
Akibat kenaikan tarif di US dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, hal tersebut telah membuat Apple mengambil langkah strategis dengan memindahkan sebagian beasr produksi iPhone dari China ke India.

Selain memang Apple berencana untuk mengurangi ketergantungan pada satu lokasi manufaktur, ini tentunya merupakan langkah strategis untuk mengurangi tarif impor tinggi akibat perang dagang tersebut.
Nah dengan itu, Apple dapat mengurangi biaya bea masuk dan meningkatkan efisiensi logistik, selain itu, pemerintah India dibawah kepemimpinan Narendra Modi tampaknya telah aktif mempromosikan negara tersebut sebagi pusat manufaktur global dan telah menawarkan insentif kepada perusahaan seperti Apple.
Akibat pemindahan ini, Apple tentunya harus bekerja lebih keras karena pemindahan ini artinya memindahkan sebagian besar produksinya, sebagai contoh, di tahun 2024 kemarin mereka hanya memproduksi iPhone di India dengan presentase 14% saja, namun ditahun 2026, ekspektasinya produksi tersebut akan naik hingga 25% lebih tinggi dengan produksi hingga 60 juta iphone di India.
Selain tantangan tersebut, Apple juga harus memikirkan tarif impor yang lebih tinggi karena India memiliki tarif import komponen yang lebih tinggi dibandingkan negara lain yang dapat memengaruhi biaya produksi. Selain itu, rantai pasokan yang sudah mapan dan berjalan baik di China juga sulit untuk di replikasi di India dalam waktu yang singkat.
Akibat dari hal ini, bisa saja harga iPhone akan naik secara global kareba jumlah dan biaya produksi yang mungkin tidak sebanding. Namun, dengan langkah ini, Apple telah menampilkan komitmennya untuk mulai beradaptasi dengan dinamika global yang kemungkinan akan terus berubah, selain itu, pemindahan produksi ini tidak hanya membantu Apple mengurangi risiko geopolitik namun juga memperkuat posisi India sebagai pemain utama dalam industri teknologi global.
Bagaimana dengan Indonesia?
Apple awalnya memang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, namun karena permintaan insentif seperti Tax Holiday selama 50 tahun seperti yang diberikan Vietnam tidak dipenuhi pemerintah Indonesia, Apple mulai mundur untuk berinvestasi di negara kita ini.
Selain itu, rantai pasokan masih menjadi tantangan besar karena untuk memproduksi iPhone, setidaknya butuh 280 komponen dan hanya sedikit yang dapat diproduksi di Indonesia.
Belum lagi banyaknya konflik internal yang terjadi mulai dari Demo Buruh, banyaknya uang yang harus digelontorkan untuk perizinan, banyaknya organisasi masyarakat dan serikat kerja, membuat Apple mungkin berfikir ulang terkait berinvestasi di negara kita ini.
Via : The Guardian