Buat kamu yang belum tahu, setelah tarik ulur cukup lama, hari ini Kominfo resmi mencabut ijin penggunaan frekuensi 2,3 GHz milik Bolt, ini karena PT. Internux menunggak biaya hak penggunaan frekuensi, yang totalnya mencapai 343 miliar rupiah lebih! Lalu apa efeknya buat pelanggan bolt, dan seperti apa rasanya pake Bolt dari awal kemunculannya, di video ini kita bakal bahas semua.
NB: Subscribe channel Kepoin Tekno untuk tips dan info tekno menarik setiap hari
Dicabutnya izin penggunaan frekuensi ini membuat Bolt langsung menghentikan layanan internet 4G mereka, kamu bisa cek di halaman utama bolt.id, tertulis jelas, bye-bye bolt, resmi berhenti beroperasi mulai hari ini, 28 Desember 2018.
Lalu Bagaimana Nasib Pengguna Bolt?
Pertama jelas mereka gak bisa lagi pake internet Bolt 4G nya. Udah mati, gak bisa diakses.
Kedua, Bolt bakal melakukan refund, baik pengembalian sisa pulsa atau kuota yang belum terpakai. Belum jelas juga nanti gimana teknisnya, apakah semua bakal dikembalikan dalam bentuk uang atau bagaimana. Karena detail info dan proses pengajuan refund baru bisa kamu dapatkan mulai 31 Desember 2018 besok. Dan pengajuans refund juga dibatasin cuman sampe 31 Januari 2019 nanti.
Jadi buat kamu pengguna Bolt, pastikan kamu cek link di deskripsi mulai 31 Desember nanti dan ajukan refund, jangan sampe kamu dirugikan karena hal ini.
Experience Pake Bolt
Dan buat kamu yang penasaram, disini saya mau ceritakan gimana pengalaman pake Bolt sejak awal kemunculannya. Jadi saya adalah pengguna Bolt selama 4 tahun lebih dan baru beralih beberapa bulan kemaren.
Saat awal dirilis dulu saya inget banget waktu itu mayoritas operator masih pake paket yang skema kuotanya ribet. Dalam artian ada pembagian kuota malam, kuota pagi, kuota siang kuota untuk ini, untuk itu, dan pembagian macem2 lainnya. Nah Bolt ini punya skema kuota internet yang gak ribet waktu itu. Ada paket prepaid dan pospaid dengan biaya sekian rupiah untuk sekian GB, pake jaringan 4G, dan bisa dipake 24 jam. Simple banget.
Nah waktu awal-awal gabung sekitar 4 tahun lalu, sinyalnya memang masih lemah dan coverage nya blm merata, tetapi dalam perkembangannya coverage ini makin rata dan sinyal juga makin kuat, meskipun tetap terbatas di Jabodetabek dan Medan.
Keunggulan menarik lain dari Bolt waktu itu, selain udah 4G dan skema paketnya sederhana, juga ada paket home unlimited, dimana kita tinggal langganan bulanan, bisa pake koneksi internet 4G tanpa dibatasi kuota. Saya cukup lama pake paket home unlimited ini, karena enak dan simple banget, dan waktu itu harganya juga lebih terjangkau, meskipun di paket ini nggak diperbolehkan untuk download torrent.
Di 3 tahun awal berlangganan koneksinya emang kenceng banget ya. Dan semakin kesini memang semakin padat dan semakin banyak pengguna, jadi kecepatannya juga nggak secepet dulu lagi. Gangguan atau yang biasa mereka sebut optimalisasi jaringan juga mulai sering muncul, dan pada perkembangannya Bolt juga memperkenalkan skema pembagian kuota. Sempet ada kuota malam dan kuota siang, lalu sempet juga ada pembagian kuota sosmed dan lain-lain dan awal mula saya pindah, selain karena koneksi yang semakin sulit diandalkan, juga karena adanya kenaikan harga, langsung charge tanpa konfirmasi dulu.
Tentu aja setelah resmi tutup ini, kecil kemungkinan buat Bolt untuk kembali menggelar layanan, karena untuk bisa beroperasi lagi di frekuensi yang sama, maka PT Internux harus ikut lelang lagi, dalam artian memulai lagi dari 0, dan belum tentu juga bakal terpilih lagi untuk dapet ijin penggunaan di spektrum tersebut.
Sampaikan di kolom komentar kalo kamu punya pendapat seputar Bolt ini, atau mungkin pernah pake bolt, atau bahkan masih pake bolt sampai sekarang dan jadi korban refund, tuliskan aja di kolom komentar.
Sebenarnya Bolt atau PT Internux nggak sendirian disini karena PT First Media dan juga PT Jasnita ikut dicabut ijin penggunaan frekuensi 2.3GHz nya karena alasan yang sama.