Rata-rata peralatan elektronik memperlukan listrik untuk dapat bekerja, termasuk komputer. Tapi bagaimana jika di daerah kamu sering terjadi pemadaman listrik? Apakah itu akan berpengaruh kepada komputer? Tentu saja iya, banyak komponen komputer bisa rusak jika komputer kamu sering mati secara tidak normal. Contohnya saja hardisk, ketika komputer kamu sedang dalam proses read/write dan tiba-tiba komputer kamu mati maka disk di dalam hardisk bisa tersendat. Jika sering terjadi maka hardisk kamu bisa cepat rusak. Oleh karena itu mematikan komputer dengan cara normal sangat dianjurkan. (Baca: Sebenarnya Berapa Paling Lama Umur Harddisk Itu??)
Berbeda dengan komputer, laptop memiliki baterai cadangan yang membuat laptop tetap menyala walaupun listrik mati. Karena memang laptop dibuat untuk portable sehingga bisa dibawa kemana-mana jadi mereka harus memiliki baterai. Lalu apakah ada baterai untuk komputer yang bisa membantunya tetap menyala bahkan ketika listrik mati?
Tentu saja ada, baterai komputer yang juga lebih sering disebut UPS (Uninterruptable Power Supply) adalah cara kamu untuk mengatasi listrik padam. UPS adalah komponen tambahan yang tidak ikut dalam sistem komputer, jadi kamu tak perlu menginstall driver atau semacamnya. Tapi ada juga beberapa UPS yang memiliki driver untuk melihat keadaan UPS dari komputer, tapi harganya UPS tipe ini sangat mahal.
Kamu bisa menemukan banyak jenis UPS di toko-toko komputer, tiap UPS memiliki tipe, fitur dan spesifikasi yang berbeda. Maka dari itu kali ini WinPoin akan memberikan tips cara memilih UPS yang tepat untuk komputer kamu. Dengan begini komponen komputer kamu bisa lebih awet karena kamu masih memiliki waktu untuk mematikan komputer secara normal. (Baca: Kapan Waktu yang Tepat Bagi Windows Untuk Restart atau Shutdown??)
Apa itu UPS? Untuk Apa Fungsinya?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, UPS bisa juga disebut sebagai baterai untuk komputer. Menyediakan asupan listrik sementara ke komputer kamu jika ada pemadaman listrik. Dengan begini kamu bisa memiliki waktu untuk menyimpan semua pekerjaan atau data kamu dan mematikan komputer secara normal. Jadi UPS bukanlah baterai yang sesungguhnya untuk komputer seperti laptop, melainkan baterai sementara karena hanya menyediakan listrik sementara.
Dimana UPS Diletakkan?
UPS memiliki banyak jenis, kamu bisa menemukan berbagai unit dengan daya yang berbeda. Tapi kali ini kita hanya akan membicarakan UPS yang digunakan untuk komputer saja. Dengan begini kamu tidak akan menghabiskan banyak uang untuk UPS saja.
Pertama yang harus kamu lakukan adalah mengetahui sistem rumah atau kantor, perangkat apa saja yang membutuhkan UPS untuk tetap online ketika pemadaman listrik. Setiap dari kamu memiliki setup yang berbeda, sebagai contoh WinPoin akan menggunakan kantor WinPoin sebagai template penempatan UPS.
Yang jelas disini komputer kamu harus online, sedangkan untuk perangkat lainnya terserah. WinPoin memiliki dua komputer yang letaknya di ruang kantor. Jadi setiap komputer harus memiliki UPS sendiri atau kamu harus membeli UPS dengan daya yang besar agar mampu mempertahankan komputer tetap menyala ketika pemadaman. Selain komputer, WinPoin juga membutuhkan perangkat tambahan seperti monitor, modem, router dan Wi-Fi untuk tetap online, jadi kita harus menghubungkannya ke UPS juga. Setelah semua perangkat terhubung dengan UPS, barulah UPS dihubungkan langsung ke listrik.
Seberapa Besar Daya UPS yang Kamu Butuhkan?
Pada intinya kamu membutuhkan UPS yang cukup untuk membuat komputer kamu dan modem kamu online. Itu adalah jumlah minimum yang kamu butuhkan, jika daya UPS yang kamu beli tidak memenuhi daya komputer dan juga modem maka kamu telah melakukan kesalahan besar. Lalu bagaimana cara menghitung kebutuhan daya untuk kamu??
