolio kekayaan intelektual yang jauh lebih kuat. Meskipun tidak semua informasi ini terkait langsung dengan jangka waktu 2021, perusahaan jelas bertujuan untuk menyoroti keberhasilan besar yang telah diraih Xbox dalam beberapa tahun terakhir.
Nah saat itu, jika seandainya Nadella memutuskan untuk tidak melakukan akuisisi dan berhenti dalam bisnis game-nya maka Xbox sudah dimatikan sejak 2021 lalu.
Namun kawan kawan, perlu diingat dikarenakan tidak ada konfirmasi langsung dari pihak Microsoft maka kabar ini hanya dapat kita anggap sebagai rumor saja karena bagaimanapun Xbox saat ini masih tetap berjalan meskipun memang pada saat itu Xbox sempat menghadapi kesulitan. Tapi bagaimana menurutmu guys? coba komen dibawah.
Via : PurexBox, The Community, WinAero