Berbicara soal layar, mungkin masih segar di ingatan kita masa kejayaan di mana Lumia 1520 yang merupakan flagship Windows Phone di tahun 2013, memenangkan penghargaan sebagai “Smartphone dengan layar terbaik” versi GSM Arena, sebuah website teknologi dan ponsel terkemuka. Ini tentu saja menancapkan imej bahwa lini Lumia memiliki layar yang istimewa dan handal. Tak salah memang, karena pada tahun tersebut, lini terendah Lumia, yaitu Lumia 520 saja memiliki tipe layar yang handal meskipun tidak sebaik lini di atasnya.
Oleh karena itu, mungkin kita shock mendapati masalah over sensitivitas layar di Lumia 535, buruknya viewing angle di Lumia 435 dan 532, karena kita tidak terbiasa dengan kekurangan. Ini semestinya menjadi kritik bagi Microsoft, karena itu semua terjadi pada perangkat yang sudah berkode Microsoft.
Terlepas dari itu semua, seperti halnya benda biasa yang memiliki kedaluwarsa, dibuat sebaik apa pun, layar ponsel Nokia tetap tak lepas dari permasalahannya, terutama terkait usia dan pemakaian. Bukan hanya untuk smartphone Windows Phone saja sebenarnya, akan tetapi semua smartphone juga memiliki masalahnya masing-masing dengan layar.
Terkait topik ini, Winpoin tergelitik oleh pertanyaan salah seorang pembaca setia Winpoin sebagai berikut:
Kita ketahui bersama, ada beberapa istilah terkait teknologi layar (display) seperti burn-in, dead pixel, screen bleeding, dan viewing angle buruk yang menunjukkan cacat serta kekurangan pada layar gadget. Apakah itu semua maksudnya? Berikut ini Winpoin akan membahasnya demi kamu semua!
Burn-In
Burn-in pada umumnya lekat dengan tipe layar Active Matrix Organic Light-Emitting Diode (AMOLED). Tipe layar ini digunakan pada banyak versi Windows Phone karena keistimewaannya, antara lain tampilan warna yang lebih akurat dan semarak, warna hitam yang sangat hitam, serta lebih hemat daya jika menampilkan warna hitam dominan. Kelebihan AMOLED dibanding LCD ini pernah juga dibahas secara rinci oleh Winpoin.
Sayangnya, AMOLED yang sudah berumur memiliki kelemahan, yaitu potensial menimbulkan burn-in. Yang dimaksud burn-in adalah ‘tercetaknya’ tampilan yang paling sering muncul (misalnya lockscreen atau start screen pada Windows Phone), ketika kamu bernavigasi ke bagian lain. Contoh nyatanya begini: Kamu sedang membuka browser, nah, pada tampilan browser tersebut, samar tercetak start screen yang sebelumnya kamu buka.
Burn-in terjadi karena ‘makin berumurnya’ piksel yang menyala tunggal (diode) pada layar, sehingga akhirnya timbul cacat ini. Tidak semua diode ‘menua’ pada waktu yang sama, sehingga terjadinya gejala ini pun berbeda-beda di banyak perangkat. Ini terjadi lebih cepat jika kamu sering menggunakan tampilan cerah pada perangkat berlayar AMOLED milik kamu.
Dead Pixel
Berbeda dengan burn-in, dead pixel adalah cacat bawaan pabrikan atau karena penyebab tertentu (biasanya karena benturan keras). Ini adalah ‘matinya’ satu atau beberapa piksel di layar, sehingga menampilkan sebuah titik yang tidak berubah, kemanapun kamu bernavigasi di perangkat. Karena ‘mati’, maka piksel ini tidak dapat ‘mengikuti perintah’ dari hardware untuk menampilkan warna tertentu. Kabar buruknya, dead pixel yang semula kecil, bisa bertambah banyak/besar, sehingga pada akhirnya menjadikan layar perangkat kamu kesulitan menampilkan gambar yang diinginkan.
Kenali gejala ini sejak awal membeli perangkat dengan memperhatikan seksama seluruh permukaan layar. Biasanya ini lebih mudah ditemukan jika kamu menampilkan wallpaper yang memiliki satu warna (missal merah atau biru). Bila ada dead pixel, maka kamu akan melihat titik kecil berwarna putih di bagian tertentu layar perangkat kamu.
Screen Bleeding
Jika layar AMOLED memiliki ‘penyakit tua’ berupa burn-in, maka LCD memiliki penyakit berupa screen bleeding. Ini terlihat jelas ketika kamu menampilkan wallpaper hitam pada perangkat berlayar tipe LCD. Jika di bagian tertentu (biasanya sudut), kamu menjumpai area yang agak terang ~ maka inilah screen bleeding.
Ini disebabkan oleh cahaya dari backlit yang menunjang layar LCD, berlebihan terangnya, sehingga mempengaruhi layar, terutama ketika menampilkan background yang gelap. Secara spesifik, penyebabnya adalah cahaya CCFL yang merupakan sumber backlit dari layar, tidak terblokir sempurna oleh penempatan panel atau bingkai layar LCD.
Over Sensitive
Kamu pasti tahu bahwa cacat legendaris ini terjadi pada Lumia 535. Layar sangat sensitif, bahkan berperilaku aneh seperti membuka aplikasi tanpa ada yang menyentuhnya bila agak basah (popular dengan sebutan ghost touch). Dari beberapa diskusi yang saya ikuti, masalah ini disebabkan oleh buruknya kalibrasi touchscreen Lumia 535. Ini menjadikan berbagai perbaikan software yang dilakukan Microsoft masih menyisakan beberapa kekurangan. Layar terkadang masih sangat sensitif, terutama ketika proses charging. Menjadikan mengetik pada layar dengan akurat merupakan hal yang berat.
Viewing Angle yang Buruk
Viewing angle adalah sudut maksimal di mana layar dapat terlihat dengan performa visual yang dapat diterima. Singkatnya, dari sudut seberapa kamu dapat melihat tampilan layar kamu dengan enak. Sebuah layar yang bagus tidak berubah gambarnya meskipun dilihat dari samping, bawah, atau atas. Tapi layar dengan viewing angle yang buruk, akan menjadikan tampilan layar tidak enak dilihat ketika kamu melihatnya dari sudut lain. Umumnya, terjadi saturasi berlebih atau bahkan menurunnya saturasi jika kamu melihat dari sudut lain. Misalnya dari bawah kamu melihat warna layar seolah-olah semakin didominasi warna putih – ini yang dimaksud saturasi berlebih pada layar dengan viewing angle yang buruk.
Sayangnya, beberapa lini Lumia terbaru memiliki kekurangan ini. Lumia 435 dan Lumia 532, dikenal memiliki layar dengan viewing angle buruk, meskipun kamu dapat melihatnya dengan indah ketika berhadap-hadapan langsung dengan layar perangkat tersebut.
Nah, demikianlah beberapa kekurangan dan penyakit pada layar. Ingat, ini tidak hanya terjadi pada Windows Phone saja, akan tetapi juga terjadi pada berbagai perangkat smartphone dan tablet yang menggunakan teknologi layar sebagaimana dibahas oleh Winpoin di atas. Jika kamu punya pengetahuan lebih tentang ‘penyakit’ layar smartphone secara umum, harap bagikan pengetahuan kamu di layar komentar berikut.