“Saya meyakini bahwa tahun-tahun terbaik Yahoo masih akan datang,” Jerry Yang mengucapkan kalimat tersebut saat Yahoo mulai berada dalam tekanan karena berbagai masalah, termasuk dot-com bubble yang menjadikan banyak perusahaan internet bangkrut.
Yahoo menikmati masa kejayaan yang terasa instan, dibantu oleh melejitnya nilai berbagai perusahaan berbasis internet, perusahaan ini seakan langsung bernilai miliaran dolar hanya dalam semalam. Namun setelah itu, perjuangan panjang Yahoo dimulai untuk mempertahankan nilai dan kebesaran mereka, terangkum dalam perjuangan enam CEO yang pernah memimpin Yahoo.
Yang Pertama dan Paling Kontroversial: Tim Koogle
Tim Koogle menikmati era kejayaan saat Yahoo menjadi perusahaan dotcom paling bernilai di era dot-com bubble. Sekalipun sukses menyejahterakan Yahoo, Koogle secara pribadi banyak dihujat karena dia mengizinkan penjualan memorabilia Nazi di situs lelang milik Yahoo. Sekelompok orang yang selamat dari holocaust di Prancis bahkan mengajukan tuntutan melalui Pengadilan Pidana Prancis untuk memenjarakan Koogle. Sebagai akibatnya, Pemerintah Prancis memblokir akses Yahoo Auction atau situs lelang Yahoo di Prancis. Drama ini masih panjang, namun ‘gelembung’ dotcom bubble keburu pecah, dalam artian nilai perusahaan internet yang melonjak tinggi di awal milenium tiba-tiba jatuh. Banyak perusahaan internet kolaps karena memang nilainya aslinya tidak sebanding dengan yang dinyatakan pada kertas saham. Yahoo sekalipun menderita karena ini dan kehilangan uang hingga miliaran dolar. Koogle mengundurkan diri (atau dipaksa turun) pada bulan Maret 2001.
Terry Semel Masuk ke Yahoo
Dalam upaya menyelamatkan Yahoo dari dotcom crash, Terry Semel ditunjuk sebagai CEO Yahoo pada bulan April 2001. Sepertinya Terry adalah salah satu CEO Yahoo yang awet karena dia tetap bertahan hingga enam tahun di Yahoo. Pada era kepemimpinan Semel inilah Jerry Yang dan David Filo mengajukan penawaran terhadap Google yang baru berdiri. Jerry Yang dalam sebuah wawancara mengakui bahwa sejak awal dia sadar bahwa Google adalah ‘anak monster’ yang berbeda dengan para pesaing lain. Maka jika memungkinkan, dia ingin meminimalisir ancaman Google sejak awal
Saat Larry dan Sergey muncul dan ingin menunjukkan kepada kita apa yang mereka lakukan, kami tahu. Kami tahu mereka berbeda. Dalam pandangan kami, mereka selalu merupakan pendobrak dalam persaingan mesin mencari. Dan jelas bahwa mereka memang berbeda.
Semel bertindak sebagai negosiator, menemui pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin. Semel mengajukan penawaran senilai USD 3 miliar, sebuah jumlah yang fantastis pada saat itu. Namun merger ini gagal terjadi. Eric Schmidt meyakinkan Page dan Brin yang sempat silau oleh jumlah uang tersebut agar tetap mempertahankan Google di tangan mereka sendiri. Alasan Schmidt saat itu, “kita nantinya akan melebihi Yahoo, jumlah itu bukan apa-apa” – Dan ramalan Schmidt benar!
Pada saat Facebook mulai meroket pada tahun 2006, Semel juga berupaya keras untuk membelinya. Zuckerberg belajar dari kasus Google (dan pada saat itu Yahoo memang sedang dalam tren menurun), langsung menolak jumlah berapa pun yang diajukan Yahoo. Dia yakin bahwa dia sendiri mampu membesarkan Facebook nantinya, dan sekali lagi ini terbukti benar!
Salah satu kinerja Semel yang bisa dianggap sebagai prestasi adalah saat dia (lagi-lagi sebenarnya atas perintah Jerry Yang) mengucurkan dana sebesar USD 1 miliar kepada Alibaba pada tahun 2005 dan mendapatkan 40% saham raksasa e-commerce asal Tiongkok tersebut. Alibaba meroket dan berlipat nilainya, sehingga Yahoo menikmati pendapatan pasif yang luar biasa besar selama bertahun-tahun.