Langkah pertama, kamu harus memeriksa sistem inti dan juga perangkat tambahan yang membutuhkan listrik. Untuk contoh template WinPoin di atas, kantor WinPoin hanya memiliki perangkat tambahan monitor, modem, router dan Wi-Fi. Jadi ketika ada pemadaman listrik, WinPoin masih bisa menggunakan komputer beberapa saat untuk menyimpan data dan shutdown secara normal. Kalau kamu memiliki perangkat lain seperti printer, kamu juga harus menghitungnya apa perangkat tambahan tersebut benar-benar dibutuhkan ketika pemadaman.
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menghitung seberapa besar tenaga listrik yang dibutuhkan untuk membuat perangkat-perangkat kamu tetap online. Kamu bisa melihat daya yang dibutuhkan untuk setiap hardware dari informasi pihak produsen. Ini adalah langkah yang sangat mudah, karena kamu hanya tinggal menghitung dan menjumlahkannya.
Sebagai contoh, kamu memiliki komputer yang membutuhkan daya 400W agar komputer tetap online. Lalu berapakah daya UPS yang kamu butuhkan? Apakah sama sebesar 400W??
Kebanyakan UPS yang dijual di toko-toko tidak menggunakan daya Watt sebagai acuan, melainkan VA. Dari sini mungkin kamu bingung, karena Watt dan VA sangat berbeda. Untuk itu, kamu perlu mengubah satuan Watt menjadi Volt. WinPoin menggunakan rumus di bawah ini untuk menghitungnya.
1.6 x Beban Watt = Minimum Volt-Ampere (VA)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka kita membutuhkan VA minimal sebesar 640 VA untuk kebutuhan 400 W. Setelah kamu memiliki minimal daya yang dibutuhkan, pertanyaannya berapa lama UPS dengan daya minimal di atas akan bertahan membuat komputer meenyala?
Sayang tidak ada rumus yang bisa menghitung dengan tepat untuk tetap mempertahankan komputer dengan daya minimum UPS. Tapi kita bisa memperkirakannya dengan menggunakan rumus di bawah ini. Ada empat hal yang perlu kamu ketahui untuk bisa menggunakan rumus ini; rating VA di UPS, jumlah baterai di UPS, DV voltase dari baterai tersebut, dan kapasitasnya (atau AH/Ampere per jam) dari baterai. Sayangnya tidak semua informasi ini tersedia di situs-situs, sehingga kamu harus melihatnya dari buku manual UPS.
Ketika kamu sudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka kamu baru bisa menggunakan rumus ini:
(voltase baterai x AH rating x efesiensi) / VA rating = NA x 60 Menit
Untuk memudahkan kamu, WinPoin akan memberikan sebuah contoh:
- rating VA: 700
- voltase baterai: 12
- AH: 9
- Efesiensi: 0.9 (90%)
(12 x 9 x 0.9 ) / 700 = 0.139
0.139 x 60 = 8.3 menit
Jadi UPS tersebut bisa mempertahankan komputer dengan waktu kurang lebih 8 menit (bisa lebih lama tergantung beban yang dia tanggung).
Jika kamu merasa sulit untuk melakukan perhitungan di atas, kamu juga bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Baterai AH x (volt/load) x (1/power factor)
Keterangan:
- Baterai AH – Arus listrik yang digunakan untuk baterai
- Load – konsumsi tenaga yang dibutuhkan
- Power Factor – setiap device bervariasi, rata-rata sebesar 1.4
- Voltase – Tegangan listrik pada baterai, jika baterai dihubungkan secara seri maka teganggannya sebesar 12 Volt
9 (12 x 1 / 400) x (1 / 1.4) = 0.19 jam atau 11 menit
Sulit memang untuk menemukan informasi yang kamu butuhkan seperti di atas untuk menghitung perkiraan daya UPS tapi ada cara yang lebih gampang lagi. Jauh lebih baik kamu menggunakan tabel perkiraan yang telah disediakan perusahaan UPS. Kamu bisa menggunakan tools perhitungan yang populer dari sini:
Dengan menggunakan tools di atas, kamu tinggal memasukan load (Watt) yang dibutuhkan, waktu minimal dan maksimal dari UPS untuk menghidupkan perangkat kamu. Jadi kamu tidak perlu melakukan riset seperti di atas, kamu hanya tinggal memperkirakan daya yang kamu butuhkan dan waktu yang dibutuhkan untuk perangkat tetap hidup.
