Review Dell Latitude E6530 – Laptop Bisnis Monster!

 

Seorang teman saya kebetulan menawarkan laptop second. Poin yang dia tekankan adalah bentang layar 15″ dan daya tahan baterai yang bagaikan monster. Hal itu menjadikan saya tertarik pada Dell Latitude E6530 yang ditawarkan tersebut. Ketika pertama kali melihat laptop ini, saya sedikit takjub pada besarnya dimensinya. Sebagai bandingan, Macbook Pro 15″ terasa agak mungil jika dibandingkan dengan Dell Latitude E6530 ini.

Laptop ini diproduksi 2012, dan dengan beberapa modifikasi dari si penjual, spek yang saya terima adalah i5 Ivy Bridge, RAM 8GB, dan SSD 128 GB. Masih cukup memadai untuk diajak berlari di tahun 2017! Si penjual menawarkannya seharga lima juta rupiah kepada saya.

Meskipun teman saya meyakinkan bahwa ini adalah tipikal laptop bisnis (mengingat daya tahan baterainya yang diklaim lebih dari 10 jam), namun saya sendiri lebih merasa bahwa ini adalah pengganti workstation karena bongsornya. Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk membeli laptop serupa, maka kamu perlu membaca artikel ini untuk mendapatkan gambaran lebih menyeluruh tentang barang yang akan kamu beli.

 

Spesifikasi

Spek keseluruhan dari Dell Latitude E6530 milik saya adalah:

CPU Intel Core i5-3360M 2.8 GHz
Operating System MS Windows 10 Professional (64-bit)
RAM 8GB
RAM Upgradable to 32GB
Hard Drive Size 128GB SSD
Display Size 15.6″
Native Resolution 1366×768
Optical Drive  available
Sound Card  IDT 92HD93BXX @ Intel Panther Point PCH- High Definition Audio Controller [C-1]
Graphics Card Intel HD Graphics 4000
Video Memory 64MB
Wi-Fi 802.11 a/g/n
Wi-Fi Model Intel Centrino Wireless-N 2200
Bluetooth Bluetooth 4.0
Mobile Broadband  n/a
Touchpad Size 80 x 45 mm (3.15 x 1.77 inches)
Ports (excluding USB) USB 3.0
Ports (excluding USB) ExpressCard/54
Ports (excluding USB) Ethernet
Ports (excluding USB) DisplayPort
Ports (excluding USB) VGA
USB Ports 3
Card Slots SD memory reader
Size 35 x 384 x 258 ( = 1.38 x 15.12 x 10.16 in)
Weight 2.84 kg
Company Website www.dell.com

 

Desain dan Build Quality

Untuk desain, hal pertama yang langsung tertangkap pandangan kamu adalah ukurannya yang gigantik. Bukan saja memiliki dimensi yang sangat besar (bentang layar 15,6″), tapi juga laptop ini cukup berat (tepatnya 2,9 kg). Apalagi seperti umumnya perangkat Dell, adaptor yang digunakannya untuk charging juga ‘cukup berbobot’, tepatnya memiliki berat 1,3 kg. Jika kamu memondong seluruh perlengkapan ini di punggung, maka kamu membawa beban hampir 5 kilogram!

Desain khas Dell yang kaku dan ‘to the point’ tampak jelas dalam bangun susun laptop ini. dell menggunakan paten andalannya: tri-metal chasis yang akan membuatmu terkesan karena stabilitas dan kekokohannya. Konon laptop ini juga kebal terhadap siraman air dan mampu bertahan meskipun jatuh dari ketinggian tertentu. Dua hal yang kemungkinan tidak akan saya coba.

Touchpad yang diberikan Dell ini baru pertama kali saya jumpai, yaitu memiliki tombol yang sama baik di atas maupun di bawah. Saya sampai berpikir, “Kenapa sih harus dua macam tombol yang sama? Sangat tidak efektif!” Namun dalam pemakaian, kamu tidak akan begitu merasakan kejanggalan desain ini karena kamu malah bebas memilih mana yang paling dekat dengan jari kamu, tombol atas atau tombol bawah.

 

Keyboard

Keyboard yang diberikan Dell Latitude E6530 ini adalah tipe chiclet yang sangat nyaman untuk mengetik! Terasa ada umpan balik pada jari, meskipun tidak sampai seperti feel keyboard mekanik. Meskipun umumnya keyboard Dell Latitude E6530 memiliki backlight, sayangnya yang saya miliki adalah versi non backlight. Dengan tombol yang sangat lengkap, maka dijamin kamu lebih mudah mengoperasikan nyaris semua software yang memerlukan shortcut dan karakter-karakter tambahan dalam pengerjaannya.

 

Display 

Dari referensi yang saya baca, Dell menawarkan Latitude E6530 dengan tiga tipe layar yang berbeda. Level entri adalah layar HD dengan resolusi 1366×768 piksel. Versi menengah menggunakan 1600×900 piksel, dan versi Premium Panel Service Dell (yang bahkan mendapat garansi tukar jika ada dead pixel). Sepertinya saya mendapatkan versi entri dengan layar hanya 1366×768 piksel.

Untuk penggunaan di luar ruangan, kecerahan maksimum cukup memberikan kenyamanan menatap layar. Hanya sayangnya panel permukaan matte ini agak berkilat jika terkena cahaya dari belakang. Untung kita dapat mengatur sudut kemiringan layar dengan cukup bebas sehingga bisa mendapatkan pandangan terbaik.

Reproduksi warna di atas rata-rata, meskipun layar hanya mencakup 85% dari ruang warna sRGB. Akurasi warna  belum dikalibrasi dan terus terang agak menyimpang dibandingkan warna asli. Ini dapat menjadi catatan tersendiri jika kamu ingin menggunakannya untuk kebutuhan multimedia atau photo editing.

