Kisah Silicon Valley #50 – Nokia yang Terbeli

Nokia HQ

“Dinamika pasar yang sangat kompetitif ini menjadikan pemain besar seperti kami harus benar-benar luwes dan jelas saat menghadapi konsumen, luwes dalam inovasi, serta luwes dalam pengambilan keputusan,” Demikian ungkap Steve Ballmer saat diwawancarai CNN mengenai keputusan Microsoft mengakuisisi Nokia pada September 2013. “Selain kerjasama dekat dan kerja hebat yang telah kami lakukan bersama, kami melihat sebuah peluang untuk bergerak lebih cepat dan meningkatkan kecepatan untuk mengambil pangsa pasar. Satu perusahaan akan lebih memudahkan untuk mengambil seperangkat keputusan. Ya kan?! Ya kan?!” Ballmer melirik jenaka ke arah kamera televisi yang mewawancarainya. Namun di seluruh dunia, banyak pandangan mata tertuju pada televisi yang menyiarkan berita tersebut tidak bisa tertawa.

 

Citra sebagai Perangkat Ponsel Kamera Terbaik

Januari 2013 terasa gelap dan dingin bagi Nokia. Saat itu mereka mengumumkan pencapaian finansialnya. Di luar semua estimasi yang bagus dan popularitas ponsel mereka yang menanjak naik, penjualan Lumia sebenarnya mengecewakan. 4,4 juta ponsel terjual dari Oktober ke Desember. Pada periode yang sama, Apple telah menjual 47,8 juta iPhone. Kekhawatiran juga dikemukakan oleh distributor bahwa mereka memiliki terlalu banyak Lumia di gudang yang tidak dapat dijual.

via WindowsCentral

Hasil finansial yang tidak begitu bagus ini tidak menghambat ambisi Elop untuk melanjutkan jalur yang dipilihnya. Pada tanggal 25 Februari 2013, di acara Mobile World Congress Barcelona, Nokia kembali memperkenalkan Lumia baru yaitu Lumia 520. Ini menjadi ponsel paling murah yang pernah dirilis Nokia. Meskipun demikian, kedahsyatan manufaktur dari Tiongkok menjadikan ponsel murah ini ‘tidak ada apa-apanya’ jika dibandingkan oleh smartphone Android produksi Tiongkok yang harganya bisa separuh Lumia 520. Meskipun demikian, kualitas tidak berdusta. Lumia 520 menjadi ponsel Windows Phone Nokia yang paling laris sepanjang sejarah saat itu. Penjualannya luar biasa karena menawarkan pengalaman pengguna dan build quality yang jauh lebih baik dibandingkan ponsel di kisaran harga serupa.

via TheVerge

Sirkus Nokia berlanjut. Pada 11 Juli 2013, jurnalis dan blogger diundang oleh Nokia ke New York. Informasi presentasi Nokia telah bocor di internet, Nokia akan memperkenalkan sebuah ponsel berfokus kamera. Adalah Joe Belfiore yang saat itu menjabat sebagai Windows Phone manager, memamerkan foto-foto aktivitas memancingnya di Flickr. Pada data Exif yang terbaca di akun Flickr tersebut, tampak bahwa perangkat tersebut memiliki resolusi 2947 x 1658 dengan kode Nokia Lumia 1020.

via Infotrends

Ini sebenarnya bukan mainan baru. Sebelumnya Nokia memiliki kamera ber-OS Symbian dengan resolusi yang sangat dahsyat, 41 megapiksel, yaitu Nokia 808. Engineer Microsoft akhirnya mampu mengintegrasikan monster kamera PureView milik Symbian ke Windows Phone. Lumia 1020 memiliki kamera 41 megapiksel, juga Optical Image Stabilization dan optik wide angle dari Zeiss. Elop menyombongkan bahwa Nokia telah ‘melahirkan kembali’ zoom kamera.

Saat itu, Apple dan manufaktur Android secara umum belum berfokus pada kamera. Persepsi yang ada pada tahun itu adalah kamera merupakan fitur pelengkap belaka bagi ponsel. Kamera digital sudah ada dan dijual terpisah. Tentu saja orang akan lebih memilih sebuah kamera digital dibandingkan ponsel dengan kamera yang bagus. Ternyata mereka semua salah! Ceruk ini dengan sukses diokupasi oleh Nokia. Nyaris sepanjang tahun Nokia menikmati citra sebagai satu-satunya pabrikan ponsel dengan kamera superior. Bukan saja Lumia 1020 yang dianggap sebagai ‘kesempurnaan dalam fotografi ponsel’, ponsel low end Nokia juga menikmati status sebagai ‘pemilik kamera terbaik’.

