Spotify baru saja resmi mengumumkan bahwa jumlah pelanggan berbayar mereka telah mencapai angka 100 juta orang. Ini berarti nyaris dua kali lipat saingan utamanya, Apple Music. Ini berarti juga bahwa Spotify sukses mempertahankan mahkotanya sebagai raja layanan musik streaming!
Prestasi Spotify ini agak mengejutkan karena setahun yang lalu, Apple Music sempat mendekati jumlah pelanggan Spotify, bahkan di Amerika, jumlah pelanggan Apple Music sudah unggul dari Spotify.
Spotify pertama kali diluncurkan di Swedia pada tahun 2008. Setelah itu layanan musik streaming ini diluncurkan di Inggris dan Eropa, lanjut ke Amerika Serikat dan dunia pada tahun 2011.
Twit dari Jon Erlichman berikut mengungkap perkembangan jumlah pelanggan berbayar Spotify dari tahun ke tahun.
Spotify’s paid subscribers:
Mar 2019: 100 million
May 2018: 75 million
July 2017: 60 million
Mar 2017: 50 million
Sep 2016: 40 million
Jun 2015: 20 million
May 2014: 10 million
Dec 2012: 5 million
Mar 2011: 1 million
Jul 2010: 500,000
May 2008: 0— Jon Erlichman (@JonErlichman) April 29, 2019
Uniknya, perkembangan jumlah pelanggan ini justru berbanding terbalik dengan jumlah kerugian Spotify. Entah kenapa layanan musik ini masih terus merugi. Tercatat pada bulan Maret 2019 yang lalu, Spotify mengalami kerugian sebesar USD 158 juta, jumlah yang sebenarnya sudah cukup menurun jika dibandingkan dengan kerugian tahun lalu. Mungkin ini karena biaya pemeliharaan yang terus meningkat karena Spotify juga memberikan opsi gratisan untuk para penggunanya. Apple sendiri lebih tenang untuk bersaing dengan Spotify karena Apple Music tidak memiliki versi gratisan. Untuk menggunakan layanan streaming musik dari Apple ini, kita harus membayar per bulan.
Meskipun demikian, tentu saja ini merupakan catatan positif bagi investor yang mempercayakan modalnya pada Spotify. Setidaknya ada jaminan bahwa masa depan layanan ini akan lebih baik nantinya melihat jumlah pendapatan yang terus meningkat per tahun 2019 ini.
Sumber: MakeUseof