Semel mengundurkan diri pada pertengahan tahun 2007 karena tekanan pemegang saham atas kinerja perusahaan yang memburuk. Bahkan pesangon untuk Semel yang berjumlah USD 70 juta dalam bentuk saham itu pun dipertanyakan oleh para pemegang saham.
Yang Kembali sebagai CEO
Jerry Yang sepertinya gemas akan performa Yahoo yang tidak sesuai harapannya. Pendiri Yahoo ini kembali memegang tampuk pimpinan sebagai CEO, resmi berlaku sejak Juni 2007 setelah turunnya Semel. Namun kali ini Yahoo bukan lagi perusahaan favorit dunia seperti saat dia mendirikannya dulu. Google sudah jauh lebih besar dari Yahoo saat Yang kembali menjabat sebagai CEO. Microsoft berupaya memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan di situasi ini dengan mengajukan penawaran terhadap Yahoo senilai USD 45 miliar di tahun 2008. Jumlah yang luar biasa fantastis pada masa itu. Namun Jerry Yang menolaknya karena dia masih berpedoman pada masa kejayaan Yahoo, saat perusahaan tersebut bernilai USD 200 miliar.
Kali ini para pemegang saham menyesalkan keputusan Yang. Jumlah itu cukup besar untuk Yahoo, dan Ballmer, CEO Microsoft pada saat itu, dikenal tidak cakap dalam hal akuisisi. Pembeliannya sering ngawur, dan ini peluang untuk memanfaatkan hal tersebut. Mereka berpendapat bahwa tidak ada orang lain yang bakal mengucurkan nilai sebesar itu untuk Yahoo yang tengah menurun. Sedihnya, ini terbukti. Nilai Yahoo terus menurun, dan bahkan Microsoft tidak mau lagi membeli Yahoo setelah mereka menurunkan harga.
Jerry Yang mengundurkan diri pada awal tahun 2009 dan mendirikan beberapa startup kecil. Sepertinya dia menikmati perannya pada perusahaan-perusahaan baru tersebut. Dia juga kembali ke perannya sebagai “Chief Yahoo” – posisi buatannya sendiri sebagai chairman dan kepala direksi yang ikut serta dalam pengambilan keputusan Yahoo.
Carol Bartz, CEO Wanita Pertama Yahoo
Banyak orang beranggapan bahwa Marisa Mayer adalah CEO wanita pertama Yahoo. Namun ini keliru. Carol Bartz yang merupakan executive chairman of design software and service Yahoo, naik sebagai CEO setelah prestasinya mempopulerkan Autodesk. Yahoo memujanya sebagai Veteran Technology Executive saat memperkenalkannya pada pers.
Namun orang-orang salah jika menganggap bahwa Bartz akan memimpin Yahoo dengan lembut hati. Pada era Bartz inilah, Yahoo melakukan ‘perampingan organisasi’ – istilah yang digunakan untuk mengganti para eksekutif yang dianggapnya ‘tidak berguna’ dan ‘menghilangkan’ 675 macam posisi di Yahoo, serta ‘merumahkan’ 5% dari seluruh tenaga kerja Yahoo.
Tapi tindakannya yang tanpa kompromi ini ternyata tidak cukup untuk mengatasi tekanan dari Facebook dan Google yang terus naik daun. Bartz juga kesulitan mendapatkan talenta baru untuk Yahoo. Seakan semua orang berbakat menolak untuk bekerja pada Yahoo yang tengah menurun.
Tiga tahun kemudian, pada bulan September 2011, pimpinan direksi Roy Bostock memecat Carol Bartz hanya melalui telepon. Dia menyatakan bahwa Dewan Direksi menjadi tidak sabar oleh hasil pencapaiannya. Uniknya, sebenarnya Bartz berhasil meningkatkan nilai saham Yahoo sebesar 6,4% serta menetapkan arah baru yang mungkin bisa menyelamatkan Yahoo: Software dan aplikasi. Bartz menaruh perhatian tinggi pada pengembangan aplikasi dan software di Yahoo, mengingat popularitas smartphone yang meningkat. Mungkin kamu ingat Yahoo Messenger? Pada era Bartz inilah Yahoo Messenger menjadi tren di mana-mana.
