Alkisah di Hari Penghakiman, ada tiga orang pemuda yang semestinya masuk neraka, yaitu Adnan, Randy, dan Edo. Karena kasih-Nya, Tuhan memberikan kesempatan lagi kepada mereka bertiga. Tuhan kemudian menanyakan OS smartphone apa yang mereka gunakan. Adnan menjawab dengan bangga, “Apple iOS!” Randy berseru, “Google Android!” sedangkan Edo menjawab lirih, “Windows Phone”. “Baiklah,” kata Tuhan. “Dengan demikian jelas bahwa pemuda pengguna Windows Phone berhak masuk surga.” Ketiga pemuda tersebut terkejut bukan kepalang. Adnan memprotes, “Tapi Tuhan, dengan menggunakan Apple iOS, berarti saya telah memberi makan para musisi yang berjualan lagu di iTunes, dan Developer di App Store! Pahala saya lebih banyak!” Randy juga berseru, “Tuhan, dengan menggunakan Android, saya telah banyak membagikan lagu dan game secara gratis (meskipun mbajak) kepada teman-teman saya. Ini berarti saya banyak menghibur orang! Saya berhak masuk surga!” “Ketahuilah,” kata Tuhan dengan nada penuh kasih, “Pengguna Windows Phone itu lebih banyak menangis, bersabar, dan berdoa ketika notifikasi BBM macet, Path force close, Line tidak diberikan fitur apa-apa, CoC tak kunjung datang ke Windows Phone, terlebih lagi waktu ikut program preview developer atau Insider, ponsel mereka sering hang, install ulang, brick… Jadi, mereka layak masuk surga…”
Oke,itu cuma joke. Pada bagian pertama, Winpoin telah mengungkapkan beberapa mitos keliru tentang smartphone yang mungkin masih sering kamu dengar hingga saat ini. Berikut ini lanjutannya.
Baterai ponsel harus ditunggu habis sebelum dicas
Banyak yang berpendapat bahwa baterai ponsel harus dibiarkan benar-benar habis sebelum dicas ulang. Jika tidak demikian, maka baterai akan lebih cepat rusak. Benarkah? Faktanya, ini berlaku pada teknologi baterai lama. Dengan baterai Lithium-ion baru, kamu tidak perlu ‘mengeringkan’ baterai sebelum melakukan charging. Kamu bisa menancapkan charger kapan saja tanpa perlu khawatir, bahkan disarankan agar kamu melakukan charging dengan siklus waktu yang reguler. Misalnya, jika kamu biasa melakukan charging pukul 8 malam, maka usahakan kamu melakukan charging di waktu itu secara berkala. Meskipun demikian, hindari juga upaya charging terus menerus tiap kali batere kamu turun ke bawah 80%. Ini akan mengakibatkan siklus yang terlalu sering dan tidak baik untuk durabilitasnya.
Kamu hanya boleh menggunakan charger bawaan perangkat
Standar smartphone saat ini adalah charging dengan USB Charger. Jadi, selama kamu menggunakan perangkat USB ini, maka tidak masalah jika kamu bertukar dengan charger milik temanmu, selama ini kompatibel dengan smartphone kamu. Jika kepala charger (tempat adaptor berada) mengirimkan terlalu banyak daya, otomatis smartphone kamu akan menyesuaikannya. Jika daya yang dikirim lebih kecil, smartphone kamu cuma akan lebih lambat penuh. Mitos ini berasal dari jenis baterai lama, yang apabila dicas dengan charger yang berbeda memiliki kecenderungan merusak baterai karena ketidakseimbangan daya. Kebanyakan berlaku pada ponsel fitur dan BlackBerry lama. Sedang untuk smartphone modern, ini tidak lagi terjadi. Bahkan iPhone 5 ke atas memiliki software bawaan untuk mendeteksi jika charger yang digunakan tidak sesuai dengannya.
Baru beli smartphone harus dicas dulu selama 5-8 jam
Ini juga mitos yang berlaku pada ponsel lama. Ini terjadi karena adanya “memory effect” pada baterai generasi lama, yaitu baterai akan “mengira” dirinya belum diisi penuh jika belum melewati batas daya tertentu. Jika kamu baru saja membeli smartphone – tentu saja dengan teknologi baterai Li-ion sekarang, maka kamu hanya perlu melakukan charging sampai penuh, tanpa perlu melebih-lebihkan hingga 5-8 jam. Meskipun demikian, bahaya melakukan ini juga minim, karena teknologi baterai baru akan otomatis menurunkan daya hingga tingkat sangat minimal jika batasan charging telah tercapai.
Wajib beli screen protector untuk melindungi smartphone dari goresan
Screen protector adalah lapisan plastik tipis yang ditempelkan pada layar smartphone kamu. Maksudnya adalah agar layar smartphone jangan sampai tergores. Namun smartphone generasi baru rata-rata sudah menggunakan layar Gorilla Glass atau minimal scratch resistant. Jadi sebenarnya ini tidak diperlukan. Asal kamu tidak terlalu kasar memperlakukan smartphone, maka tidak akan ada goresan pada smartphone kamu nantinya.
Android sering kena virus dan malware lain
Mitos ini sangat legendaris. Dinyatakan bahwa Android penuh virus dan malware. Padahal tidak sebegitunya. Memang ada kemungkinan Android terkena virus dan malware, tapi ini hanya berlaku pada Android yang memasang aplikasi di luar Google Play. Bentuk malware yang umum adalah adware dan pencurian informasi pribadi. Namun sebenarnya kamu tidak perlu khawatir informasimu dicuri jika menggunakan Android karena toh Google sudah melakukannya sejak awal mendaftar akun teknologi terbaru Lolipop memungkinkan kamu mengatur izin akses terhadap berbagai aktivitas kamu di Android.
Demikianlah beberapa mitos tentang smartphone yang seringkali salah kaprah. Menggunakan pengetahuan yang salah tentang smartphone dari manufaktur berbeda kadang menimbulkan perdebatan, permusuhan, hingga saling bacok loh. Oleh karena itu marilah kita memeluk perbedaan teknologi dan manufaktur yang berbeda. Saling menerima dan mencintai. Siapa tahu meskipun kamu seorang penggemar Windows, pacar yang kamu cintai tidak bisa berpisah dari iphone kesayangannya. Atau siapa tahu seorang pemilik situs Windows ternama yang kamu kagumi ternyata menggunakan PC berbasis Linux. Cintailah perbedaan itu dan yakinlah bahwa akan datang saat sesuatu yang berbeda itu mencintai kamu!
Baiklah, tes terakhir untuk menghargai perbedaan, perhatikan ponsel pada gambar di bawah ini.
Jika kamu masih memiliki emosi, merasa kesal, rasa tidak adil, menyaksikan gambar ponsel tersebut. Berarti kamu masih belum bisa menghargai perbedaan OS dan manufaktur. (><)/