Ada Berbagai Tipe atau Jenis UPS
Ada dua faktor penting yang harus kamu ketahui ketika kamu ingin membeli UPS, yang pertama adalah daya yang kamu butuhkan dan yang kedua adalah jenis UPS. Mungkin kamu melihat dua UPS dengan daya yang sama misalnya 1000 VA tapi mengapa harga yang satunya lebih mahal dan yang satunya lebih mudah.
UPS memiliki 3 jenis yang berbeda. Yang paling murah biasanya dikenal dengan Offline/Standby UPS. Jika kamu tidak menyebutkan tipe atau jenis UPS apa yang kamu butuhkan, mungkin kamu akan diberikan tipe ini.
Standby UPS harus di charge baterainya dan kemudian harus menunggu sampai aliran listrik mati. Ketika aliran listrik mati, Standby UPS akan beraksi sebagai baterai cadangan. Perpindahan ini membutuhkan waktu sekitar 20-100 milidetik.
Line-Interactive UPS memiliki desain yang mirip dengan Standby UPS yang memiliki transformator khusus. Transformator khusus membuat Line-Interactive UPS lebih baik dalam menangani keluar dan masuknya power. Jika kamu tinggal di daerah yang sering turun daya atau tegangan rendah, Line-Interactive UPS adalah UPS yang cocok untuk kamu beli.
Online UPS adalah tipe UPS termahal karena membutuhkan banyak sirkuit tambahan. Online UPS benar-benar mengisolasi perangkat dari listrik yang masuk. Bukan seperti Standby UPS atau Line-interactive UPS yang aktif ketika teganggan listrik turun atau mati, Online UPS terus menyaring kekuatan listrik yang masuk melalui baterai. Tidak akan pernah ada daya listrik yang hilang meskipun milidetik jika terjadi masalah tegangan. Online UPS seperti firewall, menstabilkan listrik yang masuk ke perangkat elektronik kamu.
Membandingkan Fitur Sekunder
Meskipun UPS yang canggih, ia hanya berfungsi seperti baterai pada perangkat elekronik yang kamu miliki. Ada juga UPS canggih yang memiliki fitur tambahan untuk membuatnya tampak menarik. Setelah kamu tahu fungsi dasar dari UPS mari kita lihat fitur tambahan yang dimiliki UPS.
Ketersediaan dukungan OS: UPS tidak hanya berisi baterai. Setiap UPS yang harganya sangat mahal, memiliki aplikasi yang diinstall di komputer agar kamu bisa berinteraksi dengan mudah. Untuk sebagian besar jenis UPS ini terhubung dengan komputer melalui USB, ketika baterai UPS sudah sangat lemah maka secara otomatis ia akan melakukan proses shutdown ke komputer.
Jumlah Outlet: UPS umumnya memiliki outlet on-battery dan off-battery. Pastikan bahwa ada outlet atau colokan yang cukup untuk kebutuhan kamu.
Kabel filter: Jika kamu menggunakan model kabel dan router, kamu harus memiriksa spesifikasi UPS yang bisa melindungi kabel Ethernet dan Coax.
Layar: Tidak semua UPS memiliki layar (dan bahkan kamu tidak peduli jika tidak ada), tetapi mereka bisa juga berguna. UPS dengan model tua dan low-end mungkin tidak memiliki layar. Tapi jika ada, ia akan memberikan informasi seperti sisa waktu UPS, isi baterai, dan sebagainya.
Fan: UPS kecil tidak memiliki fan, UPS besar biasanya memilikinya. Biasanya UPS seperti ini diletakkan di dalam tanah atau ruang lainnya agar suara bisingnya tidak mengganggu.
Baterai yang bisa diganti: Baterai UPS setidaknya bertaham 3 sampai 5 tahun. Ketika baterai rusak maka UPS tidak akan beguna lagi dan kamu harus membeli baterai baru. Jika UPS yang kamu gunakan memiliki spesifikasi baterai yang bisa diganti, ini tidak akan menjadi masalah. Tapi jika kamu membeli UPS yang baterainya tidak bisa diganti maka kamu perlu membeli UPS baru.
Dengan adanya informasi di atas, sekarang kamu sudah siap berburu UPS di toko-toko yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Kalau kamu memiliki tips lain yang berkaitan dengan UPS, kamu bisa meninggalkannya di kolom komentar.