Scott Thompson: CEO Tersingkat
Scott Thompson masuk menggantikan Carol Bartz dengan latar belakang mentereng. Dia adalah mantan CEO PayPal yang tengah menjadi sensasi dunia karena mereka merupakan salah satu pembayaran online pertama yang diterima oleh dunia. Thompson masuk ke Yahoo dengan pertimbangan atas keahliannya sebagai akuntan dan juga ilmu komputer. Ini sempat menjadi kontroversi karena saat diselidiki, Stonehill College tempat Thompson mendapatkan gelarnya, ternyata tidak memiliki jurusan ilmu komputer!
Namun Thompson tetap sukses meyakinkan direksi Yahoo bahwa dia pantas menempati posisi tersebut. Roy Bostock mengungkap kepada pers alasan pemilihannya bahwa, “pemahaman mendalam Thompson terhadap bisnis online, digabungkan dengan kapabilitas pengembangan tim dan operasionalnya akan memulihkan energi, fokus, dan momentum yang diperlukan untuk menumbuhkan inti bisnis dan meningkatkan nilai untuk pengembang saham kami.”
Terungkap kemudian bahwa Thompson lebih brutal dari Bartz. Sebagai CEO, Scott Thompson melakukan ‘restrukturisasi’ yang berdampak pada pengurangan pekerja. 2000 karyawan Yahoo kehilangan pekerjaannya dalam era kepemimpinan Thompson. Nampaknya para pemegang saham makin tidak sabaran. Karena Thompson hanya diberikan kesempatan selama 5 bulan untuk memegang tampuk pimpinan CEO. Di bawah kepemimpinan pria ini, saham Yahoo merosot sebesar 1,7%.
Marissa Mayer – Gagal Membuktikan Diri
Marissa Mayer menjadi CEO keenam Yahoo pada bulan Juli 2012. Wanita berusia 41 tahun ini adalah veteran Google yang diberikan tugas untuk ‘membangkitkan’ Yahoo kembali. Spesialisasi Mayer saat itu adalah bidang mobile, social, native advertising dan social.
Masuknya Mayer ke Yahoo sedikit kontroversial di kalangan konservatif, karena saat itu Mayer dalam keadaan hamil tiga bulan dan tidak bersedia mengungkap siapa ayah si bayi. Dari segi efektivitas kerja juga banyak yang memprotes situasi tersebut karena tentu saja Mayer harus mengambil cuti beberapa bulan kemudian, padahal dia baru saja diserahi tampuk pimpinan dengan tanggungjawab yang sangat besar.
Di bawah kepemimpinan Mayer, Yahoo menghabiskan USD 2,2 miliar untuk mengakuisisi beberapa perusahaan termasuk Tumblr, pada 2013, sebesar USD 1,1 miliar. Sayangnya karena visi Yahoo yang kurang jelas, setelah diakuisisi justru Tumblr jatuh nilainya menjadi USD 230 juta.
Namun Mayer memberikan harapan kepada pemegang saham karena di bawah kepemimpinannya, nilai saham Yahoo melonjak 152%. Ini sebenarnya diakibatkan juga karena Alibaba milik Yahoo yang semakin meningkat nilainya.
Marissa Mayer diberhentikan secara halus oleh Yahoo dengan kompensasi yang mencapai USD 23 juta setelah akhirnya berhasil menggolkan akuisisi oleh Verizon yang nilainya akan menjadikan Jerry Yang menyesali keputusannya menolak tawaran Microsoft. Nilai akuisisi Verizon tersebut ‘hanya’ USD 20 miliar, dan itu pun tidak dibayar tunai.
Yahoo yang sekarang tentu saja berbeda dengan pada saat muncul bak meteor di awal milenium lalu. Masih belum jelas bagaimana strategi Verizon dalam memanfaatkan sumber daya Yahoo yang besar, namun masih belum punya pemosisian jelas dalam dunia digital. Pihak internal menyatakan bahwa konsolidasi masih terus dilakukan, dan pendapatan Yahoo yang paling utama hingga saat ini masih merupakan bisnis iklan, bersaing ketat dengan Google dan Facebook.
Referensi
Johnson, Lauren. (2016). Here’s a Timeline of Yahoo’s 22 Year History as a Digital Pioneer. Adweek.
Kulikowski, Laurie. (2016). A History of Yahoo!’s Six CEO. The Street.
Mackintosh, Hamish. (2005). Talk Time: Jerry Yang. The Guardian
McCullough, Brian. (2015). On the 20th Anniversary – The History of Yahoo’s Founding. Internet History Podcast.
Olanoff, Drew. (2012). A look at Yahoo’s CEO from 1995 to 2012 (All six of them). The Next Web.