Perang Tarif Global dan Dampaknya Pada Sektor Teknologi Indonesia

Seperti yang telah kita tahu saat ini perang tarif sedang berlangsung antara dua raksasa dunia yaitu Amerika Serikat dan China yang telah menciptakan tantangan besar bagi berbagai sektor ekonomi diseluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.

Nah Indonesia sendiri terutama dalam sektor teknologi sangat bergantung pada komponen impor dan hubungan perdagangan internasional. Lalu apa dampaknya?

Kebijakan baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat termasuk tarif sebesar 32% pada barang-barang asal Indonesia, telah memengaruhi kemampuan Indonesia untuk mengimpor komponen teknologi penting.

Secara langsung ini tentunya berdampak pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi yang akan menghadapi kenaikan biaya produksi. Selain itu, tarif yang lebih tinggi pada produk teknologi dari negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan juga memengaruhi rantai pasokan teknologi di Indonesia.

Secara umum, menurut pandangan saya sendiri Indonesia dalam hal ini masih belum dapat berdiri sendiri dan belum mandiri, karena beberapa layanan dan produk masih bergantung pada negara lain, namun ditengah tantangan ini ada peluang bagi negara kita untuk memperkuat sektor teknologi domestiknya.

Seperti yang diungkapkan para ahli, disarankan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan situasi ini untuk mendorong pengembangan layanan digital lokal dan mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Sebagai contoh adalah memulai adopsi layanan berbasis open-source yang dapat menjadi solusi terbaik untuk meningkatkan kemandirian digital Indonesia.

Perang tarif saat ini memang memberikan tantangan besar bagi sektor teknologi di Indonesia, tetapi juga membuka peluang untuk memperkuat kemandirian digital dan inovasi lokal. Dan dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk membangun ekosistem teknologi yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Namun kembali lagi, apakah Indonesia siap akan hal ini dan tetap akan bergantung pada negara super power seperti Amerika dan China? ya kita lihat nanti karena saat ini Amerika dan China masih mendominasi pasar negara kita dengan pengaruh besar dalam industrik teknologi gobal.

Contohnya perusahaan seperti Microsoft, Google, Apple (dari AS), serta Huawei, Alibaba, dan Tencent (dari China) menyediakan perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang menjadi tulang punggung banyak sektor di Indonesia. Dan meskipun Open Source bisa menjadi solusi, namun sayangnya saat ini belum banyak alternatif teknologi dari negara lain yang dapat menggantikan dominasi Amerika dan China.

Jika perang tarif ini berlangsung, negara kecil dan berkembang tentu akan terkenda dampak paling tinggi, bukan hanya Indonesia namun banyak negara lainnya karena masalah ini bukan hanya terjadi di negara kita namun terjadi secara global.

Nah apakah kamu sudah merasakan dampak dari perang tarif ini? komen dibawah guys.


⚡️ Kenapa Linux Jarang Digunakan?

Gylang Satria

Penulis, Pengguna Windows 11, Elementary OS, dan Iphone SE 2020. Tag @gylang_satria di Disqus jika ada pertanyaan.

Post navigation