Memang tidak ada siapapun yang bisa menebak masa depan. Bahkan Satya Nadella sendiri tidak menyangka dirinya bakal menjadi pucuk pimpinan tertinggi di Microsoft. Padahal dia menyatakan kalau tes wawancara kerja saat dirinya melamar di Microsoft dulu tidak berjalan mulus.
Satya Nadella menceritakan bahwa saat itu dia masih berumur 22 tahun. Dia mengikuti tes wawancara kerja di Microsoft dan sebuah pertanyaan diajukan kepadanya:
Lihat. Ada pengasuh di seberang jalan, dan bayi yang dia asuh jatuh. Apa yang akan kamu lakukan?
Ketika ditanya hal itu, nadella bingung. Dia hanya bisa memandang sekeliling lalu melihat sang pewawancara dan bertanya heran dalam hatinya “Ada pengasuh bayi dan bayi nya jatuh, apa yang salah dengan kejadian itu?”
Apa yang akan kamu lakukan?
Akhirnya karena bingung dan gugup Satya Nadella pun menjawab kalau dia akan lari mencari telepon umum dan akan menelepon 911 untuk meminta bantuan.
Mendengar jawaban itu seketika sang pewawancara pun berdiri dari kursinya, pergi meninggalkan Satya Nadella dan mengakhiri wawancara itu sambil berkata:
“Sudah. Waktunya anda pergi.”
Saat itu Nadella bingung dan menanyakan kenapa sang pewawancara pergi dan wawancara langsung berakhir. Sang pewawancara pun menyatakan kalau Nadella kurang memiliki empati. Jika melihat seorang bayi yang jatuh seharusnya dia langsung berlari untuk menolong bayi dan pengasuh tersebut. Ketidakpuasannya atas jawaban Nadella itulah yang membuatnya mengakhiri wawancara dan langsung pergi meninggalkannya.
Namun siapa sangka pelamar kerja yang proses wawancaranya dulu tidak berjalan mulus akhirnya kini menjadi CEO dari perusahaan raksasa teknologi tersebut.
Yup..masa depan memang tidak ada yang tahu.
Kamu bisa mendengarkan kisah Satya Nadella tersebut disini:
