Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa Google Chrome merupakan salah satu aplikasi yang selalu mengambil banyak resource di Windows 10, dan meskipun akhir akhir ini Google mencoba mengembangkan beberapa fitur untuk mengatasi hal tersebut, seperti Tab Freeze atau Lazy Frame Load, namun tetap saja Google Chrome masih cukup memakan resource.
Mengenai hal tersebut, berdasarkan temuan Toms Guide pada halaman Chrome Commit, tampaknya Google masih terus berusaha untuk memaksimalkan Google Chrome di Windows 10 dengan beralih menggunakan TerminalProcess yang sering digunakan system operasi Windows.
“Exiting a process cleanly is difficult and expensive. Avoiding race conditions becomes almost impossible with complex software and a clean exit can be quite slow. Waiting on all threads, paging in code and data, and race conditions make it not worthwhile,” Google mengungkapkan hal tersebut di Chrome Commit dilansir dari Tom’s Guide.
“We have been gradually moving towards using TerminateProcess for more process types. Although the majority of the shutdown processes tracked by this bug are in utility processes this change uses TerminateProcess for all process types. We should not need to let destructors run so it should be safe to never use exit() (or to make it opt-in).” Lanjutnya.
Sedikit informasi, Fungsi TerminateProcess ini sering digunakan di Windows untuk menghentikan tanpa syarat proses tertentu dan semua thread dibawahnya. Singkatnya TerminateProcess ini adalah cara untuk menutup aplikasi sepenuhnya dan mencegahnya menjalankan apapun di latar belakang (background).
Untuk saat ini, penggunaan fungsi TerminateProcess di Chrome masih sedang diuji oleh Google, namun tampaknya akan segera hadir di versi baru Chrome mulai pada awal tahun 2021 mendatang, meskipun tampak tidak akan ada yang berubah dari segi fitur, namun diharapkan pengalaman penggunaan Chrome di Windows 10 akan menjadi lebih stabil dimasa mendatang.
Nah bagaimana menurutmu?, silahkan berikan pendapat dan opinimu dikolom komentar dibawah.
Via : Toms Guide
