Mencoba Hidup dengan Windows 10 S, Bisakah Bertahan?

Windows 10 S merupakan versi Windows yang mengandalkan Windows Store sebagai sumber utama aplikasinya. (Baca: Apa itu Windows 10 S dan Apa Bedanya dengan Windows 10 Pro / Home?)

Pada dasarnya, Windows 10 S ditujukan untuk perangkat kelas low-end. Namun, Windows 10 S sendiri merupakan salah satu bagian dari visi Microsoft untuk Windows di masa depan. Sejak diumumkan pada event Build kemarin, saya  penasaran, bisakah Windows 10 S memenuhi kehidupan sehari-hari? Berikut pengalaman saya hidup ala Windows 10 S. Spoiler, saya hanya bisa bertahan 3 hari saja.

Basic Apps (Musik, Video, Foto, Browser)

Untuk kebutuhan dasar, Windows 10 S sudah sangat mencukupi. Groove Music, Film & TV, Foto, dan Edge dari Microsoft terhitung cukup bagus. Bahkan diluar Windows 10 S saya juga memakai Groove Music dan Foto sebagai aplikasi default. Lantas kenapa Film & TV tidak termasuk? Karena terkadang aplikasi ini gagal memutar sebuah video, terutama film atau serial yang berukuran besar. Yang muncul hanya suara atau malah tidak tayang sama sekali. Kadang aplikasi ini juga agak kesulitan saat memutar video dengan format .mkv. Tahu sendiri lah ya, serial macam apa yang pakai format ini :p. Untunglah masih ada aplikasi alternatif lain seperti VLC untuk memutar video.

Untuk browser MS Edge sejatinya sudah sangat bagus dan stabil. Fiturnya lengkap dan lebih hemat daya. Hanya saja saya masih lebih nyaman memakai Chrome. Tapi jika dipaksa, saya tidak akan kesulitan untuk beradaptasi dengan MS Edge.

Produktivitas (Desain, Office)

Pekerjaan utama saya berhubungan dengan ilustrasi dan menulis. Sayang aplikasi andalan saya, Clip Studio Paint, tidak tersedia di Windows Store. Clip Studio sendiri bisa digunakan untuk olah vektor dan raster sekaligus, sayang untuk saat ini di Store belum ada aplikasi dengan fitur tersebut. Jadi sebagai alternatif, saya membutuhkan 2 aplikasi terpisah. Pilihan saya jatuh pada Krita dan Gravit Designer. Sebagai aplikasi gratis, saya terkejut karena fiturnya tergolong lengkap untuk desain tingkat menengah. Pekerjaan saya bisa selesai, tapi butuh waktu sedikit lebih lama. Tapi saya bisa maklum, soalnya dua aplikasi ini 100% free.

Tapi sayang alternatif gratis tidak ada untuk sektor Office. Saya kesulitan mencari aplikasi alternatif untuk editing Word, PowerPoint, dan Excel. Kalaupun ada, MS Office mobile mengharuskan langganan Office 365 untuk layar diatas 10 inci. Akhirnya saya hanya bisa mengedit dokumen dengan Office Online melalui browser.

Hiburan (Game, Sosial Media, Aplikasi lain)

Untuk Game, sudah cukup banyak game mobile yang tersedia di Store. Game kelas premium seperti Forza juga sudah mulai bermunculan. Namun jika dibandingkan dengan versi Win32, masih sangat jauh tertinggal. Saya sekarang sudah jarang bermain game, jadi masalah game ini tidak terlalu berpengaruh.

Aplikasi sosial di Windows Store terhitung cukup bagus. Bahkan bisa dibilang lebih baik dari Windows 10 Mobile. Tapi saya masih lebih nyaman memakai aplikasi sosial di smartphone daripada PC. Aplikasi yang saya install hanya Instagram, Twitter dan Slack. Ketiga aplikasi tersebut tergolong up-to-date. Nyaris sama dengan versi iOS dan Android. Untuk email, saya masih mengandalkan browser daripada aplikasi di Windows.

Kesimpulan

Saya bisa hidup dengan Windows 10 S, tapi jika itu sudah sangat terpaksa. Yang mengganjal adalah aplikasi produktivitas. Data, custom tone dan custom brush yang mempermudah pekerjaan saya hanya ada di Clip Studio. Microsoft Office versi penuh juga belum ada di store region Indonesia. Saya kurang suka metode langganan yang sekarang sedang populer, lebih suka bayar sedikit lebih mahal tapi hanya sekali saja. Dengan keadaan yang ada saat ini, pekerjaan saya bisa selesai tapi butuh waktu lebih lama. Tiga hari setelah saya memakai Windows ala Windows 10 S, editor saya hanya memberikan senyum iblis yang membuat saya kembali ke aplikasi andalan.

Untuk saat ini aplikasi Windows 10 S masih jauh tertinggal dibanding Windows 10 versi penuh. Bahkan saya tidak bisa menemukan aplikasi profesional untuk editing video di Store. Namun, jika beberapa tahun kedepan Microsoft bisa menarik developer ke Windows Store, saya yakin Windows 10 S dengan mudah menjadi OS Default di banyak perangkat, tidak hanya low-end saja. Pihak developer juga akan diuntungkan karena semakin minim kasus pembajakan. Perlu diingat, Windows 10 S berbeda dengan Windows RT. Kelemahan terbesar Windows RT adalah tidak bisa diupgrade ke versi penuh karena menggunakan prosesor ARM.

Berani Mencoba?

Bagi kamu yang ingin mencoba hidup dengan Windows 10 S, tidak perlu repot-repot membeli perangkat baru begitu dirilis nanti. Gunakan saja PC Windows 10 kamu saat ini, tetapi dengan batasan yang ada di Windows 10 S. Hanya gunakan aplikasi dari Windows Store dan tinggalkan semua aplikasi klasik. Hanya gunakan browser Microsoft Edge dan tinggalkan semua browser lainnya. Dan jangan lupa pastikan search engine default di browser Edge kamu adalah Bing, bukannya Google.

Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu bisa bertahan hidup dengan Windows 10 S? Aplikasi apa saja yang akan kamu gunakan jika kamu hanya mengandalkan Windows Store saja? Bagikan pengalaman kamu disini yak! :)

Ardan Legenda

Author dan Illustrator yang mencintai teknologi.

Post navigation