Seiring dengan berjalannya waktu, berbagai raksasa teknologi berusaha membuat password tidak relevan lagi. Seperti yang kamu lihat, saat ini untuk login tidak lagi 100 persen membutuhkan password. Login ke smartphone cukup pakai sidik jari, scan retina, iris, bahkan juga scan wajah. Berbagai aplikasi juga mulai mengintegrasikan sensor biometrik untuk login ke layanan mereka. Jika kamu punya akun Paypal, di smartphone kamu bisa langsung login dengan sidik jari tanpa harus memasukkan password. Bahkan di ponsel tertentu (seperti Samsung Galaxy yang punya fitur Samsung Pass misalnya), kamu bisa login ke berbagai website perbankan secara praktis melalui scan iris atau fingerprint.
Microsoft juga ikut dalam pergerakan ini. Di Windows 10 Micrososft memperkenalkan banyak sekali cara baru untuk login sebagai strategi untuk mengurangi penggunaan password, antara lain:
- Menggunakan sensor biometrik melalui Windows Hello, seperti sidik jari (fingerprint), wajah, retina, bahkan yang paling baru adalah menggunakan telapak tangan. (Baca: Kamu Bisa Unlock Laptop dengan Hanya Menggunakan Telapak Tangan)
- Menggunakan PIN
- Serta yang paling baru adalah memakai Authenticator App di Windows 10 S / S Mode (Baca: Fitur Baru di Windows 10 Insider Terbaru)
Bagi kamu yang belum tahu, di Windows 10 Spring Creators Update nanti, Microsoft akan menghilangkan kolom password di login screen Windows 10 S / S Mode. Hal ini bakal dilakukan bagi kamu yang mengaktifkan fitur Windows Hello.
Lalu bagaimana cara login jika tidak ada kolom password yang ditampilkan?
Jika laptop kamu dilengkapi sensor biometrik, maka kamu bisa login dengan sensor tersebut. Tetapi jika tidak maka kamu bisa login dengan PIN ataupun Authenticator App yang terinstall di ponsel kamu.
Dengan begitu maka password benar-benar dibuang dari login screen Windows 10 — dan jika strategi ini berhasil, bukan tidak mungkin bakal ditanamkan langsung di seluruh versi Windows 10 baik itu S Mode ataupun tidak.
Saya sendiri sudah hampir tidak pernah pakai password saat login di Windows 10 karena memanfaatkan fitur PIN yang lebih simple, pendek, dan mudah diingat daripada password Microsoft Account — dan tentu seandainya laptop saya punya sensor biometrik, pasti saya akan memilih untuk memakainya daripada harus mengetikkan PIN ataupun Password.
Berbagai website kini juga mengurangi penggunaan password dengan menyediakan fitur daftar / login menggunakan sosial media seperti Facebook, Twitter, bahkan Gmail, dsb.
Tetapi apakah berbagai upaya raksasa teknologi ini bisa membuat password benar-benar punah?
Password Masih Jadi Standar Dasar
Meskipun ada banyak sekali upaya untuk mengurangi penggunaan password, tetapi pada level dasar, password tetap menjadi standar utama.
Sebagai contoh, meskipun aplikasi Paypal di ponsel memungkinkan kita login dengan sidik jari, tetapi saat mendaftar tetap diminta password untuk otentikasi dasar.
Meskipun login Windows 10 bisa pakai biometrik dan sebagainya, tapi untuk mendaftar Microsoft Account juga tetap diminta password untuk otentikasi dasar.
Hal yang sama juga berlaku untuk sosial media ataupun email, meskipun kamu bisa login ke berbagai website dan layanan menggunakan otentikasi sosial media, tapi tetap untuk login ke sosial media dibutuhkan password.
Jadi sampai sekarang password tetap menjadi standar dasar otentikasi, dan ini akan tetap berlangsung dalam waktu yang sangat lama.
Password Paling Universal
Sampai saat ini keberadaan sensor biometrik masih terbatas pada perangkat-perangkat tertentu saja. Tidak semua laptop punya sensor biometrik seperti fingerprint dsb. Untuk ponsel memang mayoritas sudah dilengkapi sensor fingerprint, tapi harus kita akui bahwa password tetap menjadi metode otentikasi paling universal.
Kamu bisa menggunakan password di perangkat apapun, ada atau tidak sensor biometrik, tidak menjadi halangan.
Hal ini menjadikan password sebagai metode otentikasi universal yang bisa dipakai oleh semua orang dan sulit untuk tergantikan.
Password Masih yang Paling Aman
Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa password masih menjadi metode otentikasi yang paling aman? Untuk itu kita mau membicarakan sebuah contoh kasus yang ekstrim. Seandainya saja ada sesseorang yang ingin membuka akses di laptop kamu secara paksa, dan karena begitu pentingnya data didalamnya kamu ngotot tidak ingin memberikannya, maka password / pin adalah hal paling aman yang bisa kamu miliki. Hal ini karena password tersimpan di dalam ingatan kamu, dan tanpa kamu utarakan kepada seseorang, maka mustahil bagi mereka untuk tahu.
Hal ini berbeda dengan:
- Fingerprint, yang bisa saja dibuka jika kamu dibuat pingsan dan jari kamu langsung ditempelkan di sensor fingerprint.
- Iris scanner, yang ternyata (dalam kasus Samsung Galaxy S8) bisa ditipu menggunakan foto beresolusi tinggi dan pemasangan lensa kontak.
- dsb
Sedangkan password..?? Kalau kamu memang bersikukuh tidak ingin memberikan password tersebut apapun yang terjadi, maka mustahil bagi seseorang untuk mengeluarkannya dari ingatan kamu. Tapi tentu password juga otomatis menjadi lemah jika kamu tidak memilih password yang kuat. (Baca: Tips Membuat Password Super Kuat dari Microsoft)
Tiga hal diatas membuat password sulit untuk benar-benar punah meskipun penggunaannya terus digantikan oleh metode baru yang lebih cepat, praktis, dan efisien.
Fenomena ini sama seperti sosial media, messenger, serta berbagai media komunikasi online lain — yang meskipun lebih interaktif dan praktis digunakan, tetapi sulit untuk memusnahkan email yang sampai saat ini tetap menjadi dasar kebutuhan utama untuk mendaftar hampir semua jenis akun dan layanan.
Lalu bagaimana menurut kamu, akankah perkembangan fitur otentikasi dan sensor biometrik kedepannya mampu membuat password punah?
Bagikan pendapat kamu disini.