Operator telekomunikasi selular terbesar kedua di Indonesia, Indosat Ooredoo harus ditinggal oleh sang CEO, Alexander Rusli. Pengganti dari posisi yang dahulu ditempati Alex segera dicari.
Alexander Rusli memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo, yang dijabatnya sejak November 2012.
Kami telah menerima pemberitahuan dari Direktur Utama dan CEO kami, Alexander Rusli, bahwa beliau memutuskan untuk tidak meneruskan masa jabatannya di Indosat Ooredoo. Selama lima tahun terakhir, Pak Alex telah memimpin Indosat Ooredoo melewati proses program transformasi yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dan laba bersih yang positif sebagai hasil dari pertumbuhan konsumen yang tinggi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Alex atas kontribusinya yang amat berharga kepada Indosat Ooredoo dan mendoakan yang terbaik bagi kesuksesannya di masa yang akan datang, ujar Komisaris Utama Indosat Ooredoo, Waleed Mohamed Ebrahim Al-Sayed dalam rilis pers yang diterima WinPoin.
Alexander Rusli bergabung sejak Januari 2010 sebagai Komisaris Independen, dan resmi ditunjuk sebagai Dirut dan CEO pada November 2012.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia periode 2014-2016 ini memilih mengundurkan diri, padahal masa jabatannya di Indosat Ooredoo akan berakhir pada Oktober mendatang, sesuai dengan masa kontrak selama lima tahun mulai November 2012.
Alexander Rusli sempat mengungkap asalannya meninggalkan perusahaan yang dikuasai mayoritas oleh Ooredoo Group dari Qatar ini.
“Industri sekarang lagi bergejolak, nggak mudah. Saya susah melihat lima tahun ke depan seperti apa. Challenge-nya terlalu besar,” kata Alex.
Semasa menjabat Indosat Ooredoo, Alexander Rusli cukup berhasil menahkodai Indosat Ooredoo. Indosat Ooredoo berhasil mendapat laba Rp 784,2 miliar pada semester 1 2017, naik 83,2% dibandingkan semester 1 tahun 2016 yang sebesar Rp 428,07 miliar.
Alex juga sempat bersuara untuk meminta pemerintah menetapkan tarif dasar untuk internet, mengingat kerasnya persaingan alias perang tarif untuk layanan internet.
“Kalau tidak, sulit. Karena ini merupakan infrastruktur yang membawa dunia digital. Kalau seluruh atau sebagian operator rugi, akan sulit kedepannya, karena industri digital sangat bergantung pada keuntungan yang diraup operator. Kalau begini terus, nggak ada shareholders yang mau menanam modal,” kata Alex.
Posisi Alex akan dijabat sementara oleh, Joy Wahjudi selaku Director and Chief Sales and Distribution Officer. Joy akan memimpin Indosat Ooredoo hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan digelar pada November 2017 mendatang.
Kandidat petinggi Indosat masih akan terus dicari. Ooredoo Group dilaporkan telah berkomunikasi dengan Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang 14,29 persen saham Indosat Ooredoo yang dimiliki Pemerintah Indonesia.
via Detik, Kompas, Bisnis, IndoTelko