Sebelumnya data-data dari perusahaan Sony telah dihack. Para hacker tersebut telah mendapatkan banyak data seperti film yang akan dirilis, film serial, data-data artis dan juga data-data karyawan. Dari hasil hacking ini ada film yang sangat kontroversial, “The Interview” yang menceritahkan kisah pembunuhan pemimpin Korea Utara. (Baca: Sony Pictures di Hack, Banyak Film Keren yang Belum Dirilis Jadi Bocor ke Publik)
Tampaknya hacker berasal dari Korea Utara, dan hacker tersebut mengancam Sony untuk tidak merilis film tersebut. Karena Sony menuruti perintah tersebut, presiden Amerika sampai turun tangan. Bahkan Amerika telah menganggap serangan hacker terhadap Sony ini mengancam keamanan Nasional. (Baca: Obama Menyalahkan Sony Karena Patuh Kepada Para Hacker)
Dilaporkan dari New York Post, Sony sekarang sedang merencanakan perilisan film kontroversial “The Interview” dan tampaknya mereka menyesal karena menuruti perintah si hacker. Karena permasalahan yang rumit tentang film ini, tampaknya tidak ada bioskop atau distributor yang menginginkan film ini dirilis. Oleh karena itu Sony mengambil inisiatif lain dengan merilisnya secara gratis melalui layanan streamingnya sendiri, Crackle.com. (Baca: Inilah Trailer Film The Interview yang Membuat Hacker “Korea Utara” Mengamuk)
Selain itu dilaporkan juga dari The Verge yang telah menghubungi pihak Sony mengatakan:
Sony Pictures Entertainment selalu berkomitmen untuk First Amandemen. Selama lebih dari tiga minggu banyak menerima gangguan brutal yang menyerang perusahaan dan juga karyawan, kami tetap bertahan dan fokus pada satu tujuan: mendapatkan wawancara untuk perilisan film. Kebebasan berekspresi tidak boleh dihentikan oleh ancaman dan pemerasan.
Keputusan untuk merilis film pada 25 Desember telah gagal karena tidak ada teater yang ingin memutar film ini. Ini adalah keputusan mereka.
Mari kita perjelas lagi, satu-satunya keputusan yang bisa kita buat dengan hormat adalah tidak bisa menayangkan film ini pada hari Natal di bioskop, setelah pemilik teater menolak untuk menayangkannya. Tanpa bioskop kita tidak bisa merilisnya di hari Natal dan kami tidak punya pilihan.
Setelah keputusan itu, kami segera mengadakan survei alternatif untuk merilis film tersebut pada platform berbeda. Ini masih menjadi harapan kamu bahwa siapa pun bisa melihat film ini.
Sony juga sempat menghubungi pihak distribusi VCD/DVD, layanan TV kabel seperti Netflix, online shop seperti Amazon, tapi mereka menolak untuk merilis film tersebut. Sony mungkin berencana untuk merilis film menggunakan platform streamingnya sendiri untuk mendistribusikan filmnya.
Apakah kamu akan melihat film The Interview jika dirilis di situs layanan streaming Sony, Crackle.com??