Judul di atas mungkin terkesan lebay. Tapi jika kamu adalah orang yang menghargai privasi, apalagi kamu adalah pengguna email Yahoo untuk kepentingan korporasi yang sering harus mengirimkan data terkait keuangan perusahaan atau data sensitif lainnya, ya… Kamu dalam bahaya!
Reuters pada tanggal 4 Oktober kemarin melaporkan bahwa Yahoo Inc ternyata sejak tahun lalu menyepakati dengan pejabat dinas rahasia AS untuk mengembangkan program software khusus dalam mesin web yang dimanfaatkan oleh pemerintah AS memata-matai email dan berbagai produk Yahoo lainnya. Sumber yang diwawancara Reuters menyatakan bahwa ini memungkinkan pengguna program tersebut mencari karakter, kata, dan frasa tertentu dengan sangat mudah pada jutaan email yang terdapat dalam database Yahoo.
Menurut sumber yang merupakan mantan karyawan Yahoo tersebut, keputusan CEO cantik Yahoo, Marissa Mayer, bekerja sama dengan pemerintah AS tersebut memantik pergolakan di jajaran direksi Yahoo, sehingga pada tahun 2015, Chief Information Security Officer Yahoo, Alex Stamos, keluar dari Yahoo. Stamos sendiri akhirnya direkrut oleh Facebook.
Stamos dan sebagian besar tim keamanan Yahoo merasa tersinggung karena pemasangan algoritma atas permintaan Pemerintah AS ini tidak berdasarkan izin ataupun pengetahuan mereka. Bahkan pada bulan Mei 2015, tim keamanan mengira ini adalah upaya hacker untuk meretas Yahoo secara besar-besaran, bahkan berupaya menghentikannya sebelum akhirnya mengetahui bahwa program tersebut ternyata ditanam atas otorisasi Mayer secara langsung.
Alasan Yahoo dalam hal ini sangat sederhana: “Kami adalah perusahaan yang taat hukum, dan mematuhi hukum Amerika Serikat”.
Efeknya? Laporan Yahoo bulan lalu menyatakan bahwa hacker yang ‘menumpang’ pada program yang ‘disponsori pemerintah’ ini berhasil mengakses lebih dari 500 juta akun pelanggan sejak tahun 2014. Terungkapnya bobrok Yahoo ini menjadikan harga perusahaan web yang sempat menjadi nomor satu sedunia ini jatuh ke titik USD 4,8 miliar (dari USD 8 miliar tahun sebelumnya) dalam proses penawaran dengan Verizon Communications Inc.
Terkait insiden ini, berbagai tokoh di bidang IT dan web dimintai pendapatnya oleh para wartawan. Tim Cook dalam sebuah surat terbuka menyatakan bahwa Apple tidak pernah bekerja sama dengan lembaga pemerintah dari negara mana pun untuk membuat ‘backdoor’ dalam produk atau layanan yang mereka berikan, dan tidak akan pernah melakukannya.
Juru bicara Microsoft menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah melakukan pemindaian rahasia terhadap lalu lintas email ‘sebagaimana yang dilaporkan terkait Yahoo’.
Sementara itu perwakilan Google menyatakan bahwa mereka tidak pernah menerima permintaan semacam itu, tapi jawaban perusahaan adalah: Tidak!
Twitter bahkan mengambil langkah lebih jauh. Wu Wexler, Kepala komunikasi kebijakan publik Twitter menyatakan bahwa mereka saat ini mengajukan tuntutan hukum resmi kepada Departemen Hukum AS sejak 2014, guna menghindarkan ‘kewajiban’ mengizinkan pemerintah untuk membaca data pribadi pengguna Twitter.
Pendapat saya pribadi terkait kasus ini, jika kamu menggunakan Yahoo untuk bertukar informasi sensitif seperti data keuangan, paypal, dan sebagainya – Sebaiknya kamu beralih ke akun lain yang lebih aman, misalnya Outlook dari Microsoft, karena adanya ‘pintu belakang’ tersebut rentan untuk ikut dimanfaatkan hacker guna meretas data tersebut yang berujung pada kerugian keuangan untuk kamu atau perusahaan kamu.
Punya pendapat lain terkait kasus ini? Sumbangkan di kolom komentar!
Sumber:
Sam Biddle – Delete your Yahoo Account
Joseph Menn – Exclusive: Yahoo secretly scanned customer emails for US Intelligence
Lance Whitney – Verizon, AT&T reportedly to vie for Yahoo in final bidding