Teknologi pengenalan wajah alias facial recognition yang diaplikasikan di daratan Tiongkok mungkin adalah yang tercanggih di dunia. Tiongkok memiliki lebih dari 200 juta kamera pengawas di seluruh Tiongkok, empat kali jumlah kamera CCTV di seluruh Amerika Serikat! Dan facial recognition ini diterapkan untuk memantau warga, mencari dan menagih utang sekaligus mempermalukannya karena orang yang berhutang akan ditayangkan di monitor-monitor seluruh kota jika telat membayar (tentu saja beserta footage lokasi orang tersebut yang terekam CCTV), termasuk juga kebijakan yang dikecam dunia: memantau pergerakan minoritas Muslim Uighur. Dengan kemampuan A.I komputer di Tiongkok (yang juga salah satu yang tercanggih di dunia, bersaing dengan milik CERN di Swiss), mereka dengan cepat dapat melacak kriminal atau mencari orang hilang yang terekam di CCTV seluruh negeri.
Namun tentu saja ini menimbulkan masalah baru. Warga tentu saja merasa hak asasinya dilanggar dengan adanya pantauan ratusan juta kamera tersebut. Kemajuan sistem pengenalan wajah di seluruh dunia ini juga menjadi perhatian Microsoft.
Brad Smith, salah seorang eksekutif Microsoft mengungkapkan kekhawatirannya mengenai teknologi pengenalan wajah dalam pidatonya di Brookings Institution:
Kami meyakini bahwa penting bagi pemerintah di tahun 2019 mendatang untuk mulai menerapkan peraturan perundangan untuk mengatur teknologi ini. Jika kita tidak bertindak, maka lima tahun kemudian kita akan bangun dalam keadaan teknologi pengenalan wajah menimbulkan masalah sosial. Pada saat itu, kita akan menghadapi tantangan yang menyulitkan dan kita tidak mungkin lagi untuk kembali.
Secara khusus, kami tidak percaya bahwa dunia akan dilayani oleh perusahaan-perusahaan komersial sehingga perusahaan tersebut terpaksa memilih antara tanggung jawab sosial dan keberhasilan pasar. Kami meyakini bahwa satu-satunya cara untuk melindungi diri dari perlombaan ini adalah memastikan tanggung jawab yang mendukung persaingan pasar secara sehat. Teknologi ini perlu diaplikasikan dengan diatur oleh hukum dari pemerintah.
Pidato Smith ini adalah menyikapi rumor bahwa Dinas Rahasia AS berencana menerapkan teknologi pengenalan wajah di luar Gedung Putih. Bisa dimaklumi karena secara umum masyarakat AS agak paranoid dengan pemerintah dan tidak suka hak-haknya dilanggar. Apalagi jika AS ingin menerapkan sistem pengenalan wajah untuk keamanan seperti halnya di Tiongkok.
Sumber: TheVerge