Facebook mengakuisisi Whatsapp pada tahun 2014 lalu, dan mengabarkan akan melakukan monetasi terhadap aplikasi ini pada Mei 2019 lalu di acara Facebook Marketing Summit di Berlin, Jerman.
Namun jauh sebelum diakuisisi Facebook, Pendiri Whatsapp Brian Acton dan Jan Koum telah memiliki rencana sendiri untuk mendapatkan keuntungan dengan mematok harga $1 atau setara Rp14000 per tahun bagi pengguna WhatsApp. Namun mengingat WhatsApp merupakan sebuah layanan messenger yang berorientasi kepada Privasi, hal tersebut tidak jadi dilakukan.
Sebagai co-founder Brian Acton dan Jan Koum (Pendiri Whatsapp), mereka meninggalkan perusahaan, di 2017 dan 2018, masing-masing. Hal tersebut karena mereka tidak senang dengan arahan Facebook untuk Whatsapp. Koum, secara khusus, dilaporkan meninggalkan perusahaan karena tujuan Facebook melemahkan end to end encryptions untuk menggunakan data dengan tujuan periklanan. Dalam beberapa bulan sejak itu, Facebook telah sering berbicara tentang privasi (Encrypted Messaging System), jadi mungkin perusahaan sedang mempertimbangkan cara yang lebih baik untuk menguangkan layanan.
Selain itu terkait dengan rencana WhatsApp beriklan ini, berdasarkan laporan oleh Wall Street Journal (Via The Verge), Tim yang bekerja untuk membangun iklan di WhatsApp telah dihentikan selama beberapa bulan terakhir, dan pekerjaan yang dilakukan tim tersebut telah dihapus dari kode whatsapp.
“The team that had been working on building ads into WhatsApp was disbanded in recent months, with their work subsequently “deleted from WhatsApp’s code.”” Dikutip dari The Verge
Laporan Wall Street Journal ini menyebutkan, bahwa rencana Facebook untuk membawa Iklan ke Whatsapp memang masih akan dilakukan, namun sampai sekarang tidak jelas kapan hal tersebut akan terjadi, dan tidak jelas juga kenapa rencana ini telah ditunda. Dan ini merupakan kabar baik bagi kita selaku pengguna, karena sampai saat ini aplikasi akan tetap bebas dari iklan.
Referensi : The Verge, The Wall Street Journal, Neowin