“Ada satu rahasia kecil tentang game-game kami,” ujar Sid Meier dalam sebuah wawancara. “Anda semua benar-benar dapat belajar sesuatu dari situ. Anak-anak muda menikmati aktivitas belajar, bahkan meskipun mereka tidak mengikuti pendidikan resmi. Ada banyak kepuasan saat kita berhasil belajar sesuatu, dan menyaksikan keterampilan kita meningkat, serta memahami, misalnya, seperti apa peta Karibia itu, atau bagaimana satu penemuan akan memicu penemuan yang lain.” Ucapan Sid Meier ini seakan menjadi justifikasi terhadap kesaksian para pelajar yang hobi main game, yang sering mengatakan bahwa mereka kadang belajar lebih banyak dari satu game, misalnya mengenai sejarah atau bahasa Inggris, dibandingkan dari waktu yang mereka habiskan di sekolah. Rupanya inilah yang menjadikan game-game yang dirancang sang Godfather game ini terkesan timeless dan tidak membosankan untuk dimainkan.
Awal Karir Sid Meier
Sidney K. Meier lahir pada tanggal 24 Februari 1954 di Sarnia, Ontario, Kanada. Orangtuanya berasal dari Belanda dan Swiss, sehingga uniknya, karena peraturan keimigrasian Kanada dan Swiss, Meier juga memiliki kewarganegaraan Kanada dan Swiss. Namun keluarga kecil ini tidak lama tinggal di Kanada karena kemudian kedua orangtua Meier pindah ke Michigan. Di sinilah Meier tumbuh besar, bahkan hingga lulus kuliah dari University of Michigan.
Setelah lulus, Meier diterima bekerja untuk sebuah department store. Supermarket ini mengembangkan sistem pengelola keuangannya sendiri dan Meier memiliki peran besar dalam mengembangkannya. Gajinya dari toko ini digunakannya untuk membeli sebuah video game yang pada saat itu masih dalam tahap awal perkembangan: Atari 800.
Saat menggunakan perangkat ini, Meier menyadari bahwa dia dapat menggunakan pemrograman komputer (seperti halnya saat dia menggunakannya untuk mengembangkan sistem keuangan supermarket) untuk membuat game komputer. Meier pun mulai rajin belajar secara otodidak dan membeli majalah-majalah komputer dan hacker. Dari ketekunannya belajar itu, dia bahkan dapat mengembangkan game versinya sendiri yang mirip Space Invaders dan Pac Man untuk dimainkan di Atari yang dimilikinya itu. Bandelnya, Meier menginstal game itu di komputer jaringan supermarket yang dia kelola dan mengizinkan semua orang memainkannya. Karyawan-karyawan di toko itu jadi kecanduan main game sampai-sampai boss Department Store itu harus meminta Meier untuk menghapus game tersebut.
Mulai Serius Mengembangkan Game
Karir di Department Store ini memang merupakan salah satu tahapan penting dalam kehidupan Meier, karena di sini juga dia berkenalan dan bersahabat dengan Bill Stealey. Mantan Angkatan Udara yang bahkan pernah bekerja di Air Force One (Pesawat khusus kepresidenan) ini adalah rekan kerja Meier di sana. Stealey memiliki minat yang sama dengan Meier, yaitu untuk mengembangkan game. Cita-cita mereka berdua adalah memajang game yang mereka buat di Electronic Trade Conference, event teknologi terbesar di masa itu. Mereka berdua pun mulai sering menghabiskan waktu di basemen rumah Meier untuk bermain game bersama dan juga mengembangkan ide untuk merancang Arcade game.
Kisah unik saat mereka bermain bersama adalah, belum pernah sekalipun Stealey menang atas Meier. Bahkan di sebuah game simulator penerbangan yang dirilis Atari pada saat itu: Red Baron. Sebagai mantan pilot, Stealey tentu saja pede bahwa dia bakal mengatasi Meier di permainan ini. Dan memang saat mereka bertanding, di kesempatan pertama, Stealey langsung mencatatkan 75.000 poin, ini adalah poin tertinggi ketiga di leaderboard. Meier yang mendapatkan giliran selanjutnya, tidak terduga mencetak skor 150.000 poin! Stealey yang kesal menanyakan kepada Meier tentang bagaimana dia dapat melakukan itu. “Well,” Kata Meier. “Waktu kau bermain, aku mengingat semua algoritmenya.”
Dua sahabat ini kemudian mendirikan perusahaan yang memiliki spesialisasi pengembangan game komputer: Microprose.
Merintis Sukses di MicroProse
Setelah mengalahkan Stealey di Red Baron ini, Meier mengatakan penilaiannya terhadap game milik Atari tersebut. Menurut Meier, game ini memang bagus, tapi dia bisa membuat yang lebih bagus lagi. Bill menjawabnya dengan lugas, “Kalau kau bisa melakukannya, aku bisa menjualnya.”
Beberapa bulan kemudian, Meier menepati janji. Dia menyerahkan kopi game buatannya sendiri yang dia namakan Hellcat Ace. Stealey pun langsung menjual game ini. Mereka berdua langsung menjadi tim yang kompak. Meier menjadi otak pembuat game, sementara Stealey menjadi tenaga pemasarannya. Hanya dalam beberapa tahun, dua orang ini mengumpulkan USD 200.000 dari menjual game! Sebuah jumlah yang cukup besar di masa itu.