 

Viewing angle pada layar cukup baik. Apalagi jika dilihat dari sudut kiri dan kanan. Mungkin hal yang akan menjadikan kamu tidak nyaman adalah, karena layar besar dengan viewing angle yang cukup baik, maka orang di belakang kamu dapat dengan mudah melihat aktivitas kamu di layar tersebut.

Secara keseluruhan, panel layar full HD ini cukup menawan, apalagi kalau kita mengingat bahwa ini adalah teknologi yang cukup lawas (2012). Namun tidak disarankan untuk penggunaan sebagai image processing karena pasti tidak akan optimal akibat akurasi warna yang kurang bagus.

 

Audio

Audio ini adalah salah satu bagian favorit saya. Dell Latitude E6530 memiliki dua speaker yang berposisi agak ke bawah. Letaknya yang berada di bagian depan menjadikan audio terasa lebih nendang. Apalagi suara yang dihasilkan cukup keras dengan karakter suara yang agak berat. Meskipun agak berat, namun bass cukup lemah.

Jika kamu menggunakan headset atau earset, suara yang kamu dapatkan bakal terasa lebih optimal karena audio card yang disematkan Dell pada seri ini cukup bagus!

 

Port

Dengan ukurannya yang meraksasa, tak heran Dell Latitude E6530 memiliki port yang cukup lengkap.

Di bagian depan, kamu akan menemukan display lock dan card reader. Pengunci layar ini sangat bermanfaat sehingga orang tidak akan sembarangan membuka-buka laptop kamu.

Di bagian belakang, kamu akan menemukan port untuk LAN, Kensington Lock, AC jack (untuk charging), dan USB 2.0 tambahan.

Di sisi kiri, kamu akan mendapatkan port VGA, USB 3.0, audio, dan smart card reader.

Di sisi kanan, kamu akan mendapatkan ExpressCard, WLAN switch, optical drive, USB 3.0, eSATA/USB 2.0, dan HDMI.

 

Webcam

Untuk kamu yang sering menggunakan fitur video conference atau teleconference, webcam dari Dell Latitude E6530 ini menghadirkan gambar yang lumayan. Kecahayaan sangat berpengaruh dalam kualitas gambar webcam. Dalam ruangan yang agak gelap, maka kamu akan mendapatkan kualitas gambar yang benar-benar buruk.

 

Baterai

Saya menyebut Latitude E6530 sebagai monster, ini bukan saja karena dimensi dan bobotnya, tapi juga daya tahan baterainya! Versi yang saya dapatkan memiliki baterai dengan kapasitas 97Wh. Pada umumnya, Latitude E6530 hanya dilengkapi baterai berkapasitas 65WH. Jadi saya sangat beruntung, dengan baterai berkapasitas 97Wh, rata-rata dengan pekerjaan berat sekalipun saya dapat menggunakan laptop ini lebih dari 10 jam!

 

Software

Dell Latitude E6530 hadir dengan Windows 7 Professional SP1. Serial number bisa kamu temukan di bawah baterai. Saya melakukan upgrade pada perangkat saya ke Windows 10 dan sama sekali tidak ada kesulitan! Dell Latitude E6530 dapat menjalankannya dengan sangat baik!

Secara umum juga kamu akan mendapatkan software bawaan dari Dell. Namun jika Dell Latitude E6530 milikmu tidak hadir bersama software bawaan tersebut, kamu dapat dengan mudah mengunduhnya dari Website Dell lengkap dengan driver-drivernya.

 

Kesimpulan? Monster di Punggung Kamu

Untuk laptop second seharga 5 juta rupiah (serta mengingat laptop ini adalah produk tahun 2012), mungkin ada pro kontra tentang terlalu mahal atau tidaknya laptop ini, dan saya bisa memakluminya. Namun secara umum saya cukup menyukai filosofi Dell dalam membangun produk, terutama kekakuan dan reliabilitasnya, jadi karena ‘suka’, saya anggap harga itu sepadan dengan yang saya dapatkan. Apalagi kalau mengingat pada saat pertama diluncurkan, laptop ini seharga lebih dari USD 1500 (bahkan mungkin dengan spek yang lebih rendah).

Namun jika kamu juga seperti saya, memilih laptop ini, terlebih dahulu kamu perlu mempelajari kekurangan dan kelebihannya, karena saya membaca banyak sekali keluhan soal upgrade laptop ini. Jadi, jika kamu ingin ‘menaikkan’ OS-nya ke Windows 10, jika E6530 yang kamu dapatkan memiliki chipset Nvidia, maka hampir bisa dipastikan bahwa driver tidak akan mengenali kartu grafis Nvidia milikmu – dan ini suatu kerugian, terutama jika kamu menggunakannya untuk pemrosesan gambar dan video.

Jika kamu bisa menerima kekurangan tersebut, maka mungkin laptop ini cocok untuk kamu. Oya, perlu saya ingatkan juga bahwa laptop ini sangat berat. Kamu akan merasa membawa monster di punggung kamu. Namun kemampuan komputasinya sesuai dengan yang diharapkan. Jika kamu pengguna software berat, maka laptop ini sangat memadai bagi kamu dan kamu akan merasa seolah memindahkan seluruh workstation kamu di rumah!

Punya pendapat tersendiri soal Dell Latitude E6530? Tuangkan wawasan kamu di kolom komentar!

 

Kiki Sidharta

Penulis Winpoin yang paling sering minta dimaklumi kalau lagi lama nggak nulis | Dengan senang hati menjawab pertanyaan seputar Windows Phone lewat akun Twitter @kikisidharta

Post navigation