Kalau selama ini kamu mengira bahwa Tiongkok cuma maju di sektor perdagangan, maka kamu keliru. Di bidang teknologi, negara ini sangat agresif menerapkan aneka teknologi baru dalam kehidupan warga negara mereka sehari-hari. Artificial Intelligence juga merupakan salah satu teknologi andal milik Tiongkok yang mungkin kehebatannya hanya dapat disaingi AS. Salah satu perkembangan yang menyolok belakangan ini, dataran Tiongkok yang luas itu dipenuhi oleh kamera pengawas yang dapat mengenali wajah orang, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memburu buronan, bahkan menemukan orang yang punya pinjaman uang!
Pada bulan Februari yang lalu, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif (langsung dari Presiden) untuk mempertahankan kepemimpinan AS dalam hal Artificial Intelligence. Ini merupakan salah satu isyarat bahwa mereka mengakui kemajuan Tiongkok dan lebih serius dalam mempertahankan keunggulannya.
Tiongkok sendiri memiliki ‘rencana nasional’ untuk mendorong penelitian dan implementasi AI jauh lebih ke depan. Oktober 2018 yang lalu, Presiden Xi Jin Ping menyatakan bahwa Tiongkok harus dapat mengontrol AI dan penggunaannya, serta memanfaatkan teknologi ini untuk mendorong penelitian lebih ke depan lagi.
Upaya ini bukan rahasia dalam negeri saja. Pada Juli 2018, Letnan Jenderal VeraLynn Jamieson mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Military bahwa arsitektur AI di Tiongkok diperkirakan bernilai USD 12 miliar pada tahun 2017 dan kemungkinan akan mencapai USD 70 miliar pada tahun 2020. Laporan militer AS kepada Gedung Putih juga mengungkap bahwa Tiongkok menerbitkan lebih banyak artikel mengenai deep learning, yang mana mencakup AI, machine learning, dan teknologi lainnya dibandingkan AS dan telah mengajukan paten terkait AI dengan peningkatan pengajuan hingga 200%.
Penerapan AI dalam kehidupan sehari-hari di Tiongkok juga sangat agresif. Pada Juni 2018, Axios melaporkan bahwa AI digunakan di toko online populer Tiongkok: Alibaba. Kota-kota di Tiongkok kini juga memiliki sensor pelacak bekas telapak kaki, dan juga banyak toko fisik di Tiongkok yang memanfaatkan teknologi AI dalam membantu pembeli berbelanja. Masyarakat Tiongkok memasuki era cashless, di mana mereka lebih sedikit membawa uang tunai dan melakukan pembayaran melalui aplikasi ponsel atau kartu. Ini merupakan pelibatan AI yang sangat invasif dalam kehidupan sehari-hari! AS sendiri, meskipun merupakan salah satu pelopor teknologi ini, nampaknya belum berhasil menerapkan teknologi AI hingga sedalam itu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sumber: ITPro