Di luar citra tersebut, sayangnya media kurang bersahabat dengan Nokia. Sepanjang tahun media mengeluarkan analisis tentang potensi Lumia 1020 yang merupakan ‘harimau dalam kandang’ – Tidak bermanfaat dalam tren dunia saat itu. Siapa yang perlu kamera 41 megapiksel kecuali ingin mencetak poster berukuran besar? Apalagi Instagram yang mulai naik daun saat itu ‘menghancurkan’ kesempurnaan gambar yang diambil oleh Lumia 1020. Kompresi gambar menjadikan kualitas kamera tidak dapat dipamerkan secara optimal, apalagi saat itu Windows Phone tidak memiliki aplikasi Instagram. Apalagi Lumia 1020 saat itu dibandrol cukup mahal. Jurnalis Marguerite Reardon dari CNET menyatakan, “Meskipun kualitas kamera lebih superior dari perangkat lain, dalam kasus Lumia 1020, kita perlu memperhatikan juga bahwa harganya USD 100 lebih mahal dibandingkan perangkat high end lainnya.”

Nokia menikmati sedikit peningkatan pada tahun tersebut. Pada tanggal 18 Juli 2013, Nokia menerbitkan laporan internalnya. Elop menyatakan bahwa Lumia 520 sendiri saja telah mencapai penjualan 7,4 juta, nyaris dua kali lipat penjualan ponsel Lumia di periode sebelumnya. Elop mengungkapkan bahwa ini menunjukkan pertumbuhan positif bagi Windows Phone. Elop menutupi satu hal penting: pertumbuhan penjualan ini berbanding terbalik dengan kerugian divisi smartphone yang dahsyat. Unit smartphone mengalami kerugian tahunan sebesar USD 42 juta! Ini adalah akibat pemeliharaan smartphone lama, support OS, dan juga menumpuknya perangkat yang tidak terjual di distributor.

 

Menengok Kembali Feature Phone Nokia

via AllThingsD

Sebenarnya, meskipun banyak unit smartphone Nokia yang tidak terjual, dapat dikatakan bahwa Nokia masih menjadi raja di segmen feature phone. Segmen ini terus tergerus oleh kehadiran smartphone, namun di sini Nokia tetap memegang tampuk pimpinan. Mary McDowell adalah pemain utama yang bertanggung jawab atas hal ini. Sejak 14 September 2010, saat Elop resmi ditunjuk sebagai CEO baru Nokia, McDowell sudah mengeluh meminta perhatian lebih atas feature phone. Segmen ini tetap stabil meskipun smartphone terus menurun. Dia mengusulkan sesuatu yang agak menentang arus saat itu: persenjatai ponsel dengan internet, termasuk feature phone. “Nokia sangat bangga atas prestasi mereka memelopori hadirnya internet di perangkat seluler. Ini dapat dimanfaatkan oleh orang di seluruh dunia. Jika internet di perangkat feature phone dapat setara dengan smartphone, maka ini akan dapat meningkatkan penjualannya.

Pasar paling signifikan untuk feature phone Nokia adalah India. Nokia melakukan kesalahan karena terlambat menghadirkan ponsel dual SIM ke pasar. Menurut Ramashish Ray yang bertanggung jawab atas penjualan ritel di India, Nokia terlambat dua tahun dalam hal ini: “Reaksi lambat ke realita pasar, birokrasi kepemimpinan, dan difusi pengambilan keputusan ke terlalu banyak forum merupakan kesalahan Nokia dalam keterlambatan ponsel dual-SIM.”

