Awal minggu ini dunia dihebohkan oleh sebuah postingan di situs santai 9Gag tentang seorang guru di Ghana yang mengajar MS Word menggunakan papan tulis alih-alih (komputer dan) MS Word sungguhan. Guru bernama Owura Kwadwo tersebut memang mengajar IT di kelasnya, namun sekolah tempatnya mengajar begitu miskin sehingga tidak mampu untuk melengkapi siswa dan gurunya dengan komputer. Ironisnya lagi, siswa di sekolah menengah tersebut harus mengikuti ujian nasional yang mewajibkan mereka untuk memahami Microsoft Word. Mendapati keterbatasan ini, Pak Guru Kwadwo tidak patah semangat, dan berupaya memberikan pemahaman kepada murid-muridnya tentang Microsoft Word dengan cara menggambar dan menuliskan keterangan di papan tulis.
Penjelasan Pak Guru ini bahkan terlihat cukup presisi dan sesuai dengan gambaran MS Word yang sesungguhnya.
Microsoft mengapresiasi kegigihan Kwadwo dan murid-muridnya dan menjanjikan untuk melengkapi sekolah tersebut dengan perangkat TI yang memadai agar murid-murid sekolah itu dapat melakukan praktik dan memahami teknologi dengan lebih baik.
Supporting teachers to enable digital transformation in education is at the core of what we do. We will equip Owura Kwadwo with a device from one of our partners, and access to our MCE program & free professional development resources on https://t.co/dJ6loRUOdg
Microsoft Africa (@MicrosoftAfrica) February 27, 2018
Ini semua berawal dari Rebecca Enonchong, seorang wirausahawati yang meminta bantuan Microsoft Africa secara langsung. Tentu saja Microsoft Africa tidak berlama-lama langsung menanggapi dan memberikan bantuan.
Ini merupakan pelajaran bagi kita bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah. Apalagi dengan dunia yang makin terhubung seperti sekarang ini, lebih mudah untuk mendapatkan peluang dari mana saja.