Meier dan Stealey kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaan di Department Store pada tahun 1982. Mereka kemudian mendirikan perusahaan sendiri yang bernama MicroProse. Pada awalnya, MicroProse berfokus pada game simulasi (genre yang merupakan kekuatan terbaik Meier setelah kesuksesan Hellcat Ace). Mereka merilis game simulasi pesawat seperti Silent Service dan F-19 Stealth Fighter yang memiliki banyak penggemar.
Pada saat itu perusahaan developer game belum banyak, dan MicroProse berhasil menawarkan sesuatu yang unik bagi para gamer. Game rilisan mereka sebagian besar laris di pasaran. Namun perusahaan ini benar-benar meledakkan penjualan mereka ketika pada tahun 1987 mereka merilis Sid Meier’s Pirates!
Ada sebuah catatan kecil, karena kualitas game-game buatan Meier yang berada di level berbeda dibandingkan developer lain pada umumnya, perusahaan sering menyertakan namanya sebagai bagian dari judul game untuk menunjang penjualan. Di kalangan developer sendiri, Sid Meier dikenal bagaikan dewa yang selalu menghasilkan game-game unik dan menarik. Format penamaan ini kemudian juga digunakan pada game laris berikutnya: Sid Meier’s Civilization (dilanjutkan dengan Civilization II – Alpha Centauri, Civilization III, Civilization IV, Civilization V, dan Civilization: Beyond Earth).
Strategi iklan ini mendapatkan pengakuan setelah pada tahun 1992, kontes yang diselenggarakan di Computer Gaming World menyebutkan bahwa nama Meier merupakan ‘jaminan sebuah game berkualitas’.
Civilization, Game Tersukses MicroProse
Setelah F-19 Stealth Fighter yang laris terjual, Meier memutuskan untuk berfokus pada game strategi. Alasannya adalah, semua yang dia angankan tentang sebuah game simulasi pesawat sudah dicurahkannya pada F-19 Stealth Fighter, jadi dia tidak tahu harus menambahkan apa lagi. Meier kemudian terinspirasi oleh SimCity dan Empire, dua game yang laris pada masa itu, untuk kemudian merancang sebuah game yang serupa. Pembuatan game ini memakan waktu yang cukup lama, sehingga di sela-sela waktu luangnya, Meier mengerjakan sebuah game lain, Railroad Tycoon, yang ternyata malah dirilis terlebih dahulu. Namun penantian panjang tersebut terbayarkan karena Sid Meier’s Civilization menjadi game yang sangat laris!
Salah satu hal yang berbeda dan sangat menyenangkan dari Civilization bagi gamer di masa itu adalah, saat memainkan game ini, pemain harus mengambil serangkaian keputusan. Setiap perbedaan keputusan akan membawa hasil yang berbeda pula. Ini menjadikan para gamer kecanduan untuk menemukan format terbaik untuk memenangkan game ini. Ini menawarkan sebuah pengalaman unik dan berbeda setiap kali memainkan game tersebut dari awal. Satu hal lagi yang menjadi ciri khas game karya Sid Meier: Tidak pernah ditampilkan darah. Dalam Civilization terdapat adegan perang, namun semuanya disampaikan dalam grafik yang menarik, namun tidak terkesan kejam. Ini menjadikan para orangtua dengan senang hati membelikan game ini untuk anak-anaknya. Muatan sejarah dalam game ini juga sangat membantu anak-anak memahami sejarah.
Civilization menjadikan Meier super populer (selain karena fakta bahwa memang fotonya diletakkan pada game). Sering orang menghampiri Meier saat berjalan-jalan dan mengungkapkan apresiasinya terhadap Civilization. “Mereka menghampiri saya dan mengatakan, ‘saya memainkan game ini dengan putra dan putri saya, dan mereka bersenang-senang’. Saya mendengar pengalaman seru yang dirasakan orang-orang saat bermain. Ada rasa saling terhubung. Kita membagikan sesuatu. Kita berbagi pengetahuan. Kita memiliki persamaan, bahkan meskipun belum pernah bertemu sebelumnya.” ujar Meier dalam sebuah wawancara.
Pada tahun 1996, Meier mengundurkan diri dari MicroProse untuk mendirikan Firaxis game dengan beberapa veteran game seperti Jeff Briggs. Di sini Meier melanjutkan pengembangan game-gamenya dengan lebih santai. Tahun 2011, sebuah perusahaan survei, PeekYou, menyatakan bahwa Meier merupakan tokoh paling berpengaruh di kalangan desainer video game.
Saat ini, Meier masih sehat dan tinggal bersama istrinya, Susan, di Hunt Valley, Maryland. Sesekali dia masih menerima wawancara dari media-media komputer dan video game untuk mengungkapkan pendapatnya terhadap tren game terkini.
Referensi
Cawley, Christian. Sid Meier, Legend of Videogame Design. Altered Gamer.
Dredge, Stuart. (2015). Sid Meier interview: ‘Learning is part of any good video game’. The Guardian
Gaudiosi, John. (2016). Interview: Sid Meier reflects on 25 years of Civilization. PC World.
McFadden, Christopher. (2018). Sid Meier: The Godfather of Computer Gaming. Interesting Engineering.