Pada tahun 2010, landasan bisnis Nokia terdiri atas perangkat yang memiliki harga hanya beberapa puluh euro (sekitar 500-700 ribu rupiah) yang memudahkan seseorang untuk menelepon, berkirim SMS, dan menggunakan layanan web sederhana. Berkat produksinya yang efisien, feature phone menciptakan margin keuntungan yang lebih besar dibandingkan smartphone. Efisiensi ini adalah didasarkan Operating system S40  yang diperkenalkan pada tahun 1999. Nokia menaklukkan dunia dengan S40 ini. dalam rentang waktu 1999 hingga 2012, Nokia telah berhasil menjual 1,5 miliar perangkat S40 di seluruh dunia.

via Techweez

Meskipun penjualan feature phone terus menerus mengalami kemunduran, Nokia tidak menyerah begitu saja di segmen ini. Pada tanggal 26 Oktober 2011, ponsel seri Asha diperkenalkan kepada audiens acara Nokia World. Asha adalah bahasa Sanskrit untuk ‘harapan’ (mungkin di Indonesia kamu familiar dengan ‘asa’). Ponsel ini diluncurkan untuk memenuhi harapan McDowell: sebuah feature phone dengan fokus koneksi terhadap internet yang lebih baik. Asha dilengkapi semua hal yang bakal dicintai konsumen di pasar negara berkembang. Kamera 5 megapiksel, touchscreen, keyboard QWERTY, dual-SIM, pemutar musik, dan baterai yang mampu bertahan 52 jam dalam pemakaian intensif! Asha juga difokuskan pada gaya dan reliabilitas yang pasti akan menarik bagi India atau Tiongkok. Nokia juga menjalin kemitraan dengan Rovio, developer Angry Bird yang sedang booming di tahun tersebut, untuk menghadirkan Angry Bird di Nokia Asha. Ini menambahkan kekuatan dalam lini ponsel tersebut.

Sayangnya, harapan ini tidak terwujud. Asha tidak mendapatkan traksi yang bagus. Pangsa pasar Nokia terus menerus turun di negara berkembang, sebagian besar ditelan oleh Android yang semakin agresif merebut pasar smartphone.

Pada bulan Agustus 2013, situs berita teknologi TechCrunch menulis bahwa pangsa pasar Nokia dalam Windows Phone telah meningkat menjadi 87%. Samsung dan HTC telah meninggalkan pasar tersebut. Windows Phone sudah tidak menarik lagi bagi mereka. TechCrunch mengungkapkan prediksi bahwa para pembuat Windows Phone lainnya akan segera meninggalkan pasar.

Situasi monopoli ini sebenarnya bukan tujuan Nokia. Sejak mengumumkan strategi Windows Phone, Elop telah menekankan bahwa Nokia memang ingin mempromosikan keseluruhan ekosistem, namun bukannya pemain tunggal. Hilangnya manufaktur lain dari ekosistem ini menjadikan posisi mereka terasa aneh. Di sini TechCrunch mengungkapkan analisis yang menakutkan, tapi masuk akal: Posisi monopoli Nokia justru membahayakan bagi perusahaan itu. Dengan situasi keuangan yang terus merugi, Nokia terancam ditelan oleh vendor pemilik Windows Phone yang memiliki keuangan lebih mapan: Microsoft!

 

Nubuat Dunia Teknologi yang Terwujud

via Slashgear

Tech Crunch memang menganalisis bahwa posisi Nokia tersebut membahayakan, namun tidak ada yang menduga bahwa ‘bahaya’ tersebut terjadi lebih cepat dari dugaan semua orang. Tidak sampai sebulan setelah prediksi TechCrunch tersebut, tepatnya 2 September 2013, Microsoft mengumumkan bahwa mereka akan membeli divisi perangkat dan layanan Nokia!

Microsoft akan membayar sebesar USD 5 miliar untuk bisnis perangkat Nokia, ditambah USD 2,2 miliar untuk hak berbagai paten milik Nokia. Dengan uang sebesar itu, yang didapatkan oleh Microsoft di atas kertas adalah:

  • Bisnis smartphone dan ponsel Nokia, termasuk manufaktur dan perakitan
  • Personel Nokia, termasuk tim desain, tim penjualan/operasi, dan tim milik Stephen Elop
  • Sejumlah paten yang daftarnya disertakan dalam perjanjian
  • Lisensi untuk teknologi HERE maps milik Nokia (namun bukan HERE sebagai perusahaan)
  • Landasan pesawat untuk mendarat di Finlandia

Berikut press release lengkap untuk akuisisi yang tercatat dalam sejarah tersebut:

Microsoft Corporation dan Nokia Corporation hari ini mengumumkan bahwa Dewan Direksi kedua perusahaan telah memutuskan untuk masuk ke dalam transaksi yang mana Microsoft akan membeli secara substansial semua bisnis Perangkat & Layanan Nokia, lisensi paten Nokia, dan menggunakan layanan peta milik Nokia.

Dalam klausul perjanjian, Microsoft akan membayar sebesar EUR 3.79 miliar untuk membeli bisnis Perangkat & Layanan Nokia, dan EUR 1,65 miliar bagi lisensi paten Nokia, dengan harga transaksi total sebesar EUR 5,44 miliar secara tunai. Microsoft akan menarik sumber dana finansialnya di seluruh dunia untuk mendanai transaksi tersebut. Transaksi tersebut diharapkan akan mencapai tahap penutupan pada kuartal pertama 2014, sesuai dengan persetujuan pemegang saham Nokia, persetujuan undang-undang, dan syarat-syarat penutupan transaksi lainnya.

Setelah memulai kemitraan dengan Nokia pada Februari 2011 dan meningkatnya kesuksesan smartphone Nokia Lumia, Microsoft bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan pangsa pasar dan profit dalam perangkat seluler melalui inovasi yang lebih cepat, meningkatnya sinergi, dan menyatunya merek dan pemasaran. Bagi Nokia, transaksi ini diharapkan untuk secara signifikan meningkatkan pendapatan, memperkuat posisi finansialnya, dan memberikan landasan yang solid untuk investasi di masa mendatang dalam bisnisnya yang berkelanjutan.

Meskipun dunia teknologi gempar oleh akuisisi tersebut, tidak ada yang benar-benar terkejut. Microsoft memang memiliki ‘hobi’ untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang potensial. Jika mengikuti kisah ini sejak awal, bahkan banyak yang memperkirakan hal ini sejak awal masuknya Stephen Elop ke raksasa Finlandia tersebut sebagai CEO.

“Ini adalah sebuah langkah besar menuju masa depan – sebuah solusi win-win untuk karyawan, pemegang saham, dan konsumen kedua perusahaan. Menghadirkan tim hebat ini akan mempercepat pangsa pasar dan profit Microsoft dalam ponsel dan memperkuat peluang menyeluruh baik untuk Microsoft dan mitra kami di seluruh lini produksi perangkat,” Pidato Steve Ballmer dalam acara tersebut. “Selain inovasi dan kekuatan mereka dalam ponsel di seluruh rentang harga, Nokia telah memberikan kapabilitas dan bakat di area-area penting seperti desain perangkat keras dan engineering, rantai pasokan, dan manajemen manufaktur, serta penjualan hardware, pemasaran dan distribusi.”

“Bagi Nokia, ini merupakan momen ‘penciptaan ulang’ yang penting dari posisi kekuatan finansial, kini kami dapat membangun babak selanjutnya,” ujar Risto Siilasma, Chairman dewan direksi Nokia yang sejak perjanjian tersebut efektif berlaku, menjadi CEO Interim Nokia. Loh, lalu apa yang terjadi dengan Elop?

Pria Kanada tersebut setelah akuisisi mendapatkan posisi sebagai salah seorang anggota dewan direksi Microsoft, lengkap dengan kompensasi saham dan deretan profit yang nantinya akan menimbulkan sengketa tersendiri di dalam Nokia. Elop berpidato dengan sumringah. “Setelah membangun kemitraan yang sukses, kini kami dapat menghadirkan software engineering terbaik Microsoft dengan desain juara dan manufaktur produk terbaik Nokia, juga penjualan global, marketing, dan distribusinya.”


Divisi Ponsel dan Manufaktur Nokia telah jatuh ke tangan Microsoft. Ini memang belum akhir segalanya. Bagaimana akhir petualangan Windows Phone setelah Nokia menjadi bagian Microsoft?

Psst.. Saya belum menentukan apakah lanjut membahas topik ini minggu depan atau menyelipkan kisah lain agar pembaca tidak bosan. Sabar yah.

 

 

 

Referensi:

Kovach, Steve. (2013). Microsoft Buying Nokia’s Smartphone Business for $7 Billion, Business Insider

Nykanen, Pekka & Salminen, Merina. (2015). Operatioo Elop. Nokian matkapuhelinten viimeiset vuodet.  

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation